Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Puluhan Sopir Hilux Datangi DPRD Merauke

Para Sopir Hilux  yang selama  ini melayani  trayek  Merauke-Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel saat  mendatangani dan diterima   pimpinan  dan angota  DPRD  Merauke,  Jumat (15/5) (FOTO:Sulo/Cepos )

MERAUKE- Sekitar 60  sopir yang merupakan perwakilan  dari 200  sopir  Hilux   yang selama  ini  memiliki trayek jalan  Trans Papua  Merauke-Tanah Merah, Kabupaten  Boven  Digoel mendatangi   gedung DPRD  Kabupaten Merauke. 

   Puluhan sopir   Hilux dibawah komando Ketua Asosiasi  Sopir Hilux Merauke-Tanah Merah Edi Latumahina  itu  diterima   ketua   DPRD  Kabupaten Merauke Ir. Drs   Benjamin Latumahina, Wakil ketua II DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan, S.Pd,  Ketua Komisi   C   Cosmas Jem,   Kepala  Dinas Perhubungan  Kabupaten  Merauke Fransiskus Anggawen dan sejumlah  anggota  DPRD Merauke  lainnya di  ruang lobi  kantor  DPRD Merauke, Jumat (15/5).   

   Kedatangan perwakilan sopir ini untuk meminta Dewan agar   mobil  Hilux yang mereka bawa juga bisa diperkenakan  membawa logistik  ke  Tanah Merah. Sebab, sejak Pemerintah  melarang  seluruh  mobil melintas Merauke-Boven  Digoel   kecuali  truk, otomatis   para sopir  Hilux tersebut tidak  mempunyai pendapatan  untuk keluarga mereka. 

Baca Juga :  Perum Bulog Merauke Tidak Lagi Beli Beras Tapi GKG

  “Kami sangat  mendukung  program  pemerintah dalam memutus mata rantai  penyebaran Covid-19 ini, tapi kami   juga berharap  pemerintah  daerah merubah  kebijakan  yang  hanya memperbolehkan   truk membawa  logistik ke  Boven Digoel. Kami berharap,   kami  juga berharap  teman-teman kami   juga diperbolehkan  bisa bawa  logistik sehingga  ada  pendapatan   keluarga mereka,’’ kata Edi.  

   Selain    itu, lanjut  Edi, ada kendala lainnya yang  dialami para sopir  dalam perjalanan tersebut. ‘’Masalah portal  di Muting dan  Ulilin  yang tutupnya sangat cepat. Karena  jam   10 malam sudah tutup. Diharapkan  pelayanannya bisa 24 jam sehingga  teman-teman sopir ini   perjalanannya   lancar,”   katanya. 

Baca Juga :  Tokoh Selatan Papua Dukung Tikar Adat

   Selain itu,   lanjut dia,  masalah pengurusan izin  jalan dan  surat kesehatan. “Kalau boleh  lewat satu pintu sehingga memudahkan teman-teman  ini  dalam melakukan pengurusan,’’ katanya dan sejumlah  permintaan lainnya.  

  Sementara itu, Benjamin Latumahina  mengaku  dewan akan meneruskan aspirasi para sopir dengan  menyurat ke Satgas Covid-19   agar   para Sopir  Hilux  tersebut  bisa juga diperkenankan memuat   logistik  ke Boven Digoel dengan  catatan  penumpang hanya  sopir  dan kenek.(ulo/tri)  

Para Sopir Hilux  yang selama  ini melayani  trayek  Merauke-Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel saat  mendatangani dan diterima   pimpinan  dan angota  DPRD  Merauke,  Jumat (15/5) (FOTO:Sulo/Cepos )

MERAUKE- Sekitar 60  sopir yang merupakan perwakilan  dari 200  sopir  Hilux   yang selama  ini  memiliki trayek jalan  Trans Papua  Merauke-Tanah Merah, Kabupaten  Boven  Digoel mendatangi   gedung DPRD  Kabupaten Merauke. 

   Puluhan sopir   Hilux dibawah komando Ketua Asosiasi  Sopir Hilux Merauke-Tanah Merah Edi Latumahina  itu  diterima   ketua   DPRD  Kabupaten Merauke Ir. Drs   Benjamin Latumahina, Wakil ketua II DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan, S.Pd,  Ketua Komisi   C   Cosmas Jem,   Kepala  Dinas Perhubungan  Kabupaten  Merauke Fransiskus Anggawen dan sejumlah  anggota  DPRD Merauke  lainnya di  ruang lobi  kantor  DPRD Merauke, Jumat (15/5).   

   Kedatangan perwakilan sopir ini untuk meminta Dewan agar   mobil  Hilux yang mereka bawa juga bisa diperkenakan  membawa logistik  ke  Tanah Merah. Sebab, sejak Pemerintah  melarang  seluruh  mobil melintas Merauke-Boven  Digoel   kecuali  truk, otomatis   para sopir  Hilux tersebut tidak  mempunyai pendapatan  untuk keluarga mereka. 

Baca Juga :  Diduga Masih Ada Lagi 5 Pelaku Penimbunan BBM

  “Kami sangat  mendukung  program  pemerintah dalam memutus mata rantai  penyebaran Covid-19 ini, tapi kami   juga berharap  pemerintah  daerah merubah  kebijakan  yang  hanya memperbolehkan   truk membawa  logistik ke  Boven Digoel. Kami berharap,   kami  juga berharap  teman-teman kami   juga diperbolehkan  bisa bawa  logistik sehingga  ada  pendapatan   keluarga mereka,’’ kata Edi.  

   Selain    itu, lanjut  Edi, ada kendala lainnya yang  dialami para sopir  dalam perjalanan tersebut. ‘’Masalah portal  di Muting dan  Ulilin  yang tutupnya sangat cepat. Karena  jam   10 malam sudah tutup. Diharapkan  pelayanannya bisa 24 jam sehingga  teman-teman sopir ini   perjalanannya   lancar,”   katanya. 

Baca Juga :  Penggalian Potensi dan Perluasan Perpajakan  Belum Maksimal

   Selain itu,   lanjut dia,  masalah pengurusan izin  jalan dan  surat kesehatan. “Kalau boleh  lewat satu pintu sehingga memudahkan teman-teman  ini  dalam melakukan pengurusan,’’ katanya dan sejumlah  permintaan lainnya.  

  Sementara itu, Benjamin Latumahina  mengaku  dewan akan meneruskan aspirasi para sopir dengan  menyurat ke Satgas Covid-19   agar   para Sopir  Hilux  tersebut  bisa juga diperkenankan memuat   logistik  ke Boven Digoel dengan  catatan  penumpang hanya  sopir  dan kenek.(ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya