Sunday, March 30, 2025
32.7 C
Jayapura

Kembali Bernostalgia Masa Kecil, Gubernur Apolo Safanpo Kunjungi Kampung Yapem 

‘’Waktu kecil,  saya pernah sekolah di kampung ini.  Waktu itu kelas I SD. Kami biasa jalan kaki dari muara ini sampai Kali sana  dan jalan kaki sampai di Agats,’’ katanya sambil menunjuk arah yang dimaksud.

   Di muara kali kecil itu, lanjutnya Apolo Safanpo, tidak ada lumpur. Dan disekitar Pantai daerah itu ada pasir hitam yang dalam Bahasa setempat dinamakan Takpom.

‘’Takpom itu kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ketimun hutan. Ketimun yang tidak ditanam dan tumbuh sendiri  dan ketika pulang sekolah buah tersebut dipetik dan dimakan untuk ganjal perut.

‘’Apakah itu masih adakah,’’ tanya Apolo Safanpo yang dijawab masyarakat masih ada. ‘’Itu luar biasa,’’ timpal Apolo Safanpo.

Baca Juga :  Yayasan Seminari KAMe Susun Program Kerja

Jadi Masyarakat Yepem, tambah Gubernur Apolo Safanpo memberikan konstribusi yang sangat besar dalam sistem penyediaan air minum di Kota Agats, sebagai ibukota Kabupaten Asmat.

‘’Jadi dalam rangka safari Ramadan, saya menyempatkan diri hadir di Kampung Yepem. Karena saya merasa sudah lama dan merasa rindu untuk hadir di sini (Kampung Yepem) bertemu dengan orang tua, bapak mama, kakak adik dan anak-anak dan saudara-saudara semua. Karena dulu kecil saya pernah tinggal di Kampung Yepem, pernah makan disini, pernah minum disini, pernah menangis. Jadi saya kembali bernostalgia masa-masa lalu,’’ pungkasnya. (ulo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Baca Juga :  Mesin Kapal Meledak, 1 ABK Hilang, 1 Luka Bakar

‘’Waktu kecil,  saya pernah sekolah di kampung ini.  Waktu itu kelas I SD. Kami biasa jalan kaki dari muara ini sampai Kali sana  dan jalan kaki sampai di Agats,’’ katanya sambil menunjuk arah yang dimaksud.

   Di muara kali kecil itu, lanjutnya Apolo Safanpo, tidak ada lumpur. Dan disekitar Pantai daerah itu ada pasir hitam yang dalam Bahasa setempat dinamakan Takpom.

‘’Takpom itu kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, ketimun hutan. Ketimun yang tidak ditanam dan tumbuh sendiri  dan ketika pulang sekolah buah tersebut dipetik dan dimakan untuk ganjal perut.

‘’Apakah itu masih adakah,’’ tanya Apolo Safanpo yang dijawab masyarakat masih ada. ‘’Itu luar biasa,’’ timpal Apolo Safanpo.

Baca Juga :  Yayasan Seminari KAMe Susun Program Kerja

Jadi Masyarakat Yepem, tambah Gubernur Apolo Safanpo memberikan konstribusi yang sangat besar dalam sistem penyediaan air minum di Kota Agats, sebagai ibukota Kabupaten Asmat.

‘’Jadi dalam rangka safari Ramadan, saya menyempatkan diri hadir di Kampung Yepem. Karena saya merasa sudah lama dan merasa rindu untuk hadir di sini (Kampung Yepem) bertemu dengan orang tua, bapak mama, kakak adik dan anak-anak dan saudara-saudara semua. Karena dulu kecil saya pernah tinggal di Kampung Yepem, pernah makan disini, pernah minum disini, pernah menangis. Jadi saya kembali bernostalgia masa-masa lalu,’’ pungkasnya. (ulo/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Baca Juga :  Mesin Kapal Meledak, 1 ABK Hilang, 1 Luka Bakar

Berita Terbaru

Artikel Lainnya