Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Usia Sekolah Dihargai Rp 500 Ribu, Langsung Nego dan Ngedate

Menyimak Penggunaan Aplikasi MiChat yang Banyak Dijadikan Wadah Bertransaksi Open BO

Kasus pembunuhan seorang gadis belia yang masih berumur 18 tahun  di salah satu hotel di Kota Jayapura, pekan kemarin mendapat perhatian public. Sebab, diduga kasus pembunuhan ini dipicu masalah transaksi seks. Lantas seperti apa transaksi seks ini terjadi, setelah lokalisasi sudah lama ditutup?

Laporan : Abdel Gamel Naser_Jayapura

Perkembangan teknologi membuat banyak kemudahan yang diberikan. Jika dulu untuk bertransaksi seks harus bertatap muka dan menentukan harga diawal, kini cukup lewat aplikasi. Hal ini yang ternyata sudah mulai banyak terjadi  terjadi di kota Jayapura. Bila cocok harga, penjaja seks dan pria hidung belang ini langsung memuaskan nafsunya di hotel atau tempat yang disepakati.

   Dari penelusuran Cenderawasaih Pops, sederet foto profile yang dilengkapi dengan jarak dan beberapa lampiran foto menjadi tampilan awal aplikasi MiChat. Jika melihat peruntukkannya aplikasi ini sejatinya mirip dengan WhatsApp  yang juga berisi pertemanan. Hanya disini kebanyakan foto yang dipasang cenderung menggoda.

Bila itu seorang cewek, kebanyakan menebar senyum maupun memamerkan kemolekan tubuh ditambah dengan pose genit yang kebanyakan diambil di dalam sebuah room hotel.

  Kira – kira ini tampilan awal dari aplikasi tersebut yang memudahkan para pria hidung belang lebih  cepat mengenal sosok yang ingin didekati, kemudian melakukan transaksi Open Booking Out (BO). Untuk setiap profile menerangkan album, wilayah, tentang dan hoby. Kolom – kolom ini jika sesuai dengan aplikasi maka seharusnya diisi persis sesuai form, namun kebanyakan  justru diisi hal – hal untuk menggiring orang melanjutkan transaksi.

  Untuk mendapatkan aplikasi ini juga sangat mudah, dimana persyaratannya hanya mengisi nama, nomor Hp termasuk lokasi dengan menyalakan GPS. Dari GPS inilah akan ketahuan jarak atau lokasi dimana orang yang ingin diajak untuk berkomunikasi. Ditampilan profile ini juga disiapkan kolom untuk menyapa. Beberapa pria yang ditanya soal kolom ini kebanyakan mengatakan  mengisi dengan pertanyaan menanyakan berapa harga yang dipatok wanita tersebut.

Baca Juga :  Pastikan Stok Kebutuhan Aman, Diharapkan Harga Tetap Stabil

  Sementara dari profile wanita  dalam jejeran list ada kolom tentang, namun ini biasa diisi dengan penyampaian bahwa bisa bertransaksi ketika sudah di kamar. Hanya untuk lokasi ternyata tidak menerakan daerah Papua melainkan masih menggunakan Irian Jaya. Beberapa orang yang ditemui Cenderawasih Pos mengatakan bahwa tidak sulit untuk bertransaksi mencari wanita yang bisa diajak ngeseks alias open BO. Cukup mengaktifkan MiChat kemudian surfing dan menentukan wanita mana yang dipilih.

  Jika harga cocok, maka bisa langsung  copy darat alias bertemu tatap muka. “Ada yang Rp 500 ribu, ada yang di atas itu, hingga ada yang sampai jutaan. Tergantung wanitanya. Jika dia memang cantik, masih muda dan menarik maka pasti mahal,” kata Raymond satu  pengguna MiChat kepada Cenderawasih Pos, Kamis (25/8).

   Ia sendiri pernah melakukan transaksi, namun bukan untuk dipakai sendiri melainkan pesanan rekannya. “Waktu itu masih dapat Rp 500 ribu dan langsung menentukan tempat  untuk bertemu,” jelasnya.

  Cewek yang “tersaji” ada yang tinggal di Abepura, Jayapura, Waena hingga Angkasa. Tinggal memilih mana yang terdekat sesuai  jarak tadi. Sementara untuk lokasi biasanya untuk disepakati kedua pihak. Jika modal pas-pasan kebanyakan hanya menggunakan penginapan  standart namun jika ceweknya berkelas biasa meminta di hotel berbintang. Namun kata Raymond ada juga yang lokasinya di kos-kosan si cewek.

“Saya pikir aplikasi ini sudah banyak yang menggunakan dan pastinya tidak semua menggunakan foto dan nama asli,” tambahnya.

Baca Juga :  Jika Mood Sehari Bisa 10 Gambar Termasuk yang Terlintas Dipikiran

  Menariknya terkadang ada juga yang sudah membangun jejaring hingga ke hotel  dimana nantinya ada pembagian fee antara si cewek dengan oknum karyawan hotel.

  Hanya saja terkadang untuk memastikan si cewek tidak dikerjai atau menjadi korban penipuan, kebanyakan mereka kata Raymond memilih untuk meminta dibayar di muka alias uang bookingan ditunjukkan di depan. Pengguna lainnya, yakni Ridwan menyebut bahwa aplikasi ini sangat memudahkan mencari cewek panggilan yang open BO.  Ia sendiri mengetahui kadang ada anak usia  sekolah yang sudah menjajakan  tubuhnya, namun ada juga wanita paro baya yang juga menawarkan diri.

  Aplikasi ini sendiri mulai ramai dibicarakan terang – terangan setelah kasus pembunuhan di salah satu hotel di Kota Jayapura  yang dilakukan oleh NA. Ia melakukan transaksi dengan seorang cewek di MiChat kemudian   janjian ketemu di sebuah kamar hotel yang sudah disiapkan oleh si cewek. Disini korban memilih yang membooking tempat untuk selanjutnya nanti diganti oleh NA. Namun sesampainya di dalam ternyata uang yang disepakati tidak sesuai. Korban awalnya meminta Rp 700 ribu, namun  setelah nego akhirnya  jatuh di harga Rp 500 ribu.

  Hanya sesampai di kamar, ternyata NA tak bisa menunjukkan uang Rp 500 ribu, karena hanya memiliki uang Rp 100 ribu. Disinilah korban menolak  untuk melakukan hubungan seks hingga membuat pelaku marah kemudian melakukan penikaman.

   Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol Victor Mackbon menyampaikan bahwa dari kasus ini pihaknya akan mendalami, tidak saja kasus pembunuhan tersebut tetapi juga menyangkut aplikasi maupun keterlibatan pihak hotel sebagai penyedia tempat. “Ini menjadi catatan kami dan ke depan akan ditelusuri,” singkat Kapolresta. (*/tri)

Menyimak Penggunaan Aplikasi MiChat yang Banyak Dijadikan Wadah Bertransaksi Open BO

Kasus pembunuhan seorang gadis belia yang masih berumur 18 tahun  di salah satu hotel di Kota Jayapura, pekan kemarin mendapat perhatian public. Sebab, diduga kasus pembunuhan ini dipicu masalah transaksi seks. Lantas seperti apa transaksi seks ini terjadi, setelah lokalisasi sudah lama ditutup?

Laporan : Abdel Gamel Naser_Jayapura

Perkembangan teknologi membuat banyak kemudahan yang diberikan. Jika dulu untuk bertransaksi seks harus bertatap muka dan menentukan harga diawal, kini cukup lewat aplikasi. Hal ini yang ternyata sudah mulai banyak terjadi  terjadi di kota Jayapura. Bila cocok harga, penjaja seks dan pria hidung belang ini langsung memuaskan nafsunya di hotel atau tempat yang disepakati.

   Dari penelusuran Cenderawasaih Pops, sederet foto profile yang dilengkapi dengan jarak dan beberapa lampiran foto menjadi tampilan awal aplikasi MiChat. Jika melihat peruntukkannya aplikasi ini sejatinya mirip dengan WhatsApp  yang juga berisi pertemanan. Hanya disini kebanyakan foto yang dipasang cenderung menggoda.

Bila itu seorang cewek, kebanyakan menebar senyum maupun memamerkan kemolekan tubuh ditambah dengan pose genit yang kebanyakan diambil di dalam sebuah room hotel.

  Kira – kira ini tampilan awal dari aplikasi tersebut yang memudahkan para pria hidung belang lebih  cepat mengenal sosok yang ingin didekati, kemudian melakukan transaksi Open Booking Out (BO). Untuk setiap profile menerangkan album, wilayah, tentang dan hoby. Kolom – kolom ini jika sesuai dengan aplikasi maka seharusnya diisi persis sesuai form, namun kebanyakan  justru diisi hal – hal untuk menggiring orang melanjutkan transaksi.

  Untuk mendapatkan aplikasi ini juga sangat mudah, dimana persyaratannya hanya mengisi nama, nomor Hp termasuk lokasi dengan menyalakan GPS. Dari GPS inilah akan ketahuan jarak atau lokasi dimana orang yang ingin diajak untuk berkomunikasi. Ditampilan profile ini juga disiapkan kolom untuk menyapa. Beberapa pria yang ditanya soal kolom ini kebanyakan mengatakan  mengisi dengan pertanyaan menanyakan berapa harga yang dipatok wanita tersebut.

Baca Juga :  Ikan dan Cumi-cumi yang Banyak Diburu, Tak Dapat Ikan Tetap Puas

  Sementara dari profile wanita  dalam jejeran list ada kolom tentang, namun ini biasa diisi dengan penyampaian bahwa bisa bertransaksi ketika sudah di kamar. Hanya untuk lokasi ternyata tidak menerakan daerah Papua melainkan masih menggunakan Irian Jaya. Beberapa orang yang ditemui Cenderawasih Pos mengatakan bahwa tidak sulit untuk bertransaksi mencari wanita yang bisa diajak ngeseks alias open BO. Cukup mengaktifkan MiChat kemudian surfing dan menentukan wanita mana yang dipilih.

  Jika harga cocok, maka bisa langsung  copy darat alias bertemu tatap muka. “Ada yang Rp 500 ribu, ada yang di atas itu, hingga ada yang sampai jutaan. Tergantung wanitanya. Jika dia memang cantik, masih muda dan menarik maka pasti mahal,” kata Raymond satu  pengguna MiChat kepada Cenderawasih Pos, Kamis (25/8).

   Ia sendiri pernah melakukan transaksi, namun bukan untuk dipakai sendiri melainkan pesanan rekannya. “Waktu itu masih dapat Rp 500 ribu dan langsung menentukan tempat  untuk bertemu,” jelasnya.

  Cewek yang “tersaji” ada yang tinggal di Abepura, Jayapura, Waena hingga Angkasa. Tinggal memilih mana yang terdekat sesuai  jarak tadi. Sementara untuk lokasi biasanya untuk disepakati kedua pihak. Jika modal pas-pasan kebanyakan hanya menggunakan penginapan  standart namun jika ceweknya berkelas biasa meminta di hotel berbintang. Namun kata Raymond ada juga yang lokasinya di kos-kosan si cewek.

“Saya pikir aplikasi ini sudah banyak yang menggunakan dan pastinya tidak semua menggunakan foto dan nama asli,” tambahnya.

Baca Juga :  Banjir Terparah Kali ini, Proses Pembelajaran Ditargetkan Normal Minggu

  Menariknya terkadang ada juga yang sudah membangun jejaring hingga ke hotel  dimana nantinya ada pembagian fee antara si cewek dengan oknum karyawan hotel.

  Hanya saja terkadang untuk memastikan si cewek tidak dikerjai atau menjadi korban penipuan, kebanyakan mereka kata Raymond memilih untuk meminta dibayar di muka alias uang bookingan ditunjukkan di depan. Pengguna lainnya, yakni Ridwan menyebut bahwa aplikasi ini sangat memudahkan mencari cewek panggilan yang open BO.  Ia sendiri mengetahui kadang ada anak usia  sekolah yang sudah menjajakan  tubuhnya, namun ada juga wanita paro baya yang juga menawarkan diri.

  Aplikasi ini sendiri mulai ramai dibicarakan terang – terangan setelah kasus pembunuhan di salah satu hotel di Kota Jayapura  yang dilakukan oleh NA. Ia melakukan transaksi dengan seorang cewek di MiChat kemudian   janjian ketemu di sebuah kamar hotel yang sudah disiapkan oleh si cewek. Disini korban memilih yang membooking tempat untuk selanjutnya nanti diganti oleh NA. Namun sesampainya di dalam ternyata uang yang disepakati tidak sesuai. Korban awalnya meminta Rp 700 ribu, namun  setelah nego akhirnya  jatuh di harga Rp 500 ribu.

  Hanya sesampai di kamar, ternyata NA tak bisa menunjukkan uang Rp 500 ribu, karena hanya memiliki uang Rp 100 ribu. Disinilah korban menolak  untuk melakukan hubungan seks hingga membuat pelaku marah kemudian melakukan penikaman.

   Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol Victor Mackbon menyampaikan bahwa dari kasus ini pihaknya akan mendalami, tidak saja kasus pembunuhan tersebut tetapi juga menyangkut aplikasi maupun keterlibatan pihak hotel sebagai penyedia tempat. “Ini menjadi catatan kami dan ke depan akan ditelusuri,” singkat Kapolresta. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya