Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Menderita Hidrosefalus, Bayi 2,5 Tahun Butuh Uluran Tangan    

MERAUKE – Sisilia  Cornelia Yeuw, anak pasangan  dari Setefanus Yeuw dan Ludya Sumagai di usianya yang baru 2 tahun 6 bulan, cukup memprihatinkan. Pasalnya, ia  menderita hidrosefalus atau  pembesaran kepala. Senin (27/6), kemarin, ibu kandungnya mencoba membawa bayi tersebut ke pengobatan gratis yang sedang dilaksanakan Lanud JA Dimara Merauke dalam rangka Hari bakti TNI AU ke-75.

Ludia Sumagai, sang ibunda dari bayi tersebut menuturkan, anaknya yang lahir pada 17 Januari 2020 lalu di Kampung Maam, sekitar PT Dongin Prahbawa lahir secara normal dengan berat badan 3,2 Kg.

Namun pada saat berumur 3 minggu, mulai terjadi pembengkakan pada kepalanya.  Ludia Sumagai menjelaskan, dirinya sudah mencoba membawa buah hatinya tersebut ke RSUD Merauke untuk caiaran di dalam kepalanya dapat disedot, hanya saja, alat tersebut belum ada di RSUD Merauke sehingga dirujuk ke RSUD Jayapura.

Baca Juga :  Awasi Pelabuhan dari Penyelundupan Barang Terlarang

‘’Tapi karena masalah biaya yang tidak memungkinkan saya untuk berangkat, sehingga sampai sekarang saya masih belum bisa berangkat. Mudah-mudahan jalan Tuhan ada yang bisa membantu saya,’’harapnya.

Ludia Sumagai juga menjelaskan bahwa dirinya sudah mencoba membuat permohonan bantuan ke Pemkab Merauke, namun karena saat membawa permohonan ke kantor bupati, Bupati Merauke masih diluar daerah. ‘’Sehingga permohonan biaya itu belum saya masukkan,’’katanya.

Sementara itu, Mayor Yuli Nurhayati, dokter spesialis anak dari Lanud JA Dimara Merauke, setelah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bayi tersebut mengungkapkan, pembesaran kepala itu disebabkan adanya penyumbatan di dalam saluran otak.

‘’Normalnya setiap hari, otak akan memproduksi cairan. Dan cairan itu untuk membasahi otaknya, kemudian setelah selesai maka cairan itu dikeluarkan.Tapi karena ada penyumbatan sejak lahir, sedangkan cairan diproduksi setiap hari, sementara tidak ada pembuangan sehingga terjadi penumpukan dan menjadi besar,’’ katanya.

Baca Juga :  Mama-Mama Pedagang Asli Papua Gelar Aksi Demo ke MRPS

Kata Mayor dr. Yuli Nurhayati, penumpukan air tersebut menekan otak , menekan syaraf otak termasuk syaraf mata. Efek yang terjadi bisa terjadi kejang-kejang, maupun infeksi.

‘’Salah satu tata laksanakanya adalah harus dilakukan operasi. Operasi pemasangan selang. Tujuannya untuk mengalirkan cairan otak yang berlebihan tersebut. Biasanya dapat dialirkan ke rongga perut atau ke tempat lain yang bisa aman, sehingga mengurangi tekanan ke otaknya,’’ jelasnya.  

Ditambahkan, jika tidak segera dilakukan penanganan maka bisa mempengaruhi fungsi-fungsi lainnya, termasuk nutrisi akan terganggu. ‘’Tentunya makan akan terganggu dan berdampak pada nutrisi anak  yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya,’’jelasnya. Karena itu, tambahnya, bayi tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki alat untuk penyedotan dan dilakukan operasi. (ulo/tho)   

MERAUKE – Sisilia  Cornelia Yeuw, anak pasangan  dari Setefanus Yeuw dan Ludya Sumagai di usianya yang baru 2 tahun 6 bulan, cukup memprihatinkan. Pasalnya, ia  menderita hidrosefalus atau  pembesaran kepala. Senin (27/6), kemarin, ibu kandungnya mencoba membawa bayi tersebut ke pengobatan gratis yang sedang dilaksanakan Lanud JA Dimara Merauke dalam rangka Hari bakti TNI AU ke-75.

Ludia Sumagai, sang ibunda dari bayi tersebut menuturkan, anaknya yang lahir pada 17 Januari 2020 lalu di Kampung Maam, sekitar PT Dongin Prahbawa lahir secara normal dengan berat badan 3,2 Kg.

Namun pada saat berumur 3 minggu, mulai terjadi pembengkakan pada kepalanya.  Ludia Sumagai menjelaskan, dirinya sudah mencoba membawa buah hatinya tersebut ke RSUD Merauke untuk caiaran di dalam kepalanya dapat disedot, hanya saja, alat tersebut belum ada di RSUD Merauke sehingga dirujuk ke RSUD Jayapura.

Baca Juga :  Mama-Mama Pedagang Asli Papua Gelar Aksi Demo ke MRPS

‘’Tapi karena masalah biaya yang tidak memungkinkan saya untuk berangkat, sehingga sampai sekarang saya masih belum bisa berangkat. Mudah-mudahan jalan Tuhan ada yang bisa membantu saya,’’harapnya.

Ludia Sumagai juga menjelaskan bahwa dirinya sudah mencoba membuat permohonan bantuan ke Pemkab Merauke, namun karena saat membawa permohonan ke kantor bupati, Bupati Merauke masih diluar daerah. ‘’Sehingga permohonan biaya itu belum saya masukkan,’’katanya.

Sementara itu, Mayor Yuli Nurhayati, dokter spesialis anak dari Lanud JA Dimara Merauke, setelah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bayi tersebut mengungkapkan, pembesaran kepala itu disebabkan adanya penyumbatan di dalam saluran otak.

‘’Normalnya setiap hari, otak akan memproduksi cairan. Dan cairan itu untuk membasahi otaknya, kemudian setelah selesai maka cairan itu dikeluarkan.Tapi karena ada penyumbatan sejak lahir, sedangkan cairan diproduksi setiap hari, sementara tidak ada pembuangan sehingga terjadi penumpukan dan menjadi besar,’’ katanya.

Baca Juga :  Polres Merauke Dalami Kepemilikan Teripang Ilegal 

Kata Mayor dr. Yuli Nurhayati, penumpukan air tersebut menekan otak , menekan syaraf otak termasuk syaraf mata. Efek yang terjadi bisa terjadi kejang-kejang, maupun infeksi.

‘’Salah satu tata laksanakanya adalah harus dilakukan operasi. Operasi pemasangan selang. Tujuannya untuk mengalirkan cairan otak yang berlebihan tersebut. Biasanya dapat dialirkan ke rongga perut atau ke tempat lain yang bisa aman, sehingga mengurangi tekanan ke otaknya,’’ jelasnya.  

Ditambahkan, jika tidak segera dilakukan penanganan maka bisa mempengaruhi fungsi-fungsi lainnya, termasuk nutrisi akan terganggu. ‘’Tentunya makan akan terganggu dan berdampak pada nutrisi anak  yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya,’’jelasnya. Karena itu, tambahnya, bayi tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki alat untuk penyedotan dan dilakukan operasi. (ulo/tho)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya