Site icon Cenderawasih Pos

Pernah Terjadi Pada  Tahun 1996 Silam, Ada Kemungkinan Bisa Terulang

Pantai Holtekamp di Kota Jayapura, untuk antisipasi kemukingan terjadinya gempa besar yang berpotensi tsunami, perlu diperjelas jalur evakuasi dan titik kumpul untuk penyelematan, menyusul kabar adanya megathrust di Indonesia. (foto:Mboik/Cepos)

Mencermati  Potensi Gempa Megathrust  di Wilayah Papua

Kabar terkait ancaman megathrust di sejumlah wilayah RI, bahkan disebut “tunggu waktu” marak di pemberitaan, bahkan menjadi sorotan di bebagai media sosial.  Kabar ini memang memicu kehebohan setelah ilmuwan Jepang mengaku khawatir pascaguncangan gempa M7,1 yang terjadi di Megathrust Nankai Jepang Selatan pada Jumat 8 Agustus 2024 pukul 14.42.58 WIB. Lantas bagaimana untuk di wilayah Papua?

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Prediksi adanya  gempa megathrust yang disampaikan oleh BMKG beberapa waktu lalu sempat menyedot perhatian masyarakat Indonesia.  Bagaimana tidak gempa megathrust  yang digambarkan sangat besar kekuatannya dan bisa memicu terjadinya gelombang tsunami yang sangat tinggi ini,  tentu membuat orang ketar-ketir.

   Lalu bagaimana dengan Papua yang menjadi salah satu daerah yang seringkali dilanda gempa.  Apakah Papua juga memiliki jalur gempa mega trust tersebut?

  Bagi masyarakat awam gempa megathrust  mungkin biasa saja, hanya saja kedengaran namanya sedikit aneh.  Tetapi bicara gempa bumi masyarakat awam tahunya hanya bencana alam yang membedakannya adalah kekuatannya atau dengan istilah magnitudonya.

   Terlepas dari hal itu,  belakangan ini publik juga bertanya-tanya mengenai informasi yang dikeluarkan oleh BMKG tentang potensi bahaya gempa bumi Mega trust di Mentawai wilayah Sumatera serta megatrust selat Sunda di wilayah Jawa.

   BMKG tentunya tidak asal-asalan merilis, informasi ini  disampaikan   sebagai bentuk warning. Sebab, hingga saat ini, siapapun itu sebenarnya tidak bisa memprediksi kapan terjadinya gempa.  Namun yang harus digarisbawahi adalah potensi gempa megatrust ini pasti terjadi, meski tidak ada yang tahu pasti kapan tiba waktunya.

   Dalam konteks Papua, potensi gempa megatrust ini juga ada. Hal itu sebagaimana disampaikan Danang Pamuji, selaku  Ketua tim kerja pengamatan geofisika BBMKG V. Menurut Danang,

untuk kondisi mega trust di wilayah Indonesia, hampir di seluruh wilayah Indonesia ini mempunyai sumber gempa dengan potensi kekuatan yang sangat besar atau bisa mencapai 8 magnitudo kekuatannya.

   Untuk wilayah Papua sendiri sumber Megatrust  berada di sebelah utara Papua,  mulai dari bagian Utara PNG kemudian melalui perairan Utara Jayapura sampai dengan berakhir di Utara Biak.

   “Jadi untuk sumber Megatrust Utara Papua itu , kalau dari sejarah yang dicatat oleh BMKG,  gempa Biak tahun 1996 itu berasal dari sumber mega trust tersebut, sehingga kurang lebih sudah 28 tahun itu pecah di posisi Pulau Biak” jelas Danang.

   Lantas mengapa akhir-akhir ini BMKG pusat justru menyoroti secara serius tentang potensi Megtrust di Mentawai wilayah Sumatera serta megatrust selat Sunda di wilayah Jawa. Sebab, menurut Danang,  dua wilayah itu merupakan berpotensi mega trust, karena  belum pernah terjadi gempa di kedua sumber tersebut selama  ratusan tahun lamanya.

   “Itulah yang kemudian menjadi kekhawatiran oleh BMKG,  karena gempa di satu segmen pernah pecah di masa lalu, harusnya dia harus pecah lagi di masa sekarang atau di masa mendatang,” ujarnya.

   Karena kalau gempa megatrust ini dalam kurun waktu yang sangat lama tidak meletus otomatis akumulasi energi yang terkumpul itu akan semakin banyak. Potensi untuk merilis energinya pun akan semakin besar juga. Itulah mengapa segmen Mentawai dan selat Sunda itu menjadi perhatian dari BMKG.  Walaupun hampir di seluruh wilayah Indonesia itu mempunyai potensi gempa megatrust.

   Lalu sepeti apa gambaran jalur Megatrust di Papua, kata dia, mega trust Papua memanjang dari wilayah PNG melalui Kota/Kabupaten Jayapura di bagian utaranya, melalui Sarmi, Mamberamo kemudian berakhir di utara Biak.  Hanya saja  gempa di segmen Mega trust Papua ini sudah pernah lepas di tahun 1996 lalu,  waktu gempa Biak.

   “Cuma kita tidak bisa memprediksi kapan gempa akan terjadi,  mungkin tidak selama di segmen Mentawai atau segmen Selat Sunda. Mungkin periode ulangnya tidak selama di sana,  bisa per 30 tahun atau 50 tahun bisa pecah kembali energi gempa di Sumber segmen itu,”ujarnya. (*/tri).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version