MERAUKE- Kendati sudah ada persetujuan dari Perum Bulog Pusat untuk kembali membeli beras petani di Merauke, tidak membuat Perum Bulog Merauke langsung merespon persetujuan tersebut dengan melakukan pembelian beras dari Petani.
Kepala Perum Bulog Merauke Djabituddin mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah dapat surat dari Direksi Pembelian Perum Bulog Pusat untuk pembelian beras kembali dari petani di Merauke tersebut. Namun pihaknya masih menungu intruksi atau fax persetujuan yang ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog.
‘’Resminya itu kalau intruksi itu sudah disetujui oleh Direktur Utama Perum Bulog. Sudah ada surat dari direksi pembelian tapi itu masih sifatnya interen Bulog. Tapi surat atau fax itu sudah ditandatangani oleh direktur utama maka kita akan segera mengirim pesan dalam group whatshapp agar mitra kita segera menyiapkan beras mereka. Kita akan buka pembelian selebar-lebarnya kalau surat dari Direktur Utama sudah ada,’’ kata Djabiruddin saat dihubungi Cenderawasih Pos lewat telepon selulernya, Jumat (18/9).
Sebab lanjut dia, jika belum ada surat persetujuan dari direktur iutama kemudian dilakukan pembelian beras dan ternyata tidak mendapat persetujuan. ‘’Maka siapa yang akan bertanggung jawab,’’ katanya.
Karena itu, ia meminta masyarakat terutama petani bersabar sambil menunggu surat persetujuan dari direktur utama bulog. Sebagaimana diketahui, meski Bulog Merauke sempat membeli beras dari petani namun sekitar bulan Juli 2020 lalu Bulog Merauke tidak lagi membeli. Tapi hanya gabah kering.
Namun persoalannya petani di Merauke tidak menjual gabah kering karena merasa dirugikan. Akibatnya, hasil panen petani Merauke tidak terserap pasar. Melihat jeritan petani ini membuat Komisi B DPRD Merauke mendatangi DPR RI dan Perum Bulog untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi petani Merauke tersebut. Hasilnya, Bulog menyetujui pembelian beras kembali dari petani dan untuk kebutuhan Bulog di Papua akan disuplay dari Merauke. (ulo/tri)
MERAUKE- Kendati sudah ada persetujuan dari Perum Bulog Pusat untuk kembali membeli beras petani di Merauke, tidak membuat Perum Bulog Merauke langsung merespon persetujuan tersebut dengan melakukan pembelian beras dari Petani.
Kepala Perum Bulog Merauke Djabituddin mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah dapat surat dari Direksi Pembelian Perum Bulog Pusat untuk pembelian beras kembali dari petani di Merauke tersebut. Namun pihaknya masih menungu intruksi atau fax persetujuan yang ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog.
‘’Resminya itu kalau intruksi itu sudah disetujui oleh Direktur Utama Perum Bulog. Sudah ada surat dari direksi pembelian tapi itu masih sifatnya interen Bulog. Tapi surat atau fax itu sudah ditandatangani oleh direktur utama maka kita akan segera mengirim pesan dalam group whatshapp agar mitra kita segera menyiapkan beras mereka. Kita akan buka pembelian selebar-lebarnya kalau surat dari Direktur Utama sudah ada,’’ kata Djabiruddin saat dihubungi Cenderawasih Pos lewat telepon selulernya, Jumat (18/9).
Sebab lanjut dia, jika belum ada surat persetujuan dari direktur iutama kemudian dilakukan pembelian beras dan ternyata tidak mendapat persetujuan. ‘’Maka siapa yang akan bertanggung jawab,’’ katanya.
Karena itu, ia meminta masyarakat terutama petani bersabar sambil menunggu surat persetujuan dari direktur utama bulog. Sebagaimana diketahui, meski Bulog Merauke sempat membeli beras dari petani namun sekitar bulan Juli 2020 lalu Bulog Merauke tidak lagi membeli. Tapi hanya gabah kering.
Namun persoalannya petani di Merauke tidak menjual gabah kering karena merasa dirugikan. Akibatnya, hasil panen petani Merauke tidak terserap pasar. Melihat jeritan petani ini membuat Komisi B DPRD Merauke mendatangi DPR RI dan Perum Bulog untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi petani Merauke tersebut. Hasilnya, Bulog menyetujui pembelian beras kembali dari petani dan untuk kebutuhan Bulog di Papua akan disuplay dari Merauke. (ulo/tri)