Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Kerahkan 600 Personel Untuk Pembangunan Jembatan di Nduga

Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring (FOTO : Elfira/Cepos)

JAYAPURA-TNI mengerahkan sebanyak 600 personel memperkuat Kodam XVII/Cenderawasih untuk melanjutkan proyek jembatan di Kabupaten Nduga. Dimana pengerjaan jembatan tersebut sempat terhenti karena aksi penembakan yang terjadi pada 2 Desember tahun 2018.

  Sebelumnya proyek ini dikerjakan PT. Istaka Karya dan PT. Brantas Abdibraya yang sempat terhenti akibat adanya insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya oleh gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya, di Distrik Yigi.

   Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menyebutkan, pasukan TNI tersebut akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan. Tekhnis pelaksanaannya pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan Zeni Konstruksi (Zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT. Istaka Karya dan PT. Brantas.

  “Negara tidak boleh mundur  hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, Negara akan tetap melanjutkan pembagunan sampai selesai, ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat,” tegas Panglima.

Baca Juga :  Pembunuh Anak Dituntut 10 Tahun

  Menurutnya, situasi di Kabupaten Nduga saat ini kondusif. Rakyat yang mengungsi akibat insiden pembantaian terhadap karyawan PT. Istaka Karya pada (2/12) sudah mulai kembali ke kampung dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal.

  Dikatakan, warga yang mengungsi tersebit diamankan oleh aparat TNI-Polri dan mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan baik dari aparat keamanan maupun dari pemda setempat.

  “KKSB  ini selalu memutar balikkan fakta, dibuat seakan-akan TNI adalah pelaku penjahat kemanusiaan. Mereka membuat opini bahwa yang dibantai di Distrik Yigi pada bulan Desember tahun lalu adalah anggota TNI yang menyamar, tapi nyatanya media bisa melihat langsung korban dikembalikan ke keluarga semuanya adalah warga sipil,” paparnya

Baca Juga :  Sub Pusat Diminta Sediakan Trayek Tol Laut Merauke-Jayapura PB PON Kota Jayapura

  Lanjutnya, pembangunan infrastruktur di Nduga adalah salah satu program strategis Nasional, sama halnya dengan program-program lainnya di seluruh Indonesia. Pembangunan ini bertujuan untuk membuka isolasi daerah, meningkatkan kesejahteraan rakyat, guna menjamin keadilan sosial menyentuh sampai ke lapisan masyarakat hingga ke pedalaman. 

  Selain itu, pembangunan merupakan wujud kehadiran negara di seluruh wilayah kedaulatan NKRI. Namun sebagaimana kita ketahui semua bahwa di Papua ancaman keamanan masih sangat tinggi.

  “Masih ada saudara kita yang mempersenjatai diri secara ilegal dan melakukan serangkaian tindakan kekerasan dan merongrong kedaulatan negara, termasuk menggangu proses pembangunan di Papua. Itulah sebabnya proses pembangunan tersebut harus diamankan oleh prajurit TNI,” pungkasnya. (fia/tri)

Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring (FOTO : Elfira/Cepos)

JAYAPURA-TNI mengerahkan sebanyak 600 personel memperkuat Kodam XVII/Cenderawasih untuk melanjutkan proyek jembatan di Kabupaten Nduga. Dimana pengerjaan jembatan tersebut sempat terhenti karena aksi penembakan yang terjadi pada 2 Desember tahun 2018.

  Sebelumnya proyek ini dikerjakan PT. Istaka Karya dan PT. Brantas Abdibraya yang sempat terhenti akibat adanya insiden pembantaian terhadap puluhan karyawan PT. Istaka Karya oleh gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya, di Distrik Yigi.

   Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menyebutkan, pasukan TNI tersebut akan digelar di sepanjang jalur pembangunan Trans Papua Wamena-Mumugu, khususnya dalam pembangunan jembatan. Tekhnis pelaksanaannya pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan Zeni Konstruksi (Zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT. Istaka Karya dan PT. Brantas.

  “Negara tidak boleh mundur  hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, Negara akan tetap melanjutkan pembagunan sampai selesai, ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat,” tegas Panglima.

Baca Juga :  Dua Rumah Dinas Mantan Wabup Jadi Temuan BPK

  Menurutnya, situasi di Kabupaten Nduga saat ini kondusif. Rakyat yang mengungsi akibat insiden pembantaian terhadap karyawan PT. Istaka Karya pada (2/12) sudah mulai kembali ke kampung dan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi secara normal.

  Dikatakan, warga yang mengungsi tersebit diamankan oleh aparat TNI-Polri dan mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan baik dari aparat keamanan maupun dari pemda setempat.

  “KKSB  ini selalu memutar balikkan fakta, dibuat seakan-akan TNI adalah pelaku penjahat kemanusiaan. Mereka membuat opini bahwa yang dibantai di Distrik Yigi pada bulan Desember tahun lalu adalah anggota TNI yang menyamar, tapi nyatanya media bisa melihat langsung korban dikembalikan ke keluarga semuanya adalah warga sipil,” paparnya

Baca Juga :  Pembunuh Anak Dituntut 10 Tahun

  Lanjutnya, pembangunan infrastruktur di Nduga adalah salah satu program strategis Nasional, sama halnya dengan program-program lainnya di seluruh Indonesia. Pembangunan ini bertujuan untuk membuka isolasi daerah, meningkatkan kesejahteraan rakyat, guna menjamin keadilan sosial menyentuh sampai ke lapisan masyarakat hingga ke pedalaman. 

  Selain itu, pembangunan merupakan wujud kehadiran negara di seluruh wilayah kedaulatan NKRI. Namun sebagaimana kita ketahui semua bahwa di Papua ancaman keamanan masih sangat tinggi.

  “Masih ada saudara kita yang mempersenjatai diri secara ilegal dan melakukan serangkaian tindakan kekerasan dan merongrong kedaulatan negara, termasuk menggangu proses pembangunan di Papua. Itulah sebabnya proses pembangunan tersebut harus diamankan oleh prajurit TNI,” pungkasnya. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya