MERAUKE– Kantor Balai Wilayah Sungai Papua Merauke yang beralamat di Jalan Prajurit Merauke dipalang oleh sejumlah pegawainya sendiri, Rabu (07/02/2024) pagi. Pemalangan di lakukan di depan pintu utama kantor itu serta di pintu ruangan Kepala BWS Papua Merauke. Tampak dua balok kayu menyilang dipintu utama tersebut.
Di pintu yang dipalang itu juga sebuah spanduk di pasang yang menjadi ketidakpuasan dari pegawai yang melakukan pemalangan kepada Kepala BWS Merauke Papua Magdalena Tanga. Apalagi pada siang harinya sekitar pukul 14.00 WIT akan ada sertijab sejumlah pegawai diantaranya 2 pegawai OAP yang akan diganti.
Kepada wartawan, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan BWS Papua Merauke Nataniel Howai menjelaskan , aksi pemalangan kantor terpaksa dilakukan lantaran ketidakpuasan mereka akan sejumlah kebijakan kepala kantor yang merugikan pegawai OAP.
‘’Kami menilai Magdalena Tanga tidak memahami managemen kepemimpinan lalu sering melakukan intervensi kegiatan hingga urusan alat tulis kantor. Lalu tak mengayomi anak-anak Papua serta bersikap arogan,’’ katanya. Nataniel meminta sekaligus mendesak Magdalena Tanga segera diganti.
Meski di palang, namun sekitar pukul 14.00 WIT, Ketua LMA Kabupaten Merauke Frederikus Mahuze dan jajarannya, Ketua Pemuda Marind Stef Balagaize datang membuka secara paksa pemalangan tersebut. Sempat terjadi adu mulut dengan petugas dengan pegawai yang melakukan pemalangan, namun tak menghalangi pembukaan palang tersebut. Serahterima jabatan terhadap sejumlah pejabat BWS berlangsung dengan aman.
Kepala BWS Papua Merauke Magdalena dikonfirmasi wartawan seusai sertijab itu terkait sejumlah tuduhan diantaranya terkait diskiriminasi terhadap pegawai asli Papua dan sejumlah tuduhan sesuai yang terpasang di spanduk dengan tegas Magdalena Tanga membantah hal tersebut.
‘’Diskirminasi Itu tidak benar. Justru saya sangat mendukung anak-anak Papua. Jangan anak-anak Papua tapi masyarakat Papua. Karena saya sudah 29 tahun mengabdi untuk Papua. Kalau dikatakan diskriminasi terhadap orang asli Papua mohon maaf saya tidak bisa menerima tuduhan tersebut,’’ katanya.
Terhadap pemalangan yang terjadi tersebut menurut Magdalena Tanga merupakan hal biasa.
‘’Karena di organisasi kami itu setiap tahunnya ada perubahan-perubahan SK. Kalau terjadi pemalangan itu dari pribadi –pribadi dan yang memang ini sebenarnya tidak keluar dari SK. Beliau tadi namanya di sebut. Hanya pergesaran. Dulu sebagai PPK sungai Pantai. Tapi sekarang sebagai PPK pemeliharaan I. Jadi mereka ini tidak dinonjobkan,’’ katanya.
Menurut Magdalena Tanga, soal dinonjobkan atau tidak tergantung dari Menteri PUPR. Karena SK itu langsung dari Menteri PUPR.
‘’Kami disini dinilai oleh pimpinan kami diatas Kementrian PUPR. Saya juga dinilai. Saya juga sewaktu-waktu dipindah, kapan saja. Jadi yang dinilai adalah kinerja kita. Yang menilai bukan diri kita,’’katanya.
Soal pekerjaan yang diambil alih semua oleh Kepala BWS Papua Merauke, Magdalena Tanga mengaku bahwa sebagai pemimpin dan manager di BWS Papua Merauke, semua pekerjaan dari atas sampai bawah harus dirinya ketahui.
‘’Karena apa, jangan sampai ada hal-hal yang menyulitkan atau hal-hal yang membahayakan. Sebagai pimpinan, saya harus tahu semua. semua pekerjaan dari besar sampai kecil harus saya tahu. Sekali lagi, kepala balai adalah pemimpin dan manager di tempat ini,’’ pungkasnya. (ulo)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos