Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Sepuluh Petugas UTD Merauke Mogok Kerja?

Ketua Tim Investigasi  PMI Merauke Tawada Sitinjak  didampingi  Sekretaris PMI Merauke dr. Steve Osok   saat  memberikan  keterangan ditemui media ini,  Rabu (6/5). (FOTO: Sulo/Cepos)    

MERAUKE-Di tengah pandemi Corona, sejumlah petugas Unit Transfusi Darah (UTD) Merauke Palang Merah Indonesia mogok  kerja. Belum diketahui secara pasti alasan sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok kerja. Padahal, tenaga mereka sangat dibutuhkan. 

    Informasi yang diterima media ini, jumlah petugas yang mogok kerja tersebut sebanyak 10 orang. Namun Kepala UTD Merauke dr. Mika Betaubun belum dapat memastikan jumlahnya. “Kami belum bisa memastikan jumlahnya berapa. Masih dalam investasi,” kata dr. Mika Talubun.

   Ia juga belum membeberkan alasan dari sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok yang dimulai sejak Selasa (5/5). “Nanti akan kita sampaikan setelah ada rapat dengan pengurus hari ini  apa yang menjadi alasan mereka melakukan pemogokan tersebut. Nanti kita sampaikan setelah selesai rapat,” tandasnya.  

  Sementara  itu,  Ketua Tim  Investigasi  DPC PMI Merauke Tawada Sitinjak  ditemui  media ini seusia melakukan   rapat  mengungkapkan bahwa pihaknya   belum  bisa  memastikan apakah  10  staf   UTD   Merauke  tersebut  mogok  kerja  atau  tidak. Karena   ke-10  staf  tersebut tidak  masuk  sekaligus  namun secara shift. 

Baca Juga :  Penertiban APK, Terkesan  Saling Lempar Tanggung Jawab!   

  “Nanti   Sabtu   besok   baru   kita  bisa   tahu  apakah mereka  mogok  tidak masuk atau tidak. Kalau  hari ini,     kami  belum bisa  tentukan.  Tapi kalau  10 orang  ini   tidak  masuk sampai  Sabtu besok, berarti  mereka  betul-betul  mogok  kerja,’’ kata   Tawada  Sitinjak.  

   Meski   demikian,   Sitinjak menegaskan   bahwa pelayanan  di UTD  Merauke  tetap berjalan. ‘’Anda   bisa lihat  sendiri   pelayanan  tetap berjalan.  Tidak   terlalu   pengaruh,’’ katanya. 

   Diakui Sitinjak  bahwa  ada surat  yang  diterima  oleh  pengurus  PMI  Cabang  Merauke  yang  ditandatangani oleh 10  staf tersebut.   Namun    tidak  tahu  siapa yang  memasukkan  ke  meja  sekretaris PMI Cabang Merauke  dr. Steve Osok . ‘’Surat   itu lebih  duluan sampai  di  tempat  lain  dibanding  dengan kami   di sini  pengurus,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Lelang Jabatan, 9 Pimpinan OPD Diberhentikan

   Dari  surat    yang  ditandatangani 10 staf tersebut, kata Tawada  Sitinjak, meminta    untuk mengganti  Kepala  UTD Merauke dengan  berbagai  alasan salah  satunya  karena  yang  bersangkutan  akan  pendidikan   lagi. “Disini  ada dua   dokter, kalaupun    beliau  berangkat   untuk sementara  diganti  oleh  dokter  satunya. Sebenarnya  tidak  masalah,” jelasnya. 

  Selain  itu,  kata Tawada   Sitinjak, sejak  surat   diterima  pihaknya,   pihaknya  sedang  menjawab  surat  tersebut. ‘’Kami    baru  terima  surat  itu  Senin  4 Mei   kemarin, sementara    kalau  lihat  tanggal   pembuatan  surat  itu  sudah  dibuat sejak 24 April lalu,’’ jelasnya. 

