Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Turkam di Kurik Lima, Warga Keluhkan Jalan Rusak dan Harga Beras

Termasuk Masalah Pupuk Subsidi yang Terbatas

MERAUKE-Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT, mulai Turun Kampung (Turkam) di 7 titik yang diawali di Kampung Sukamaju, Kurik 5 kemudian Kampung Anumbob Kurik 4 dan Padang Raharja, Distrik Malind, Kamis (20/5).

Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan, S. Sos, M. Pd dan sejumlah pimpinan OPD ikut mendampingi bupati pada Turkam perdana ini. Dandim 1707/Merauke Letkol Czi Muh. Rois dan Kabag Ops Kompol Viky Pandu juga ikut dalam Turkam.

Di sela-sela pertemuannya dengan warga, bupati mengatakan, pembangunan memang tidak bisa maju begitu cepat. Setelah dirinya turun pada periode pertama, APBD yang ditinggalkan sudah mencapai Rp 2,2 triliun. Tapi setelah dilantik pada periode APBD tinggal Rp 1,8 triliun. Setelah memimpin kembali 3 bulan, APBD mulai perlahan naik dan menjadi Rp Rp 2,1 triliun.

“Persoalannya memang sangat besar. Dulu tinggalkan TSM sudah diaspal dan sekarang sudah rusak. Begitu juga jalan sampai ke Kurik Lima rusak. Tapi saya Romanus Mbaraka akan cari jalan untuk kalian tidak sengsara, mudah-mudahan saya bisa mendapatkan pinjaman Rp 200 miliar dari Bank Papua untuk perbaiki semua jalan yang rusak di Merauke, ” kata bupati.

Baca Juga :  Penerbangan Asmat-Merauke Minim Penumpang

Pada saat dialog, masyarakat meminta pemerintah mengawal pemasaran dan harga beras di tingkat petani. Karena menurut petani, harga beras di tingkat petani masih berkisar Rp 7.500/Kg, sementara di lokasi lain sudah Rp 8.000/Kg. Harga yang masih rendah ini menurut masyarakat disebabkan jalan yang rusak. Masyarakat Kurik 5, 6 dan Kampung Kalili, juga mengeluhkan soal pupuk subsidi yang sangat terbatas, sedangkan pupuk non subsidi sangat mahal.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Romanus menjelaskan, masalah pupuk ini menjadi masalah nasional. Karena sejumlah negara seperti Thailand dan China yang mengimpor pupuk ke Indonesia selama ini mulai mengurangi bahkan tidak mengekspor pupuk ke negara lain. “Tapi tahun ini kita alokasikan Rp 3 miliar untuk pupuk dan memang ini tidak cukup,” jelasnya.

Baca Juga :  SAR Siapkan Tunas Muda Peduli Kemanusiaan 

Dikatakan, alokasi pupuk ini bisa dilakukan setelah komunikasi dengan Menteri Pertanian, ternyata daerah bisa pengadaan pupuk. “Dan ini akan kita coba dan komunikasikan dengan BPK,” terangnya.

Soal kualitas beras, bupati menjelaskan, akan mengembangkan beberapa driyer atau mesin pengering. “Tapi diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan mesin pengering tersebut. Kita akan bangun pengering sehingga kualitas beras petani bisa diperbaiki,” terangnya.

Bupati Romanus juga menyampaikan kepada warga bahwa sekitar Juni atau Juli Provinsi Papua Selatan akan datang.” Kita berdoa agar provinsi segera datang sehingga beban pembangunan lebih ringan. Karena ketika provinsi datang, pembiayaan bertambah, pengurusan semakin gampang, lowongan kerja akan terbuka. Karena provinsi datang maka urusan pangan dan urusan pupuk dan sebagainya akan lebih ringan,”pungkasnya. (ulo/tho)

Termasuk Masalah Pupuk Subsidi yang Terbatas

MERAUKE-Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT, mulai Turun Kampung (Turkam) di 7 titik yang diawali di Kampung Sukamaju, Kurik 5 kemudian Kampung Anumbob Kurik 4 dan Padang Raharja, Distrik Malind, Kamis (20/5).

Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan, S. Sos, M. Pd dan sejumlah pimpinan OPD ikut mendampingi bupati pada Turkam perdana ini. Dandim 1707/Merauke Letkol Czi Muh. Rois dan Kabag Ops Kompol Viky Pandu juga ikut dalam Turkam.

Di sela-sela pertemuannya dengan warga, bupati mengatakan, pembangunan memang tidak bisa maju begitu cepat. Setelah dirinya turun pada periode pertama, APBD yang ditinggalkan sudah mencapai Rp 2,2 triliun. Tapi setelah dilantik pada periode APBD tinggal Rp 1,8 triliun. Setelah memimpin kembali 3 bulan, APBD mulai perlahan naik dan menjadi Rp Rp 2,1 triliun.

“Persoalannya memang sangat besar. Dulu tinggalkan TSM sudah diaspal dan sekarang sudah rusak. Begitu juga jalan sampai ke Kurik Lima rusak. Tapi saya Romanus Mbaraka akan cari jalan untuk kalian tidak sengsara, mudah-mudahan saya bisa mendapatkan pinjaman Rp 200 miliar dari Bank Papua untuk perbaiki semua jalan yang rusak di Merauke, ” kata bupati.

Baca Juga :  Pemkab Tetap Bayarkan Jaminan Kesehatan dan Tenaga Kerja

Pada saat dialog, masyarakat meminta pemerintah mengawal pemasaran dan harga beras di tingkat petani. Karena menurut petani, harga beras di tingkat petani masih berkisar Rp 7.500/Kg, sementara di lokasi lain sudah Rp 8.000/Kg. Harga yang masih rendah ini menurut masyarakat disebabkan jalan yang rusak. Masyarakat Kurik 5, 6 dan Kampung Kalili, juga mengeluhkan soal pupuk subsidi yang sangat terbatas, sedangkan pupuk non subsidi sangat mahal.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Romanus menjelaskan, masalah pupuk ini menjadi masalah nasional. Karena sejumlah negara seperti Thailand dan China yang mengimpor pupuk ke Indonesia selama ini mulai mengurangi bahkan tidak mengekspor pupuk ke negara lain. “Tapi tahun ini kita alokasikan Rp 3 miliar untuk pupuk dan memang ini tidak cukup,” jelasnya.

Baca Juga :  Pria Paro Baya Ditemukan Tewas Gantung Diri

Dikatakan, alokasi pupuk ini bisa dilakukan setelah komunikasi dengan Menteri Pertanian, ternyata daerah bisa pengadaan pupuk. “Dan ini akan kita coba dan komunikasikan dengan BPK,” terangnya.

Soal kualitas beras, bupati menjelaskan, akan mengembangkan beberapa driyer atau mesin pengering. “Tapi diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan mesin pengering tersebut. Kita akan bangun pengering sehingga kualitas beras petani bisa diperbaiki,” terangnya.

Bupati Romanus juga menyampaikan kepada warga bahwa sekitar Juni atau Juli Provinsi Papua Selatan akan datang.” Kita berdoa agar provinsi segera datang sehingga beban pembangunan lebih ringan. Karena ketika provinsi datang, pembiayaan bertambah, pengurusan semakin gampang, lowongan kerja akan terbuka. Karena provinsi datang maka urusan pangan dan urusan pupuk dan sebagainya akan lebih ringan,”pungkasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya