Pelatihan pemadaman kebakaran yang dilakukan oleh Tim Pemadam Kebakaran dari 3 regu wilayah pemadaman kebakaran, kemarin. ( FOTO : Humas Polres Merauke for Radar Merauke)
MERAUKE- Memasuki musim kemarau di Merauke saat ini, Kapolsek Jagebob Ipda Sukirno, S.Sos meminta warga untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan. Imbauan ini disampaikan saat Kapolres mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke kerja sama dengan unsur Tripika Distrik Jagebob di Balai Kampung Kartini, Distrik Jagebob, Selasa (18/6), kemarin.
“Saya mengimbau kepada kita semua untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan,” ujar Kapolsek di hadapan peserta sosialisasi yang berjumlah sekitar 50 orang baik aparat kampung, tokoh masyarakat, tokoh agama,pemuda dan perwakilan gtiap kampung yang ada di Distrik Jagebob.
Menurut Kapolsek, pada pertemuan tersebut untuk kawasan Distrik Jagebob telah dibentuk 3 regu pemadam tingkat kampung yakni untuk regu pertama untuk kawasan bawah meliputi Kampung Kamno Sari , Agrindo, Jagebob Raya, Mimi Baru, dan Wenda Sari dengan ketua Tim Regu Ponidi. Selanjutnya , regu kedua kawasan tengah meliputi kampung Poo, Angger Permegi, Kampung Kartini, Nalkin, Makarti Jaya dengan ketua tim Nasar. Sementara regu ketiga dengan kawasan atas meliputi Kampung Yemunain Jaya, Obaat Throw, Melin Megikar, Blandin Kakayo dengan ketua Tim Sutejo.
Dikatakan bahwa untuk setiap tim tersebut beranggotakan kurang lebih 15 orang. Hal ini diharapkan agar pada musim panas atau kemarau bisa mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan serta menjadi tim pertama yang datang untuk memadamkan api bila di kawasannya ada kebakaran lahan dan hutan. Selanjutnya dilakukan pelatihan awal pemadaman api, jika terjadi kebakaran dan pengenalan alat-alat pemadaman kebakaran.
Diketahui, pada tahun 2015 lalu, Kabupaten Merauke merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjadi sorotan. Karena kebakaran lahan dan hutan tersebut memberi dampak asap sampai di Kabupaten Mimika. Bahkan beberapa kali penerbangan di Mimika ditutup akibat kabut asap tebal kiriman dari Merauke dan Mappi. (ulo/tri)
Pelatihan pemadaman kebakaran yang dilakukan oleh Tim Pemadam Kebakaran dari 3 regu wilayah pemadaman kebakaran, kemarin. ( FOTO : Humas Polres Merauke for Radar Merauke)
MERAUKE- Memasuki musim kemarau di Merauke saat ini, Kapolsek Jagebob Ipda Sukirno, S.Sos meminta warga untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan. Imbauan ini disampaikan saat Kapolres mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke kerja sama dengan unsur Tripika Distrik Jagebob di Balai Kampung Kartini, Distrik Jagebob, Selasa (18/6), kemarin.
“Saya mengimbau kepada kita semua untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan,” ujar Kapolsek di hadapan peserta sosialisasi yang berjumlah sekitar 50 orang baik aparat kampung, tokoh masyarakat, tokoh agama,pemuda dan perwakilan gtiap kampung yang ada di Distrik Jagebob.
Menurut Kapolsek, pada pertemuan tersebut untuk kawasan Distrik Jagebob telah dibentuk 3 regu pemadam tingkat kampung yakni untuk regu pertama untuk kawasan bawah meliputi Kampung Kamno Sari , Agrindo, Jagebob Raya, Mimi Baru, dan Wenda Sari dengan ketua Tim Regu Ponidi. Selanjutnya , regu kedua kawasan tengah meliputi kampung Poo, Angger Permegi, Kampung Kartini, Nalkin, Makarti Jaya dengan ketua tim Nasar. Sementara regu ketiga dengan kawasan atas meliputi Kampung Yemunain Jaya, Obaat Throw, Melin Megikar, Blandin Kakayo dengan ketua Tim Sutejo.
Dikatakan bahwa untuk setiap tim tersebut beranggotakan kurang lebih 15 orang. Hal ini diharapkan agar pada musim panas atau kemarau bisa mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan serta menjadi tim pertama yang datang untuk memadamkan api bila di kawasannya ada kebakaran lahan dan hutan. Selanjutnya dilakukan pelatihan awal pemadaman api, jika terjadi kebakaran dan pengenalan alat-alat pemadaman kebakaran.
Diketahui, pada tahun 2015 lalu, Kabupaten Merauke merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menjadi sorotan. Karena kebakaran lahan dan hutan tersebut memberi dampak asap sampai di Kabupaten Mimika. Bahkan beberapa kali penerbangan di Mimika ditutup akibat kabut asap tebal kiriman dari Merauke dan Mappi. (ulo/tri)