  Namun  untuk      keputusan  terkait dengan  surat   yang  dimasukkan  ke-10  karyawan  tersebut,   tambah  Tawada Sintinjak   akan  dijawab  Sabtu (9/5) besok. ‘’Kita  akan   panggil  mereka  dan  bicara  dari  hati ke  hati sekaligus  kita   berikan  keputusan,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Ketua Tim Investigasi  PMI Merauke Tawada Sitinjak  didampingi  Sekretaris PMI Merauke dr. Steve Osok   saat  memberikan  keterangan ditemui media ini,  Rabu (6/5). (FOTO: Sulo/Cepos)    

MERAUKE-Di tengah pandemi Corona, sejumlah petugas Unit Transfusi Darah (UTD) Merauke Palang Merah Indonesia mogok  kerja. Belum diketahui secara pasti alasan sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok kerja. Padahal, tenaga mereka sangat dibutuhkan. 

    Informasi yang diterima media ini, jumlah petugas yang mogok kerja tersebut sebanyak 10 orang. Namun Kepala UTD Merauke dr. Mika Betaubun belum dapat memastikan jumlahnya. “Kami belum bisa memastikan jumlahnya berapa. Masih dalam investasi,” kata dr. Mika Talubun.

   Ia juga belum membeberkan alasan dari sejumlah petugas UTD tersebut melakukan mogok yang dimulai sejak Selasa (5/5). “Nanti akan kita sampaikan setelah ada rapat dengan pengurus hari ini  apa yang menjadi alasan mereka melakukan pemogokan tersebut. Nanti kita sampaikan setelah selesai rapat,” tandasnya.  

  Sementara  itu,  Ketua Tim  Investigasi  DPC PMI Merauke Tawada Sitinjak  ditemui  media ini seusia melakukan   rapat  mengungkapkan bahwa pihaknya   belum  bisa  memastikan apakah  10  staf   UTD   Merauke  tersebut  mogok  kerja  atau  tidak. Karena   ke-10  staf  tersebut tidak  masuk  sekaligus  namun secara shift. 

Baca Juga :  Penertiban APK, Terkesan  Saling Lempar Tanggung Jawab!   

  “Nanti   Sabtu   besok   baru   kita  bisa   tahu  apakah mereka  mogok  tidak masuk atau tidak. Kalau  hari ini,     kami  belum bisa  tentukan.  Tapi kalau  10 orang  ini   tidak  masuk sampai  Sabtu besok, berarti  mereka  betul-betul  mogok  kerja,’’ kata   Tawada  Sitinjak.  

   Meski   demikian,   Sitinjak menegaskan   bahwa pelayanan  di UTD  Merauke  tetap berjalan. ‘’Anda   bisa lihat  sendiri   pelayanan  tetap berjalan.  Tidak   terlalu   pengaruh,’’ katanya. 

   Diakui Sitinjak  bahwa  ada surat  yang  diterima  oleh  pengurus  PMI  Cabang  Merauke  yang  ditandatangani oleh 10  staf tersebut.   Namun    tidak  tahu  siapa yang  memasukkan  ke  meja  sekretaris PMI Cabang Merauke  dr. Steve Osok . ‘’Surat   itu lebih  duluan sampai  di  tempat  lain  dibanding  dengan kami   di sini  pengurus,’’ jelasnya. 

Baca Juga :  Hanya 456 P3K Tenaga Pendidikan dan Kesehatan Dinyatakan Lulus 

   Dari  surat    yang  ditandatangani 10 staf tersebut, kata Tawada  Sitinjak, meminta    untuk mengganti  Kepala  UTD Merauke dengan  berbagai  alasan salah  satunya  karena  yang  bersangkutan  akan  pendidikan   lagi. “Disini  ada dua   dokter, kalaupun    beliau  berangkat   untuk sementara  diganti  oleh  dokter  satunya. Sebenarnya  tidak  masalah,” jelasnya. 

  Selain  itu,  kata Tawada   Sitinjak, sejak  surat   diterima  pihaknya,   pihaknya  sedang  menjawab  surat  tersebut. ‘’Kami    baru  terima  surat  itu  Senin  4 Mei   kemarin, sementara    kalau  lihat  tanggal   pembuatan  surat  itu  sudah  dibuat sejak 24 April lalu,’’ jelasnya. 

  Namun  untuk      keputusan  terkait dengan  surat   yang  dimasukkan  ke-10  karyawan  tersebut,   tambah  Tawada Sintinjak   akan  dijawab  Sabtu (9/5) besok. ‘’Kita  akan   panggil  mereka  dan  bicara  dari  hati ke  hati sekaligus  kita   berikan  keputusan,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya