Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dr. Nevile R.Muskita
MERAUKE-Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dr. Nevile R.Muskita yang juga sebagai juru bicara Covid-19 Kabupaten Merauke meminta masyarakat untuk berhenti menyebarkan informasi atau berita hoax di sosial media (Sosmed) terkait dengan Covid-19.
“Saya minta kepada rekan-rekan media untuk dapat meneruskan kepada masyarakat agar berhenti menyebarkan informasi atau berita yang kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan masalah Covid-19 ini. Karena berita atau informasi yang sifatnya hoax tentu merugikan orang lain,’’ kata dr.Nevile R. Muskita.
Hal ini disampaikan oleh Nevile mukita terkait dengan adanya warga Merauke yang meninggal dunia kemudian dievakuasi petugas kesehatan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). “Saya juga belum dapat informasinya di medsos , tapi ada yang mengedarkan. Saya tidak tahu beritanya seperti apa.Tapi dari keluarganya ada yang menelpon saya. Sekali lagi saya sampaikan kepada wartawan agar menyampaikan kepada masyarakat agar berhenti dengan berita-berita hoax yang tidak mendukung. Karena ini keluarganya dirugikan,’’ kata Nevile Muskita saat menggelar konfrensi pers, di Posko Covid 19, Jumat (10/4).
Nevile menjelaskan bahwa penanganan jenazah yang standar yang dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap pasien dalam pengawasan maupun orang dalam pemantauan yang meninggal dunia dalam rangka proteksi terhadap tenaga kesehatan dan petugas kamar mayat.
Nevile menjelaskan, bahwa orang dalam PDP atau ODP belum tentu positif terinfeksi virus Corona. Hanya saja karena orang tersebut memiliki gejala Covid sehingga dirawat menjadi PDP. Sedangkan orang yang melakukan kontrak dengan pasien orang positif Corona atau dengan pasien PDP sehingga masuk dalam ODP.
‘’Untuk orang dalam pemantauan (ODP) yang meninggal tersebut, kita sudah menerima l pemeriksaan swab dan hasilnya negatif. Jadi dia meninggal bukan karena Corona. Hanya sekali lagi, orang yang meninggal dalam status PDP maupun OPD tetap dikuburkan menggunakan APD karena protokol kesehatannya begitu dalam rangka memproteksi petugas kesehatan kita secara disini,’’tandasnya. (ulo/tri)
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dr. Nevile R.Muskita
MERAUKE-Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dr. Nevile R.Muskita yang juga sebagai juru bicara Covid-19 Kabupaten Merauke meminta masyarakat untuk berhenti menyebarkan informasi atau berita hoax di sosial media (Sosmed) terkait dengan Covid-19.
“Saya minta kepada rekan-rekan media untuk dapat meneruskan kepada masyarakat agar berhenti menyebarkan informasi atau berita yang kebenarannya belum dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan masalah Covid-19 ini. Karena berita atau informasi yang sifatnya hoax tentu merugikan orang lain,’’ kata dr.Nevile R. Muskita.
Hal ini disampaikan oleh Nevile mukita terkait dengan adanya warga Merauke yang meninggal dunia kemudian dievakuasi petugas kesehatan dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). “Saya juga belum dapat informasinya di medsos , tapi ada yang mengedarkan. Saya tidak tahu beritanya seperti apa.Tapi dari keluarganya ada yang menelpon saya. Sekali lagi saya sampaikan kepada wartawan agar menyampaikan kepada masyarakat agar berhenti dengan berita-berita hoax yang tidak mendukung. Karena ini keluarganya dirugikan,’’ kata Nevile Muskita saat menggelar konfrensi pers, di Posko Covid 19, Jumat (10/4).
Nevile menjelaskan bahwa penanganan jenazah yang standar yang dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap pasien dalam pengawasan maupun orang dalam pemantauan yang meninggal dunia dalam rangka proteksi terhadap tenaga kesehatan dan petugas kamar mayat.
Nevile menjelaskan, bahwa orang dalam PDP atau ODP belum tentu positif terinfeksi virus Corona. Hanya saja karena orang tersebut memiliki gejala Covid sehingga dirawat menjadi PDP. Sedangkan orang yang melakukan kontrak dengan pasien orang positif Corona atau dengan pasien PDP sehingga masuk dalam ODP.
‘’Untuk orang dalam pemantauan (ODP) yang meninggal tersebut, kita sudah menerima l pemeriksaan swab dan hasilnya negatif. Jadi dia meninggal bukan karena Corona. Hanya sekali lagi, orang yang meninggal dalam status PDP maupun OPD tetap dikuburkan menggunakan APD karena protokol kesehatannya begitu dalam rangka memproteksi petugas kesehatan kita secara disini,’’tandasnya. (ulo/tri)