Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Oknum Polisi Tembak Seorang TKNN

Korban Feri Gebze  yang kakinya ditembak saat di IGD RSUD Merauke, Rabu (13/2). ( FOTO : Sulo/Radar Merauke )

MERAUKE – Nasib naas dialami  seorang Tenaga Kerja Non Nelayan (TKNN)  Pelabuhan Perikanan Samudera Merauke bernama Feri Gebze (28). Pasalnya, Ia terkena tembakan oknum anggota Polisi berinisal SM  pada bagian kaki kirinya, di Pelabuhan Perikanan Samudera Merauke,  Rabu (13/2) sekitar pukul 07.00 WIT.

   Belum diketahui secara pasti kronologi sebenarnya. Namun kedua belah pihak    memberikan versi masing-masing. Dari pihak  korban melalui istrinya  Susanna Wanggaimu menjelaskan bahwa peristiwa itu berawal saat suaminya berangkat dari rumah di belakang  RSUD Merauke ke pelabuhan  Perikanan Merauke. 

   “Tahu-tahu yang  tembak suami saya ada mabuk. Pace belum siap, kemudian  pelaku langsung  kasih turun tas yang berisi senjata  dan pace (korban) belum   bicara  langsung  ditembak,’’ kata Susana kepada wartawan.   

   Menurut Susna, suaminya ditembak sebanyak 3 kali di bagian kiri. Menurut Susana, yang menolong suaminya ke rumah sakit adalah  teman-teman dari buruh perikanan yang ada di pelabuhan tersebut.  

Baca Juga :  Penjambret HP yang Viral di Medos Ditangkap 

   Namun apa yang disampaikan istri korban, Susana tersebut berbeda dengan versi yang disampaikan kepolisian dalam hal ini Polres Merauke.  Dimana Wakapolres Merauke Kompol  YS Kadang mengungkapkan bahwa  berdasarkan keterangan awal dari pelaku SM, kasus ini berawal saat  yang  bersangkutan melakukan pengamanan di Pelabuhan Perikanan tersebut  ada orang yang biasanya dicurigai melakukan pencurian.

 â€˜â€™Ketika melakukan patroli menemukan yang bersangkutan kemudian ditegur. Saat ditegur, yang bersangkutan tidak terima dan melakukan  pertengkaran dan menyerang petugas dengan menggunakan sebilah pisau,’’ kata Wakapolres. 

  Saat diberikan peringatan tembakan, lanjut Wakapolres, yang bersangkutan tidak mengindahkan  dan terus melawan. ‘’Sehingga anggota kami melakukan tindakan  untuk melumpuhkan. setelah dilumpuhkan, kemudian petugas membawa  yang bersangkutan untuk pertolongan medis,’’ jelas Wakapolres. 

    Wakapolres menjelaskan, bahwa berdasarkan   keterangan dari yang bersangkutan bahwa anggotanya tersebut mengeluarkan   tembakan peringatan sebanyak 3 kali namun  yang bersangkutan  menyerang. 

    Karena tidak mengindahkan, sehingga anggotanya  memberikan tembakan melumpuhkan  dengan menembak 1 kali pada bagian kaki. ‘’Bahkan jarak tinggal  setengah meter, sehingga betul-betul melakukan tindakan karena merasa terancam, sehingga memberikan tembakan melumpuhkan tersebut,’’  jelas Wakapolres. 

Baca Juga :  Wabup: Bukan Halal Bihalal Tapi Silaturahmi

Soal anggotanya yang dalam keadaan  dipengaruhi minuman keras   tersebut, Wakapolres  menjelaskan bahwa  jika anggotanya dalam keadaan mabuk tidak mungkin seketika itu menolong korban untuk melakukan tindakan medis. 

   ‘’Logikanya  kalau anggota kami mabuk, tidak mungkin  masih bisa menolong korban. Seketika  melumpuhkan, anggota kami langsung memanggil kendaraan untuk membawa  ke rumah sakit. Jadi anggota kami sendiri yang bawa ke rumah sakit. Saya pikir kalau dalam keadaan mabuk, tidak mungkin masih akan bawa korban ke rumah sakit,’’ tandasnya.

   Namun demikian,  jelas Wakapolres  bahwa anggota  tersebut langsung  menjalani pemeriksaan oleh Provost setelah kejadian tersebut.‘’Sementara ini  sedang didalami oleh Provost dan dilakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan,’’ tandasnya.  (ulo/gin)  

Korban Feri Gebze  yang kakinya ditembak saat di IGD RSUD Merauke, Rabu (13/2). ( FOTO : Sulo/Radar Merauke )

MERAUKE – Nasib naas dialami  seorang Tenaga Kerja Non Nelayan (TKNN)  Pelabuhan Perikanan Samudera Merauke bernama Feri Gebze (28). Pasalnya, Ia terkena tembakan oknum anggota Polisi berinisal SM  pada bagian kaki kirinya, di Pelabuhan Perikanan Samudera Merauke,  Rabu (13/2) sekitar pukul 07.00 WIT.

   Belum diketahui secara pasti kronologi sebenarnya. Namun kedua belah pihak    memberikan versi masing-masing. Dari pihak  korban melalui istrinya  Susanna Wanggaimu menjelaskan bahwa peristiwa itu berawal saat suaminya berangkat dari rumah di belakang  RSUD Merauke ke pelabuhan  Perikanan Merauke. 

   “Tahu-tahu yang  tembak suami saya ada mabuk. Pace belum siap, kemudian  pelaku langsung  kasih turun tas yang berisi senjata  dan pace (korban) belum   bicara  langsung  ditembak,’’ kata Susana kepada wartawan.   

   Menurut Susna, suaminya ditembak sebanyak 3 kali di bagian kiri. Menurut Susana, yang menolong suaminya ke rumah sakit adalah  teman-teman dari buruh perikanan yang ada di pelabuhan tersebut.  

Baca Juga :  Tim Pemekaran PPS Gunakan UGM Susun Naskah Akademis

   Namun apa yang disampaikan istri korban, Susana tersebut berbeda dengan versi yang disampaikan kepolisian dalam hal ini Polres Merauke.  Dimana Wakapolres Merauke Kompol  YS Kadang mengungkapkan bahwa  berdasarkan keterangan awal dari pelaku SM, kasus ini berawal saat  yang  bersangkutan melakukan pengamanan di Pelabuhan Perikanan tersebut  ada orang yang biasanya dicurigai melakukan pencurian.

 â€˜â€™Ketika melakukan patroli menemukan yang bersangkutan kemudian ditegur. Saat ditegur, yang bersangkutan tidak terima dan melakukan  pertengkaran dan menyerang petugas dengan menggunakan sebilah pisau,’’ kata Wakapolres. 

  Saat diberikan peringatan tembakan, lanjut Wakapolres, yang bersangkutan tidak mengindahkan  dan terus melawan. ‘’Sehingga anggota kami melakukan tindakan  untuk melumpuhkan. setelah dilumpuhkan, kemudian petugas membawa  yang bersangkutan untuk pertolongan medis,’’ jelas Wakapolres. 

    Wakapolres menjelaskan, bahwa berdasarkan   keterangan dari yang bersangkutan bahwa anggotanya tersebut mengeluarkan   tembakan peringatan sebanyak 3 kali namun  yang bersangkutan  menyerang. 

    Karena tidak mengindahkan, sehingga anggotanya  memberikan tembakan melumpuhkan  dengan menembak 1 kali pada bagian kaki. ‘’Bahkan jarak tinggal  setengah meter, sehingga betul-betul melakukan tindakan karena merasa terancam, sehingga memberikan tembakan melumpuhkan tersebut,’’  jelas Wakapolres. 

Baca Juga :  Masuk Ilegal, Satu Warga PNG Dideportasi Kantor Imigrasi Merauke

Soal anggotanya yang dalam keadaan  dipengaruhi minuman keras   tersebut, Wakapolres  menjelaskan bahwa  jika anggotanya dalam keadaan mabuk tidak mungkin seketika itu menolong korban untuk melakukan tindakan medis. 

   ‘’Logikanya  kalau anggota kami mabuk, tidak mungkin  masih bisa menolong korban. Seketika  melumpuhkan, anggota kami langsung memanggil kendaraan untuk membawa  ke rumah sakit. Jadi anggota kami sendiri yang bawa ke rumah sakit. Saya pikir kalau dalam keadaan mabuk, tidak mungkin masih akan bawa korban ke rumah sakit,’’ tandasnya.

   Namun demikian,  jelas Wakapolres  bahwa anggota  tersebut langsung  menjalani pemeriksaan oleh Provost setelah kejadian tersebut.‘’Sementara ini  sedang didalami oleh Provost dan dilakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan,’’ tandasnya.  (ulo/gin)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya