Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Lockdown, Tidak Ada Lagi Aktifitas di Perbatasan Darat dan Laut

Elias Mithe, S.STP  ( FOTO:Sulo/Cepos) 

MERAUKE- Sejak lockdown  diterapkan baik oleh pemerintah  Indonesia maupun  pemerintah PNG di  perbatasan  negara  dalam rangka  memutus mata rantai  penyebaran Covid-19,   dilaporkan  tidak ada lagi aktifitas di perbatasan baik  darat maupun  laut.

   “Sejak lockdown  diberlakukan oleh kedua negara di perbatasan  tidak ada lagi  aktivitas  pergerakan  manusia baik  dari Indonesia  ke PNG maupun  dari PNG ke Indonesia,’’ kata   Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan   Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, kepada media  ini,  Senin  (6/4).  

  Diakui  Elias Mithe  bahwa beberapa waktu lalu sejumlah  warga PNG yang ada di  PNG  memiliki rencana  akan  kembali ke Indonesia. Namun   tidak bisa  lagi. Karena  tidak dimungkinkan lagi oleh pemerintah PNG untuk  kembali ke Indonesia. Sebaliknya juga dari Indonesia ke PNG tidak diizinkan  untuk melakukan perjalanan.

Baca Juga :  New Normal Resmi Diterapkan Mulai 19 Juni

   Kalau  wilayah perbatasan sekarang tidak ada lagi aktifitas.  Baik perbatasan  darat maupun  perbatasan  laut. Khusus di Sota sampai di Kukumiks di Distrik  Ulilin, semua  masyarakat  yang ada di Indonesia maupun di  PNG  tetap  stand by  di tempatnya masing-masing dan tidak boleh melakukan aktifitas   apapun. 

  “Walaupun  diketahui kebutuhan Bama bagi masyarakat  yang ada di perbatasan PNG   mereka masih membeli  dari kita di Indonesia. Tapi untuk sekarang tidak boleh melakukan  perjalanan. Saya sudah konfirmasi   kepada teman-teman  Satgas, Danramil maupun Polsek  yang ada di perbatasan, sama sekali tidak pelintasan dari sana. Ini juga berlaku bagi  mereka yang di Kukumiks. Masyarakat yang mau menyeberang ke Indonesia    itu berada di tengah-tengah. Artinya  mereka tidak bisa menyeberang ke Indonesia karena  kita sudah lock,” jelasnya. 

Baca Juga :  Polisi Belum Temukan Adanya Penimbunan Migor

    Begitu   untuk   perbatasan  laut, Elias Mithe mengaku   setiap 2-3 hari melakukan   patroli laut di sekitar Pantai Lampu Satu Merauke dan tidak ada  warga PNG yang menyeberang ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya.  ‘’Mereka semua stand by  di  tempat mereka masing-masing sambil menunggu  informasi  lebih lanjut. Kalau   lintas batas sudah dibuka, baru mereka   akan  melakukan penyeberangan,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Elias Mithe, S.STP  ( FOTO:Sulo/Cepos) 

MERAUKE- Sejak lockdown  diterapkan baik oleh pemerintah  Indonesia maupun  pemerintah PNG di  perbatasan  negara  dalam rangka  memutus mata rantai  penyebaran Covid-19,   dilaporkan  tidak ada lagi aktifitas di perbatasan baik  darat maupun  laut.

   “Sejak lockdown  diberlakukan oleh kedua negara di perbatasan  tidak ada lagi  aktivitas  pergerakan  manusia baik  dari Indonesia  ke PNG maupun  dari PNG ke Indonesia,’’ kata   Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan   Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, kepada media  ini,  Senin  (6/4).  

  Diakui  Elias Mithe  bahwa beberapa waktu lalu sejumlah  warga PNG yang ada di  PNG  memiliki rencana  akan  kembali ke Indonesia. Namun   tidak bisa  lagi. Karena  tidak dimungkinkan lagi oleh pemerintah PNG untuk  kembali ke Indonesia. Sebaliknya juga dari Indonesia ke PNG tidak diizinkan  untuk melakukan perjalanan.

Baca Juga :  40 Guru dari Asmat dan Boven Disiapkan Jadi Pelatih Pemateri Stunting 

   Kalau  wilayah perbatasan sekarang tidak ada lagi aktifitas.  Baik perbatasan  darat maupun  perbatasan  laut. Khusus di Sota sampai di Kukumiks di Distrik  Ulilin, semua  masyarakat  yang ada di Indonesia maupun di  PNG  tetap  stand by  di tempatnya masing-masing dan tidak boleh melakukan aktifitas   apapun. 

  “Walaupun  diketahui kebutuhan Bama bagi masyarakat  yang ada di perbatasan PNG   mereka masih membeli  dari kita di Indonesia. Tapi untuk sekarang tidak boleh melakukan  perjalanan. Saya sudah konfirmasi   kepada teman-teman  Satgas, Danramil maupun Polsek  yang ada di perbatasan, sama sekali tidak pelintasan dari sana. Ini juga berlaku bagi  mereka yang di Kukumiks. Masyarakat yang mau menyeberang ke Indonesia    itu berada di tengah-tengah. Artinya  mereka tidak bisa menyeberang ke Indonesia karena  kita sudah lock,” jelasnya. 

Baca Juga :  Produksi Ikan Tawar di Merauke Luar Biasa

    Begitu   untuk   perbatasan  laut, Elias Mithe mengaku   setiap 2-3 hari melakukan   patroli laut di sekitar Pantai Lampu Satu Merauke dan tidak ada  warga PNG yang menyeberang ke Indonesia. Begitu juga sebaliknya.  ‘’Mereka semua stand by  di  tempat mereka masing-masing sambil menunggu  informasi  lebih lanjut. Kalau   lintas batas sudah dibuka, baru mereka   akan  melakukan penyeberangan,’’ tandasnya. (ulo/tri)   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya