Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Kantor BWS Merauke Dipalang Pegawainya

MERAUKE– Kantor Balai  Wilayah Sungai Papua Merauke yang beralamat di Jalan Prajurit Merauke dipalang oleh sejumlah pegawainya sendiri, Rabu (07/02/2024) pagi.  Pemalangan di lakukan di depan pintu utama kantor itu serta di pintu ruangan Kepala BWS Papua Merauke. Tampak  dua balok kayu menyilang  dipintu utama tersebut.

Di pintu yang dipalang itu juga sebuah spanduk  di pasang  yang menjadi ketidakpuasan dari pegawai yang melakukan pemalangan kepada Kepala BWS Merauke Papua Magdalena Tanga.  Apalagi pada siang harinya sekitar pukul 14.00 WIT akan ada sertijab  sejumlah pegawai diantaranya  2 pegawai OAP yang akan diganti.    

Kepada wartawan, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan  BWS Papua Merauke Nataniel Howai menjelaskan , aksi pemalangan kantor terpaksa dilakukan lantaran ketidakpuasan mereka akan sejumlah kebijakan kepala kantor yang merugikan pegawai OAP.

‘’Kami menilai Magdalena Tanga tidak memahami managemen kepemimpinan  lalu sering melakukan intervensi kegiatan hingga urusan alat tulis kantor. Lalu tak mengayomi anak-anak Papua serta bersikap arogan,’’ katanya.  Nataniel meminta sekaligus mendesak Magdalena Tanga segera diganti.

    Meski di palang, namun sekitar pukul  14.00 WIT,  Ketua LMA Kabupaten Merauke  Frederikus Mahuze dan jajarannya, Ketua Pemuda Marind Stef Balagaize datang membuka secara paksa pemalangan tersebut. Sempat terjadi  adu mulut dengan petugas dengan  pegawai yang melakukan pemalangan, namun tak menghalangi pembukaan palang tersebut. Serahterima jabatan terhadap  sejumlah pejabat BWS berlangsung dengan aman.

Baca Juga :  KPU PPS Verifikasi Perubahan DCS

   Kepala BWS Papua Merauke Magdalena dikonfirmasi wartawan seusai sertijab itu terkait sejumlah tuduhan diantaranya terkait diskiriminasi terhadap pegawai asli Papua dan sejumlah  tuduhan sesuai yang terpasang di spanduk  dengan tegas Magdalena Tanga membantah hal tersebut.

‘’Diskirminasi Itu  tidak benar. Justru saya sangat mendukung anak-anak Papua. Jangan anak-anak Papua tapi masyarakat Papua. Karena saya sudah 29 tahun mengabdi untuk Papua. Kalau dikatakan diskriminasi terhadap orang asli Papua mohon maaf saya tidak bisa menerima  tuduhan tersebut,’’ katanya.

Terhadap pemalangan yang terjadi tersebut menurut Magdalena Tanga merupakan hal biasa.

‘’Karena di organisasi kami itu setiap tahunnya ada perubahan-perubahan SK. Kalau terjadi pemalangan itu dari pribadi –pribadi dan yang memang ini sebenarnya tidak  keluar dari SK. Beliau tadi namanya  di sebut. Hanya pergesaran. Dulu sebagai PPK sungai Pantai. Tapi sekarang sebagai PPK pemeliharaan I. Jadi mereka ini tidak dinonjobkan,’’ katanya.

Baca Juga :  Pers Harus  Mampu  Pertahankan Kode Etik Jurnalistik

Menurut Magdalena  Tanga, soal dinonjobkan atau tidak tergantung dari Menteri  PUPR. Karena SK itu langsung dari Menteri PUPR.

‘’Kami  disini dinilai oleh pimpinan kami diatas Kementrian PUPR. Saya juga dinilai. Saya juga sewaktu-waktu dipindah, kapan saja. Jadi yang dinilai adalah kinerja kita. Yang menilai bukan diri kita,’’katanya.

Soal  pekerjaan yang diambil alih  semua oleh Kepala BWS Papua Merauke, Magdalena Tanga mengaku bahwa sebagai pemimpin dan manager di  BWS Papua Merauke, semua pekerjaan dari atas sampai bawah harus dirinya ketahui.

‘’Karena apa, jangan sampai ada hal-hal yang menyulitkan atau hal-hal yang membahayakan. Sebagai pimpinan, saya harus tahu semua. semua pekerjaan dari besar sampai kecil harus saya tahu. Sekali lagi, kepala balai adalah pemimpin dan manager di tempat ini,’’ pungkasnya. (ulo)   

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKE– Kantor Balai  Wilayah Sungai Papua Merauke yang beralamat di Jalan Prajurit Merauke dipalang oleh sejumlah pegawainya sendiri, Rabu (07/02/2024) pagi.  Pemalangan di lakukan di depan pintu utama kantor itu serta di pintu ruangan Kepala BWS Papua Merauke. Tampak  dua balok kayu menyilang  dipintu utama tersebut.

Di pintu yang dipalang itu juga sebuah spanduk  di pasang  yang menjadi ketidakpuasan dari pegawai yang melakukan pemalangan kepada Kepala BWS Merauke Papua Magdalena Tanga.  Apalagi pada siang harinya sekitar pukul 14.00 WIT akan ada sertijab  sejumlah pegawai diantaranya  2 pegawai OAP yang akan diganti.    

Kepada wartawan, Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan  BWS Papua Merauke Nataniel Howai menjelaskan , aksi pemalangan kantor terpaksa dilakukan lantaran ketidakpuasan mereka akan sejumlah kebijakan kepala kantor yang merugikan pegawai OAP.

‘’Kami menilai Magdalena Tanga tidak memahami managemen kepemimpinan  lalu sering melakukan intervensi kegiatan hingga urusan alat tulis kantor. Lalu tak mengayomi anak-anak Papua serta bersikap arogan,’’ katanya.  Nataniel meminta sekaligus mendesak Magdalena Tanga segera diganti.

    Meski di palang, namun sekitar pukul  14.00 WIT,  Ketua LMA Kabupaten Merauke  Frederikus Mahuze dan jajarannya, Ketua Pemuda Marind Stef Balagaize datang membuka secara paksa pemalangan tersebut. Sempat terjadi  adu mulut dengan petugas dengan  pegawai yang melakukan pemalangan, namun tak menghalangi pembukaan palang tersebut. Serahterima jabatan terhadap  sejumlah pejabat BWS berlangsung dengan aman.

Baca Juga :  Samsat Targetkan Penerimaan Pajak Kendaraan Rp 31,5 Miliar 

   Kepala BWS Papua Merauke Magdalena dikonfirmasi wartawan seusai sertijab itu terkait sejumlah tuduhan diantaranya terkait diskiriminasi terhadap pegawai asli Papua dan sejumlah  tuduhan sesuai yang terpasang di spanduk  dengan tegas Magdalena Tanga membantah hal tersebut.

‘’Diskirminasi Itu  tidak benar. Justru saya sangat mendukung anak-anak Papua. Jangan anak-anak Papua tapi masyarakat Papua. Karena saya sudah 29 tahun mengabdi untuk Papua. Kalau dikatakan diskriminasi terhadap orang asli Papua mohon maaf saya tidak bisa menerima  tuduhan tersebut,’’ katanya.

Terhadap pemalangan yang terjadi tersebut menurut Magdalena Tanga merupakan hal biasa.

‘’Karena di organisasi kami itu setiap tahunnya ada perubahan-perubahan SK. Kalau terjadi pemalangan itu dari pribadi –pribadi dan yang memang ini sebenarnya tidak  keluar dari SK. Beliau tadi namanya  di sebut. Hanya pergesaran. Dulu sebagai PPK sungai Pantai. Tapi sekarang sebagai PPK pemeliharaan I. Jadi mereka ini tidak dinonjobkan,’’ katanya.

Baca Juga :  Sosialisasikan Alat Pemadam Kebakaran Tradisional

Menurut Magdalena  Tanga, soal dinonjobkan atau tidak tergantung dari Menteri  PUPR. Karena SK itu langsung dari Menteri PUPR.

‘’Kami  disini dinilai oleh pimpinan kami diatas Kementrian PUPR. Saya juga dinilai. Saya juga sewaktu-waktu dipindah, kapan saja. Jadi yang dinilai adalah kinerja kita. Yang menilai bukan diri kita,’’katanya.

Soal  pekerjaan yang diambil alih  semua oleh Kepala BWS Papua Merauke, Magdalena Tanga mengaku bahwa sebagai pemimpin dan manager di  BWS Papua Merauke, semua pekerjaan dari atas sampai bawah harus dirinya ketahui.

‘’Karena apa, jangan sampai ada hal-hal yang menyulitkan atau hal-hal yang membahayakan. Sebagai pimpinan, saya harus tahu semua. semua pekerjaan dari besar sampai kecil harus saya tahu. Sekali lagi, kepala balai adalah pemimpin dan manager di tempat ini,’’ pungkasnya. (ulo)   

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya