Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

2022, Angka Kematian Ibu Melahirkan Meningkat

MERAUKE- Angka kematian ibu hamil saat melahirkan di tahun 2022 lalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan.  Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT mengungkapkan, Tahun 2022  lalu,  angka kematian ibu  hamil yang melahirkan 11 orang.

‘’Angka kematian ibu  hamil melahirkan di tahun 2022 mengalami peningkatan,’’ kata  bupati Romanus Mbaraka, saat membuka pelatihan Widwiferh Update bagi 70 bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia Cabang Merauke,  Jumat, (17/3), lalu.

  Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile Muskita mengaku, jumlah tersebut ekuivalen dengan 270 kelahiran per 100.000 jiwa penduduk. ‘’Di tahun 2022 kemarin, memang terjadi  kenaikan ibu hamil saat melahirkan. Dari 9 kematian di tahun 2021 menjadi 11 kematian di tahun 2022,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Pencurian di  KM Tatamailau Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Tentunya,  lanjut Nevile Muskita, adanya peningkatan ini menjadi catatan dan evaluasi  bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan  kepada masyarakat.

   Mantan Direktur RSUD Merauke ini menjelaskan, banyak penyebab kematian ibu hamil saat melahirkan tersebut.  ‘’Sekitar 20 persen dari ibu hamil memiliki resiko tinggi. Artinya, kemungkinan komplikasinya  ada.

Nah, itu yang harus kita deteksi sejak awal, supaya resiko tinggi atau komplikasi  tinggi yang ditimbulkan akibat persalinan kita tekan seminimal mungkin sehingga,’’ jelasnya.

Namun lanjut dia, untuk di Indonesia, sebagian besar kematian akibat pendarahan,  hipertensi  dalam kehamilan, kemudian infeksi  dan sebagainya.

Salah satu ibu hamil yang dilaporkan meninggal  adalah seorang perempuan yang berusia masih sangat muda  berumur 14 tahun.  ‘’Kemungkinan punya pinggul kecil, sehingga bayi susah keluar,’’ katanya.

Baca Juga :  Stok Beras Bulog Hadapi Lebaran Cukup 

Saat itu,  bidan di Puskesmas mau rujuk, namun  cuaca di laut  saat itu lagi esktrim sehingga  korban tidak dapat dirujuk, menyebabkan meninggal saat melahirkan.

‘’Kalau masih ada pesawat kecil yang dimiliki MAF seperti dulu yang bisa  landing di air, itu bisa dicarter. Tapi sekarang pesawat itu  sudah tidak ada, sehingga kita kesulitan di  alat transportasi,’’tandasnya. (ulo/tho)

MERAUKE- Angka kematian ibu hamil saat melahirkan di tahun 2022 lalu mengalami peningkatan yang cukup signifikan.  Bupati Merauke Drs Romanus Mbaraka, MT mengungkapkan, Tahun 2022  lalu,  angka kematian ibu  hamil yang melahirkan 11 orang.

‘’Angka kematian ibu  hamil melahirkan di tahun 2022 mengalami peningkatan,’’ kata  bupati Romanus Mbaraka, saat membuka pelatihan Widwiferh Update bagi 70 bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia Cabang Merauke,  Jumat, (17/3), lalu.

  Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke, dr. Nevile Muskita mengaku, jumlah tersebut ekuivalen dengan 270 kelahiran per 100.000 jiwa penduduk. ‘’Di tahun 2022 kemarin, memang terjadi  kenaikan ibu hamil saat melahirkan. Dari 9 kematian di tahun 2021 menjadi 11 kematian di tahun 2022,’’ jelasnya.

Baca Juga :  RAPBD Merauke Bertambah Rp 223 Miliar Lebih 

Tentunya,  lanjut Nevile Muskita, adanya peningkatan ini menjadi catatan dan evaluasi  bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan  kepada masyarakat.

   Mantan Direktur RSUD Merauke ini menjelaskan, banyak penyebab kematian ibu hamil saat melahirkan tersebut.  ‘’Sekitar 20 persen dari ibu hamil memiliki resiko tinggi. Artinya, kemungkinan komplikasinya  ada.

Nah, itu yang harus kita deteksi sejak awal, supaya resiko tinggi atau komplikasi  tinggi yang ditimbulkan akibat persalinan kita tekan seminimal mungkin sehingga,’’ jelasnya.

Namun lanjut dia, untuk di Indonesia, sebagian besar kematian akibat pendarahan,  hipertensi  dalam kehamilan, kemudian infeksi  dan sebagainya.

Salah satu ibu hamil yang dilaporkan meninggal  adalah seorang perempuan yang berusia masih sangat muda  berumur 14 tahun.  ‘’Kemungkinan punya pinggul kecil, sehingga bayi susah keluar,’’ katanya.

Baca Juga :  Merauke Miliki 6 Kawasan Konservasi

Saat itu,  bidan di Puskesmas mau rujuk, namun  cuaca di laut  saat itu lagi esktrim sehingga  korban tidak dapat dirujuk, menyebabkan meninggal saat melahirkan.

‘’Kalau masih ada pesawat kecil yang dimiliki MAF seperti dulu yang bisa  landing di air, itu bisa dicarter. Tapi sekarang pesawat itu  sudah tidak ada, sehingga kita kesulitan di  alat transportasi,’’tandasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya