Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Ingin Pulang, 241 Warga Mendaftar di Merauke Peduli

MERAUKE-Selain warga  Merauke  yang ingin  balik  yang didata Aloysius  Dumatubun, pendataan juga dilakukan oleh Merauke  Peduli  yang diketuai Charles  Gomar.    Pada rapat  pendapat  antara bupati  Merauke  dengan DPRD Merauke di gedung DPRD  Kabupaten  Merauke, Charles   Gomar mengungkapkan bahwa  jumlah warga  Merauke yang didata pihaknya yang  memohon  untuk dapat dipulangkan sebanyak  241 orang. 

   Mereka ini terdiri dari berbagai  profesi mulai dari  pelajar  dan mahasiswa, swasta, keluarga, tidak bekerja, ASN  dan  anak-anak yang tersebar mulai  dari Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi sampai Papua. “Kami juga menghimpun permasalahan apa yang mereka alami sekarang ini, dimana  dari 241 orang ini  kita bisa menarik 2 garis besar,” katanya. 

   Pertama,  mereka tidak bisa kembali ke  Merauke  dan bagi  karyawan perusahaan  mereka  terancam  PHK di Merauke. Kedua, mereka sudah tidak ada pemasukan. “Mereka butuh  biaya hidup. Itu dua garis besar yang dialaminya saat ini,’’ katanya.  

Baca Juga :  Propam:  Tidak  Ada  Kekerasan Anggota kepada Korban

   Charles Komar menjelaskan bahwa pihaknya   telah menyampaikan ke warga Merauke yang  terlockdwon  tersebut bahwa  pihaknya  hanya sebatas  mendata. Sementara kewenangan   dan proses  pemulangan warga  semuanya berada di pemerintah  daerah. “Sekali lagi, kami  hanya membantu mendata  dan kami serahkan kepada pemerintah  untuk menindaklanjuti,’’ terangnya. 

   Soal  KTP, menurut  Komar,  ini juga menjadi permasalahan. Sebab, ada   warga yang tidak  memiliki  KTP   Merauke. ‘’Misalnya, dia baru nikah dengan orang Merauke. Suaminya punya KTP Merauke tapi istrinya  belum  memiliki KTP Merauke. Tapi, kita buktikan dengan kartu   keluarga  itu dapat. Jadi mungkin  nanti  kepada pemerintah  daerah   untuk mempertimbangkan. Jangan sampai mereka tidak  bisa balik sama-sama. Padahal  sudah menjadi suami  istri,’’   terangnya.  

Baca Juga :  Danlanud Sebut Wartawan Mitra Kerja, Kabandara Mengaku Tidak Suka Diwawancarai 

   Ditambahkan, yang  perlu diperhatikan  juga  bahwa ada beberapa warga yang keluar  Merauke karena dirujuk berobat. Namun   dalam  pengobatan, yang dirujuk meninggal  dunia. “Salah satunya     di  Makassar. Suami istri ke sana , karena  suaminya   dirujuk. Namun   suaminya meninggal dunia.  Sementara   istrinya tidak bisa pulang karena masih lockdown, sedangkan anaknya    yang baru umur 9 tahun ada di Merauke dan  sudah kurang lebih 3 bulan tidak  ketemu.  

   Sementara  itu, Bupati  Frederikus Gebze memperkirakan  ada sekitar  1.000  warga Merauke yang   berada  di berbagai   daerah masih terlockdown dan ingin kembali  ke Merauke.  Bupati  memberikan  apresiasi  kepada  berbagai pihak  yang ikut sama-sama memberikan kepedulian  untuk pemulangan  warga  Merauke yang  terperangkap  direntah  pandemic Corona  tersebut. (ulo/tri)  

MERAUKE-Selain warga  Merauke  yang ingin  balik  yang didata Aloysius  Dumatubun, pendataan juga dilakukan oleh Merauke  Peduli  yang diketuai Charles  Gomar.    Pada rapat  pendapat  antara bupati  Merauke  dengan DPRD Merauke di gedung DPRD  Kabupaten  Merauke, Charles   Gomar mengungkapkan bahwa  jumlah warga  Merauke yang didata pihaknya yang  memohon  untuk dapat dipulangkan sebanyak  241 orang. 

   Mereka ini terdiri dari berbagai  profesi mulai dari  pelajar  dan mahasiswa, swasta, keluarga, tidak bekerja, ASN  dan  anak-anak yang tersebar mulai  dari Sumatera, Jawa, Kalimantan Sulawesi sampai Papua. “Kami juga menghimpun permasalahan apa yang mereka alami sekarang ini, dimana  dari 241 orang ini  kita bisa menarik 2 garis besar,” katanya. 

   Pertama,  mereka tidak bisa kembali ke  Merauke  dan bagi  karyawan perusahaan  mereka  terancam  PHK di Merauke. Kedua, mereka sudah tidak ada pemasukan. “Mereka butuh  biaya hidup. Itu dua garis besar yang dialaminya saat ini,’’ katanya.  

Baca Juga :  Propam:  Tidak  Ada  Kekerasan Anggota kepada Korban

   Charles Komar menjelaskan bahwa pihaknya   telah menyampaikan ke warga Merauke yang  terlockdwon  tersebut bahwa  pihaknya  hanya sebatas  mendata. Sementara kewenangan   dan proses  pemulangan warga  semuanya berada di pemerintah  daerah. “Sekali lagi, kami  hanya membantu mendata  dan kami serahkan kepada pemerintah  untuk menindaklanjuti,’’ terangnya. 

   Soal  KTP, menurut  Komar,  ini juga menjadi permasalahan. Sebab, ada   warga yang tidak  memiliki  KTP   Merauke. ‘’Misalnya, dia baru nikah dengan orang Merauke. Suaminya punya KTP Merauke tapi istrinya  belum  memiliki KTP Merauke. Tapi, kita buktikan dengan kartu   keluarga  itu dapat. Jadi mungkin  nanti  kepada pemerintah  daerah   untuk mempertimbangkan. Jangan sampai mereka tidak  bisa balik sama-sama. Padahal  sudah menjadi suami  istri,’’   terangnya.  

Baca Juga :  Polisi-TNI Bersinergi Gelar Operasi Miras Lokal   

   Ditambahkan, yang  perlu diperhatikan  juga  bahwa ada beberapa warga yang keluar  Merauke karena dirujuk berobat. Namun   dalam  pengobatan, yang dirujuk meninggal  dunia. “Salah satunya     di  Makassar. Suami istri ke sana , karena  suaminya   dirujuk. Namun   suaminya meninggal dunia.  Sementara   istrinya tidak bisa pulang karena masih lockdown, sedangkan anaknya    yang baru umur 9 tahun ada di Merauke dan  sudah kurang lebih 3 bulan tidak  ketemu.  

   Sementara  itu, Bupati  Frederikus Gebze memperkirakan  ada sekitar  1.000  warga Merauke yang   berada  di berbagai   daerah masih terlockdown dan ingin kembali  ke Merauke.  Bupati  memberikan  apresiasi  kepada  berbagai pihak  yang ikut sama-sama memberikan kepedulian  untuk pemulangan  warga  Merauke yang  terperangkap  direntah  pandemic Corona  tersebut. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya