Thursday, April 25, 2024
27.7 C
Jayapura

Akses Penumpang ke Boven Digoel Ditutup

Warga  Boven Digoel  yang mendatangi  Posko  Covid-19  Kabupaten Merauke yang  ingin mendapatkan  rekomendasi  jalan  namun   tetap tidak  mendapatkan  surat  rekomendasi  dari Posko Covid-19  Merauke, kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE- Pemerintah  Kabupaten   Merauke  benar-benar   menutup  akses   penumpang   dari Merauke   ke  Boven Digoel  seiring dengan  terbitnya  surat  edaran  bupati Nomor 440/1913  tentang  pengawasan dan pembatasan  jalur  transportasi antar  wilayah  di Kabupaten Merauke. Tidak  hanya  akses darat,  namun  juga untuk     laut. 

   Akibat  pembatasan   ini,  sejumlah   warga  yang  maupun   petugas  dalam hal  ini  ASN  yang  ingin   kembali  ke  Boven  Digoel  tidak  bisa. Bahkan  di  Posko  Covid-19,   seorang  yang  akan  kembali  ke  Boven Digoel sempat  bersitegang  dengan petugas  Satgas  Covid-19, karena   ingin   pulang   membawa  bahan bangunan   dengan  menggunakan  pickup  namun  tidak  diperbolehkan, kecuali  barang  tersebut  menggunakan   truk. 

  “Pickup   maupun  Hilux  tidak  boleh.    Kalau  mau   gunakan  truk. Kami    disini  hanya menjalankan  tugas sesuai  yang   sudah  diatur,’’ katanya sambil memberikan   surat edaran  yang ditandatangani  Bupati Merauke  Frederikus  Gebze tertanggal  6 Mei   2020  tersebut.  

Baca Juga :  Kemensos Nonaktifkan 51.630 Peserta PBI  BPJS Kesehatan   

  Sementara seorang  ASN lainnya yang  hendak  balik  ke Tanah Merah  juga  mengalami  nasib yang sama. “Saya  turun   ke  Merauke  karena  orang  tua saya meninggal  dan  ingin kembali   ke  sana.   Tapi  tidak  bisa  lagi  kembali,’’ kata  seorang  warga  Boven Digoel    tersebut.  

   Di Posko  Covid-19   Kabupaten  Merauke    kemarin, banyak  warga  yang   datang    untuk bisa  mendapatkan   rekomendasi  balik   ke   Boven Digoel,  namun  tidak diberikan  izin.   Asisten III Setda  Kabupaten  Merauke Yacobus Duwiri, SE, M.Si  yang  dikonfirmasi  enggan memberikan  komentar.      

   “Tunggu saja    bapak bupati  untuk  konfirmasi,’’ katanya. 

Baca Juga :  Soal Surat Rapid Test Palsu, 8 Orang Diperiksa

  Sementara  dalam  surat  edaran tersebut  disebutkan  bahwa   langkah  ini  diambil dalam  rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan   berdasarkan  hasil  komunikasi  Bupati Merauke  dengan  3  bupati  di Selatan Papua yakni  Bupati Mappi, Bupati   Boven Digoel dan  Bupati Asmat  maka untuk transportasi  darat hanya diperkenankan membawa  alat  kesehatan dan  kebutuhan  kesehatan, logistik  bapok dan  kebutuhan lainnya, BBM untuk kebutuhan masyarakat dan industri,    bahan bangunan material,   para  mobilitas orang  hanya sopir dan kernet, maksimal 2 orang. 

   Kedua, semua transportasi darat, laut maupun udara tidak diberikan rekomendasi atau surat keterangan jalan baik  keluar maupun    masuk wilayah Kabupaten  Merauke kecuali  alasan-alasan  yakni pengurusan   jenazah, pasien  rujukan dan kegiatan insendentil. (ulo/tri)    

Warga  Boven Digoel  yang mendatangi  Posko  Covid-19  Kabupaten Merauke yang  ingin mendapatkan  rekomendasi  jalan  namun   tetap tidak  mendapatkan  surat  rekomendasi  dari Posko Covid-19  Merauke, kemarin. ( FOTO: Sulo/Cepos )

MERAUKE- Pemerintah  Kabupaten   Merauke  benar-benar   menutup  akses   penumpang   dari Merauke   ke  Boven Digoel  seiring dengan  terbitnya  surat  edaran  bupati Nomor 440/1913  tentang  pengawasan dan pembatasan  jalur  transportasi antar  wilayah  di Kabupaten Merauke. Tidak  hanya  akses darat,  namun  juga untuk     laut. 

   Akibat  pembatasan   ini,  sejumlah   warga  yang  maupun   petugas  dalam hal  ini  ASN  yang  ingin   kembali  ke  Boven  Digoel  tidak  bisa. Bahkan  di  Posko  Covid-19,   seorang  yang  akan  kembali  ke  Boven Digoel sempat  bersitegang  dengan petugas  Satgas  Covid-19, karena   ingin   pulang   membawa  bahan bangunan   dengan  menggunakan  pickup  namun  tidak  diperbolehkan, kecuali  barang  tersebut  menggunakan   truk. 

  “Pickup   maupun  Hilux  tidak  boleh.    Kalau  mau   gunakan  truk. Kami    disini  hanya menjalankan  tugas sesuai  yang   sudah  diatur,’’ katanya sambil memberikan   surat edaran  yang ditandatangani  Bupati Merauke  Frederikus  Gebze tertanggal  6 Mei   2020  tersebut.  

Baca Juga :  Soal Surat Rapid Test Palsu, 8 Orang Diperiksa

  Sementara seorang  ASN lainnya yang  hendak  balik  ke Tanah Merah  juga  mengalami  nasib yang sama. “Saya  turun   ke  Merauke  karena  orang  tua saya meninggal  dan  ingin kembali   ke  sana.   Tapi  tidak  bisa  lagi  kembali,’’ kata  seorang  warga  Boven Digoel    tersebut.  

   Di Posko  Covid-19   Kabupaten  Merauke    kemarin, banyak  warga  yang   datang    untuk bisa  mendapatkan   rekomendasi  balik   ke   Boven Digoel,  namun  tidak diberikan  izin.   Asisten III Setda  Kabupaten  Merauke Yacobus Duwiri, SE, M.Si  yang  dikonfirmasi  enggan memberikan  komentar.      

   “Tunggu saja    bapak bupati  untuk  konfirmasi,’’ katanya. 

Baca Juga :  Gedung Kantor DPRD Merauke Mulai Dibongkar

  Sementara  dalam  surat  edaran tersebut  disebutkan  bahwa   langkah  ini  diambil dalam  rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan   berdasarkan  hasil  komunikasi  Bupati Merauke  dengan  3  bupati  di Selatan Papua yakni  Bupati Mappi, Bupati   Boven Digoel dan  Bupati Asmat  maka untuk transportasi  darat hanya diperkenankan membawa  alat  kesehatan dan  kebutuhan  kesehatan, logistik  bapok dan  kebutuhan lainnya, BBM untuk kebutuhan masyarakat dan industri,    bahan bangunan material,   para  mobilitas orang  hanya sopir dan kernet, maksimal 2 orang. 

   Kedua, semua transportasi darat, laut maupun udara tidak diberikan rekomendasi atau surat keterangan jalan baik  keluar maupun    masuk wilayah Kabupaten  Merauke kecuali  alasan-alasan  yakni pengurusan   jenazah, pasien  rujukan dan kegiatan insendentil. (ulo/tri)    

Berita Terbaru

Artikel Lainnya