Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Sejumlah Distrik Masih Ditemukan Prambusia

MERAUKE-Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  dr Inge Selvia menjelaskan bahwa   masih ada sejumlah   distrik di Kabupaten  Merauke yang ditemukan adanya   kasus prambusia.   Distrik   tersebut yang masih ditemukan adanya prambusia adalah  Tubang, Tabonji, kemudian Distrik Merauke,   Kumbe dan Kurik. 

  “Masih ada sejumlah distrik  yang ditemukan adanya prambusia  di Merauke  tersebut,’’ kata  dr. Inge Silvia kepada media   ini disela-sela  sosialiasi  zero survey  Prambusia  di Merauke, Selasa (19/11).  

  Inge Silvia  menjelaskan bahwa dari Kementerian   Kesehatan  akan melakukan survey zero prambusia   dengan mengambil sampel   darah seorang penderia di  Gudang Arang, Kelurahan Kamahedoga-Merauke. Jika    nantinya dalam  survey  tersebut  tidak ditemukan lagi kuman prambosia maka  pada tahun 2020  mendatang Merauke  dinyatakan eradikasi prambusia.   

Baca Juga :  Kejari Merauke Hentikan Penuntutan Dua Perkara Penganiayaan

  Sebenarnya  kata dia,   Merauke  masuk eradikasi  prambusia di tahun 2019, namun karena masih  ditemukan  adanya  penderia prambusia tersebut   maka selama 3 tahun berturut-turut dilakukan  survey zero prambusia. ‘’Tahun 2019    ini merupakan tahun ketiga dilakukan  zero survey  prambusia,’’   tandasnya.  

  Dijelaskan, jika   nantinya  Merauke sudah  dinyatakan eradikasi maka  tidak boleh ada kasus baru  lagi.   ‘’Karena eradikasi dan eliminasi beda. Kalau eliminasi, jumlahnya yang ditekan. Jumlahnya di bawah 1 persen. Tapi namanya  eradikasi, tidak boleh ada kasus baru. Jadi   habis  begitu atau zero. Tapi, kalau   dalam    survey ini nanti masih  ditemukan ada kasus prambusia maka   Merauke  belum bisa   masuk  eradikasi,’’ terangnya.

    Dikatakan, kegiatan menuju eradikasi ini dimulai  sejak tahun 2014. Dimana Kementerian kesehatan memetakan daerah-daerah    yang masih ditemukan prambusia. ‘’kemudian tahun 2014, tahun  2015   diberikan pemberian obat pencengahan secara massal. Nah, setelah dua tahun  berturut-turut diberikan, kemudian 3 tahun   berturut-turut dilakukan  zero survey  prambusia. Kalau di tahun ini    masih ditemukan adanya prambusia, maka kita belum mencapai eradikasi,’’ tandasnya.   

Baca Juga :  Seorang Pemuda Ditemukan Tak Bernyawa

    Penyakit prambusia, tambah dr Inge Silvia adalah penyakit   adanya luka   tunggal  pada anak sampai umur  15 tahun yang   bernanah tidak  sembuh-sembuh  yang   dapat menyebabkan kerusakan dan cacat. Namun untuk menentukan  sebuah luka  pada anak  apakah prambusia atau bukan    harus melalui pemeriksaan  laboratorium. ‘’Tidak bisa menerka-nerka. Harus lewat pemeriksaan laboratorium,’’ tandasnya. (ulo/tri)    

MERAUKE-Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke  dr Inge Selvia menjelaskan bahwa   masih ada sejumlah   distrik di Kabupaten  Merauke yang ditemukan adanya   kasus prambusia.   Distrik   tersebut yang masih ditemukan adanya prambusia adalah  Tubang, Tabonji, kemudian Distrik Merauke,   Kumbe dan Kurik. 

  “Masih ada sejumlah distrik  yang ditemukan adanya prambusia  di Merauke  tersebut,’’ kata  dr. Inge Silvia kepada media   ini disela-sela  sosialiasi  zero survey  Prambusia  di Merauke, Selasa (19/11).  

  Inge Silvia  menjelaskan bahwa dari Kementerian   Kesehatan  akan melakukan survey zero prambusia   dengan mengambil sampel   darah seorang penderia di  Gudang Arang, Kelurahan Kamahedoga-Merauke. Jika    nantinya dalam  survey  tersebut  tidak ditemukan lagi kuman prambosia maka  pada tahun 2020  mendatang Merauke  dinyatakan eradikasi prambusia.   

Baca Juga :  Tiga Penyelundup Teripang Ilegal Ditahan 20 Hari 

  Sebenarnya  kata dia,   Merauke  masuk eradikasi  prambusia di tahun 2019, namun karena masih  ditemukan  adanya  penderia prambusia tersebut   maka selama 3 tahun berturut-turut dilakukan  survey zero prambusia. ‘’Tahun 2019    ini merupakan tahun ketiga dilakukan  zero survey  prambusia,’’   tandasnya.  

  Dijelaskan, jika   nantinya  Merauke sudah  dinyatakan eradikasi maka  tidak boleh ada kasus baru  lagi.   ‘’Karena eradikasi dan eliminasi beda. Kalau eliminasi, jumlahnya yang ditekan. Jumlahnya di bawah 1 persen. Tapi namanya  eradikasi, tidak boleh ada kasus baru. Jadi   habis  begitu atau zero. Tapi, kalau   dalam    survey ini nanti masih  ditemukan ada kasus prambusia maka   Merauke  belum bisa   masuk  eradikasi,’’ terangnya.

    Dikatakan, kegiatan menuju eradikasi ini dimulai  sejak tahun 2014. Dimana Kementerian kesehatan memetakan daerah-daerah    yang masih ditemukan prambusia. ‘’kemudian tahun 2014, tahun  2015   diberikan pemberian obat pencengahan secara massal. Nah, setelah dua tahun  berturut-turut diberikan, kemudian 3 tahun   berturut-turut dilakukan  zero survey  prambusia. Kalau di tahun ini    masih ditemukan adanya prambusia, maka kita belum mencapai eradikasi,’’ tandasnya.   

Baca Juga :  Program Kegiatan 2021 Tetap Fokus Tiga Sektor

    Penyakit prambusia, tambah dr Inge Silvia adalah penyakit   adanya luka   tunggal  pada anak sampai umur  15 tahun yang   bernanah tidak  sembuh-sembuh  yang   dapat menyebabkan kerusakan dan cacat. Namun untuk menentukan  sebuah luka  pada anak  apakah prambusia atau bukan    harus melalui pemeriksaan  laboratorium. ‘’Tidak bisa menerka-nerka. Harus lewat pemeriksaan laboratorium,’’ tandasnya. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya