Saturday, April 20, 2024
26.7 C
Jayapura

Banjir Terparah Kali ini, Proses Pembelajaran Ditargetkan Normal Minggu

Melihat Kondisi SMA Negeri 4 Jayapura Pasca Surutnya Banjir di Kota Jayapura

Meski anak-anak didik di SMA Negeri 4 Jayapura banyak dan sering meraih prestasi, namun di satu sisi, sekolah mereka sering menjadi langganan banjir saat hujan deras. Seperti halnya banjir pada saat hujan deras, Jumat (7/1) pekan kemarin. Lantas seperti apa kondisinya pasca banjir surut?

Laporan: Priyadi_Jayapura

Senin (10/1) pagi kemarin, seharusnya anak-anak sudah kembali belajar tatap muka di sekolah. Hanya saja, karena ada musibah banjir, agenda belajar di sekolah ini berupa dengan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah. Sisa lumpur tebal, memang masih terlihat hampir di seluruh bagian sekolah yang lokasinya di datara rendah ini.

  Ya, musibah banjir dan Tanah Longsor yang terjadi di Kota Jayapura akibat hujan deras, yang terjadi hari Kamis dan Jumat (7/1)lalu, juga menyebakan SMAN 4 Jayapura di Entrop kebanjiran sampai 2.5 meter. Air masuk di sekolah karena tembok sekolah yang membatasi sungai entrop rubuh.

   Kepala SMAN 4 Jayapura di Entrop, Laba Sembiring, M.Pd.,mengakui, musibah banjir yang kembali terjadi di SMAN 4 Jayapura di Entrop ini yang terparah dibanding sebelum sebelumnya, karena akibat air masuk sekolah begitu kencang baik di depan pintu masuk sekolah.

  Tidak hanya itu,  di bagian samping sekolah dan belakang sekolah air juga masuk, akibat tembok pembatas sekolah dengan sungai roboh. Jadi sekolah dikepung air hingga masuk di ruangan kelas maupun ruangan guru. Tentu saja ini menyebabkan banyak buku pelajaran, ATK terendam banjir dan kursi banyak hanyut ke luar kelas sampai di lapamgan. Kondisi ini tak pelak menimbulkan  banyak kerugian yang dialami sekolah.

Baca Juga :  Langganan Jokowi sejak Masih Jadi Pengusaha

   Selain itu, pada saat mulai dilakukan pembersihan oleh siswa dan lainnya,  ternyata hujan juga masih ada pada hari Sabtu, sehingga sampai saat ini masih dilakukan pembersihan terus baik dengan menggunakan alat berat.

   “Memang cuaca yang begitu ekstrem sekali,  mengakibatkan hujan deras hingga terjadi musibah banjir dan tanah longsor menimpa di Kota Jayapura. Dan untuk sekolah kami tahun ini yang paling parah karena debit air yang masuk bersamaan tiba-tiba lewat tembok belakang yang roboh, ketinggian air di dalam gedung mencapai 2.5 meter itu di titik terendah dan di titik ruang guru 1.8 m,” bebernya  kepada   Cenderawasih Pos saat ditemui di sekolah, Senin(10/1) kemarin.

   Diakui, dengan gotong-royong kebersamaan dalam melakukan pembersihan di sekolah yang begitu kuat dan banyak bantuan dari personel Koramil Japsel, PUPR Kota dan lainnya dalam Minggu ini rencananya pembelajaran sudah bisa kembali normal.

   “Target kami pada hari Jumat sudah bereskan ruang administrasi untuk pelayanan, untuk mengajar dan hari Senin ruang kelas sudah kami selesai bersihkan. Hanya saja material yang masih menumpuk di lapangan akan diselesaikan secara bertahap. Pasalnya, jika cuaca panas lumpur bisa mudah diangkat oleh ekskavator dan dimasukkan ke dalam bak truk, karena jika masih basah lumpurnya tentu jika diangkut ke bak truk maka sepanjang jalan akan menetes lumpurya jadi ini yang membuat harus menunggu kering,” ucapnya.

Baca Juga :  Obati dan Sembuhkan Luka, Kubur Dendam, dan Perkuat Kohesi

   Laba juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Jayapura dan Wakil Wali kota Jayapura yang telah meninjau sekolah dan meminta segera membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja) pembangunan tembok yang roboh, supaya jika terjadi hujan air tidak langsung masuk ke sekolah lagi.

   Di satu sisi, Laba juga menyayangkan dari pihak pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua, karena belum turun melihat kondisi sekolah apakah itu mendata barang apa saja yang rusak, melihat kondisi sekolah seperti apa,  padahal pihaknya sangat berharap.

   Menurut Laba, jika semua bisa bersinergi dalam mengatasi musibah ini tentu akan semakin ringan. Sebab, ini fasilitas  layanan publik tentu harus jadi prioritas. Apalagi sudah lama siswa tidak melakukan pembelajaran tatap muka dan sudah saatnya melakukan tatap muka terus menghadapi masalah seperti ini.

   “Kita sebenarnya sudah laporkan ke dinas pada hari Jumat, namun diminta lagi melaporkan di hari Senin, kami akan tetap melaporkan,”tegasnya.

   Sementara itu, dari pantauan wartawan Cenderawasih Pos semua peserta didik diturunkan di sekolah untuk membantu proses pembersihan sisa-sisa banjir  yang masih mengendap dan membawa alat kerja dari rumah masing-masing pasca banjir hingga kemarin.(*/tri)

Melihat Kondisi SMA Negeri 4 Jayapura Pasca Surutnya Banjir di Kota Jayapura

Meski anak-anak didik di SMA Negeri 4 Jayapura banyak dan sering meraih prestasi, namun di satu sisi, sekolah mereka sering menjadi langganan banjir saat hujan deras. Seperti halnya banjir pada saat hujan deras, Jumat (7/1) pekan kemarin. Lantas seperti apa kondisinya pasca banjir surut?

Laporan: Priyadi_Jayapura

Senin (10/1) pagi kemarin, seharusnya anak-anak sudah kembali belajar tatap muka di sekolah. Hanya saja, karena ada musibah banjir, agenda belajar di sekolah ini berupa dengan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah. Sisa lumpur tebal, memang masih terlihat hampir di seluruh bagian sekolah yang lokasinya di datara rendah ini.

  Ya, musibah banjir dan Tanah Longsor yang terjadi di Kota Jayapura akibat hujan deras, yang terjadi hari Kamis dan Jumat (7/1)lalu, juga menyebakan SMAN 4 Jayapura di Entrop kebanjiran sampai 2.5 meter. Air masuk di sekolah karena tembok sekolah yang membatasi sungai entrop rubuh.

   Kepala SMAN 4 Jayapura di Entrop, Laba Sembiring, M.Pd.,mengakui, musibah banjir yang kembali terjadi di SMAN 4 Jayapura di Entrop ini yang terparah dibanding sebelum sebelumnya, karena akibat air masuk sekolah begitu kencang baik di depan pintu masuk sekolah.

  Tidak hanya itu,  di bagian samping sekolah dan belakang sekolah air juga masuk, akibat tembok pembatas sekolah dengan sungai roboh. Jadi sekolah dikepung air hingga masuk di ruangan kelas maupun ruangan guru. Tentu saja ini menyebabkan banyak buku pelajaran, ATK terendam banjir dan kursi banyak hanyut ke luar kelas sampai di lapamgan. Kondisi ini tak pelak menimbulkan  banyak kerugian yang dialami sekolah.

Baca Juga :  Megawati Nambah Tiga Kali, Dibungkus Daun Simpur supaya Aroma Khas Keluar

   Selain itu, pada saat mulai dilakukan pembersihan oleh siswa dan lainnya,  ternyata hujan juga masih ada pada hari Sabtu, sehingga sampai saat ini masih dilakukan pembersihan terus baik dengan menggunakan alat berat.

   “Memang cuaca yang begitu ekstrem sekali,  mengakibatkan hujan deras hingga terjadi musibah banjir dan tanah longsor menimpa di Kota Jayapura. Dan untuk sekolah kami tahun ini yang paling parah karena debit air yang masuk bersamaan tiba-tiba lewat tembok belakang yang roboh, ketinggian air di dalam gedung mencapai 2.5 meter itu di titik terendah dan di titik ruang guru 1.8 m,” bebernya  kepada   Cenderawasih Pos saat ditemui di sekolah, Senin(10/1) kemarin.

   Diakui, dengan gotong-royong kebersamaan dalam melakukan pembersihan di sekolah yang begitu kuat dan banyak bantuan dari personel Koramil Japsel, PUPR Kota dan lainnya dalam Minggu ini rencananya pembelajaran sudah bisa kembali normal.

   “Target kami pada hari Jumat sudah bereskan ruang administrasi untuk pelayanan, untuk mengajar dan hari Senin ruang kelas sudah kami selesai bersihkan. Hanya saja material yang masih menumpuk di lapangan akan diselesaikan secara bertahap. Pasalnya, jika cuaca panas lumpur bisa mudah diangkat oleh ekskavator dan dimasukkan ke dalam bak truk, karena jika masih basah lumpurnya tentu jika diangkut ke bak truk maka sepanjang jalan akan menetes lumpurya jadi ini yang membuat harus menunggu kering,” ucapnya.

Baca Juga :  Dorong Perluasan Objek Pajak Untuk Bantu Tingkatkan Penerimaan Daerah

   Laba juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Jayapura dan Wakil Wali kota Jayapura yang telah meninjau sekolah dan meminta segera membuat RAB (Rencana Anggaran Belanja) pembangunan tembok yang roboh, supaya jika terjadi hujan air tidak langsung masuk ke sekolah lagi.

   Di satu sisi, Laba juga menyayangkan dari pihak pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Papua, karena belum turun melihat kondisi sekolah apakah itu mendata barang apa saja yang rusak, melihat kondisi sekolah seperti apa,  padahal pihaknya sangat berharap.

   Menurut Laba, jika semua bisa bersinergi dalam mengatasi musibah ini tentu akan semakin ringan. Sebab, ini fasilitas  layanan publik tentu harus jadi prioritas. Apalagi sudah lama siswa tidak melakukan pembelajaran tatap muka dan sudah saatnya melakukan tatap muka terus menghadapi masalah seperti ini.

   “Kita sebenarnya sudah laporkan ke dinas pada hari Jumat, namun diminta lagi melaporkan di hari Senin, kami akan tetap melaporkan,”tegasnya.

   Sementara itu, dari pantauan wartawan Cenderawasih Pos semua peserta didik diturunkan di sekolah untuk membantu proses pembersihan sisa-sisa banjir  yang masih mengendap dan membawa alat kerja dari rumah masing-masing pasca banjir hingga kemarin.(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya