Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Berkolaborasi Pihak Gereja,  273 Anak Aibon Dididik

MERAUKE-Berkolaborasi  dengan pihak  gereja baik  dari Keuskupan  Agung Merauke maupun   dari   pihak  GKI dan  GPI,  sebanyak 273  anak-anak yang berkebutuhan khusus atau  anak-anak   pecandu lem Aibon  tercatat  sebagai  siswa  yang mengikuti pendidikan  inklusif   yang dilaksanakan  oleh  pihak   SMAN I Merauke. 

Anak-anak  berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan inklusif saat sedang belajar  di alam terbuka di  bawah  pohon  yang ada di  kompleks  SMAN I Merauke  beberapa hari lalu. ( FOTO: Sulo/Cepos)

  “Untuk data  awal sudah tercatat  273  anak. Tapi, kami  masih menunggu data tambahan dari  pihak  gereja. Karena  kami  berkolaborasi  dengan   pihak gereja dalam  melaksanakan kegiatan  ini,”  kata  Sergius Womsiwor, S.Pd, M.Pd,   ditemui  Sabtu  (11/7).

  Bahkan   kepeduliannya  terhadap  anak-anak   yang berkebutuhan khusus  tersebut membuat  dirinya dalam  waktu  dekat akan menghadap ke Istana Kepresidenan.   Kendati  selama ini sudah banyak menjelaskan   tentang keberadaan  dari sekolah inklusif  tersebut, namun menurut  Sergius Womsiwor  komunikasi  secara intensif  harus terus dibangun  dengan masyarakat. “Sebantak 273 orang ini  campur. Ada PAUD, TK, SD dan SMPnya,’’ katanya.

Baca Juga :  Satuan Hebat Jika Punya Prajurit Berani, Setia dan Disiplin Tinggi

   Karena    pendidikan formal  belum   berjalan sejak pandemi  Corona, maka pihaknya menggunakan fasilitas SMAN I Merauke dengan harapan  untuk  dapat mengetuk hati   para pejabat baik di Merauke, provinsi  teristimewa pemerintahan Jokowi untuk   mulai  berpikir bagaimana anak-anak Papua yang belum mendapat kesempatan  pendidikan untuk  bisa sekolah di SMAN I  Merauke. 

   “Kita sedang mempersiapkan  manajemennya dan publik  tidak perlu khawatir karena  sudah pasti  kita akan kelolah secara profesional, karena  kami   sudah memiliki komitmen  kuat bahwa anak-anak yang ada di  pinggir jalan  yang tiap hari  isap  lem aibon dan jadi pemulung   harus sekolah.”tuturnya.  

  Soal  tempat ini,    menurut  Sergius  Womsiwor  bahwa  sudah ada timnya yang telah dibentuk, sehingga akan melihat mana ruangan  nanti yang  kosong maka  itulah yang akan di pakai. ‘’Pesan yang   kita mau sampaikan kepada anak-anak   kita ini bahwa  kalian masih  tetap diperhatikan  oleh pemerintah. Kamu  ini masih diperhatikan  oleh gereja dan semua  komponen anak bangsa yang  diberikan kesempatan  menjadi   pendidik seperti saya,” jelasnya.   

Baca Juga :  Edarkan Sabu, Seorang Narapidana Ditangkap 

  Ditambahkan, komunikasi dengan   Dinas  Sosial  terkait dengan anak-anak tersebut  telah berjalan dimana  dari  Dinas Sosial akan memberikan perhatian  terhadap anak-anak  berkebutuhan khusus  tersebut. ‘’Termasuk Pak Wakil Bupati  Merauke,   Ketua  DPRD Merauke dan sejumlah   pejabat telah memberikan  perhatian  untuk anak-anak  kita ini  yang memang butuh  perhatian,’’ tambahnya. (ulo/tri)   

MERAUKE-Berkolaborasi  dengan pihak  gereja baik  dari Keuskupan  Agung Merauke maupun   dari   pihak  GKI dan  GPI,  sebanyak 273  anak-anak yang berkebutuhan khusus atau  anak-anak   pecandu lem Aibon  tercatat  sebagai  siswa  yang mengikuti pendidikan  inklusif   yang dilaksanakan  oleh  pihak   SMAN I Merauke. 

Anak-anak  berkebutuhan khusus yang mengikuti pendidikan inklusif saat sedang belajar  di alam terbuka di  bawah  pohon  yang ada di  kompleks  SMAN I Merauke  beberapa hari lalu. ( FOTO: Sulo/Cepos)

  “Untuk data  awal sudah tercatat  273  anak. Tapi, kami  masih menunggu data tambahan dari  pihak  gereja. Karena  kami  berkolaborasi  dengan   pihak gereja dalam  melaksanakan kegiatan  ini,”  kata  Sergius Womsiwor, S.Pd, M.Pd,   ditemui  Sabtu  (11/7).

  Bahkan   kepeduliannya  terhadap  anak-anak   yang berkebutuhan khusus  tersebut membuat  dirinya dalam  waktu  dekat akan menghadap ke Istana Kepresidenan.   Kendati  selama ini sudah banyak menjelaskan   tentang keberadaan  dari sekolah inklusif  tersebut, namun menurut  Sergius Womsiwor  komunikasi  secara intensif  harus terus dibangun  dengan masyarakat. “Sebantak 273 orang ini  campur. Ada PAUD, TK, SD dan SMPnya,’’ katanya.

Baca Juga :  Direktur PT EPA Siap Kembalikan Uang Nasabah

   Karena    pendidikan formal  belum   berjalan sejak pandemi  Corona, maka pihaknya menggunakan fasilitas SMAN I Merauke dengan harapan  untuk  dapat mengetuk hati   para pejabat baik di Merauke, provinsi  teristimewa pemerintahan Jokowi untuk   mulai  berpikir bagaimana anak-anak Papua yang belum mendapat kesempatan  pendidikan untuk  bisa sekolah di SMAN I  Merauke. 

   “Kita sedang mempersiapkan  manajemennya dan publik  tidak perlu khawatir karena  sudah pasti  kita akan kelolah secara profesional, karena  kami   sudah memiliki komitmen  kuat bahwa anak-anak yang ada di  pinggir jalan  yang tiap hari  isap  lem aibon dan jadi pemulung   harus sekolah.”tuturnya.  

  Soal  tempat ini,    menurut  Sergius  Womsiwor  bahwa  sudah ada timnya yang telah dibentuk, sehingga akan melihat mana ruangan  nanti yang  kosong maka  itulah yang akan di pakai. ‘’Pesan yang   kita mau sampaikan kepada anak-anak   kita ini bahwa  kalian masih  tetap diperhatikan  oleh pemerintah. Kamu  ini masih diperhatikan  oleh gereja dan semua  komponen anak bangsa yang  diberikan kesempatan  menjadi   pendidik seperti saya,” jelasnya.   

Baca Juga :  Pemilik Dua Paket Sabu Akhirnya Dibekuk

  Ditambahkan, komunikasi dengan   Dinas  Sosial  terkait dengan anak-anak tersebut  telah berjalan dimana  dari  Dinas Sosial akan memberikan perhatian  terhadap anak-anak  berkebutuhan khusus  tersebut. ‘’Termasuk Pak Wakil Bupati  Merauke,   Ketua  DPRD Merauke dan sejumlah   pejabat telah memberikan  perhatian  untuk anak-anak  kita ini  yang memang butuh  perhatian,’’ tambahnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya