Wednesday, April 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Jangan Panic Buying, Meski Stok Melimpah Meski Harga Tetap Mahal

Melihat Ketersediaan Migor, Pasca Kelangkaan dan Naiknya Harga Jelang Ramadan

Setiap menjelang bulan Ramadan, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa, maupun saat hari raya Idul Fitri nanti, dipastikan kebutuhan berbagai kebutuhan pokok terus meningkat. Termasuk dengan kebutuhan minyak goreng, yang sempat langka di pasaran. Lanta seperti apa kondisinya saat memasuki Ramadan ini?

Laporan: Yohana_Jayapura

Baru-baru ini, kelangkaan minyak goreng hampir dirasakan di seluruh Indonesia, termasuk di Papua juga terkena imbas langkanya minyak goreng. Dimana kelangkaan ini berujung dengan naiknya harga minyak goreng di sejumlah pasar dan pertokoan di Kota Jayapura.

   Kenaikan harga minyak goreng disebabkan permintaan meningkat, sementara stok terbatas. Hal ini juga dipicu sempat terjadinya kelangkahan minyak goreng. Seperti yang terjadi di Jayapura, beberapa pedang retail  sempat mengalami kekosongan stok, namun secepatnya para distributor kembali menyuplai stok migor yang dibantu dengan pengontrolan langsung oleh Pemerintah.

  Meski demikian harga Migor dalam kemasan saat ini tetap masih tergolong mahal, meski stok migor sudah tersedia di pasar-pasar tradisional, maupun ritel modern sudah melimpah saat ini. Kenaikan harga Migor di Papua sepertinya tidak begitu dipermasalahkan masyarakat, karena meski harga melambung, permintaan Migor tetap stabil.

Baca Juga :  Uang Belanja Hanya Rp 500 Ribu/Bulan, Saat Hamil pun Masih Sempat Dianiaya

  Berdasarkan informasi yang dikeluarkan, Disperindag Provinsi Papua, mahalnya harga minyak goreng kemasan dikarenakan, minyak goreng tersebut karena tidak mendapat subsidi dari Pemerintah.

   Kepala Disperindag Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamai mengakui kelangkaan minyak goreng hampir terjadi di semua provinsi termasuk Papua. Mahalnya minyak goreng ini, tidak membuat pemerintah tutup mata, pemerintah terus berpartisipasi menyediakan minyak goreng bagi masyarakat.

    “Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu mendatangkan stok minyak goreng curah yang dibagikan sampai ke Papua, harga dari Migor curah jauh lebih murah dibandingkan Migor kemasan,” jelasnya.

   Jika migor kemasan harganya berkisar Rp 20 ribu/liter, maka migor curah pasti di bawah harga tersebut yakni Rp 15 ribu – Rp 17 ribu/liternya. Pemerintah juga berharap agar masyarakat jangan sampai panic buying, karena pemerintah siap siaga menyediakan ketersediaan migor hingga lebaran.

   Bukan hanya migor, pengawasan terhadap harga kebutuhan bapok juga akan diperhatikan, meski harga migor kemasan mengalami kenaikan harga, hal tersebut tidak mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan bapok selama  Ramadan hingga Idul Fitri.

Baca Juga :  Lakukan Deteksi Dini,  Jangan Tunggu Sampai Mental Anak Kritis Baru Diobati

   “Harga di pasaran masih tergolong normal, kebutuhan bapok juga masih tetap terkontrol, harga-harga di pasaran akan terus dipantau, sementara untuk stok minyak goreng juga tersedia,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (4/4) kemarin

  Selain pemerintah, para pedagang ritel di Jayapura mengakui bahwa ketersediaan Migor dalam kemasan saat ini sangat melimpah.  Mulai dari kemasan 1 liter, 2 liter hingga 5 liter, ketersediaan stok bisa mencakup kebutuhan pasar selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.

  SGM (Store General Manager) Hypermart, Gatot Wiyono menjelaskan, stok migor kemasan di Hypermat cukup tersedia, lengkap, bahkan permintaan konsumen juga masih dalam tahap normal. “Harga Migor Kemasan juga masih sama, dimana untuk ukuran 1 liter di atas Rp 20 ribu, 2 liter Rp 50 ribu – Rp 60 ribu,  sementara ukuran 5 liter kisaran Rp 100 ribu,” tambahnya.

   Masyarakat tidak perlu khawatir, stok migor di toko-toko retell moderen tersedia, sementara di pasar tradisional juga stok tersedia bukan hanya dalam bentuk kemasan, tetapi juga migor curah. Selain migor, kebutuhan bapok selama Ramadhan dan Idul Fitri tetap tersedia, tidak mengalami kenaikan harga. (*)

Melihat Ketersediaan Migor, Pasca Kelangkaan dan Naiknya Harga Jelang Ramadan

Setiap menjelang bulan Ramadan, dimana umat muslim menjalankan ibadah puasa, maupun saat hari raya Idul Fitri nanti, dipastikan kebutuhan berbagai kebutuhan pokok terus meningkat. Termasuk dengan kebutuhan minyak goreng, yang sempat langka di pasaran. Lanta seperti apa kondisinya saat memasuki Ramadan ini?

Laporan: Yohana_Jayapura

Baru-baru ini, kelangkaan minyak goreng hampir dirasakan di seluruh Indonesia, termasuk di Papua juga terkena imbas langkanya minyak goreng. Dimana kelangkaan ini berujung dengan naiknya harga minyak goreng di sejumlah pasar dan pertokoan di Kota Jayapura.

   Kenaikan harga minyak goreng disebabkan permintaan meningkat, sementara stok terbatas. Hal ini juga dipicu sempat terjadinya kelangkahan minyak goreng. Seperti yang terjadi di Jayapura, beberapa pedang retail  sempat mengalami kekosongan stok, namun secepatnya para distributor kembali menyuplai stok migor yang dibantu dengan pengontrolan langsung oleh Pemerintah.

  Meski demikian harga Migor dalam kemasan saat ini tetap masih tergolong mahal, meski stok migor sudah tersedia di pasar-pasar tradisional, maupun ritel modern sudah melimpah saat ini. Kenaikan harga Migor di Papua sepertinya tidak begitu dipermasalahkan masyarakat, karena meski harga melambung, permintaan Migor tetap stabil.

Baca Juga :  Uang Belanja Hanya Rp 500 Ribu/Bulan, Saat Hamil pun Masih Sempat Dianiaya

  Berdasarkan informasi yang dikeluarkan, Disperindag Provinsi Papua, mahalnya harga minyak goreng kemasan dikarenakan, minyak goreng tersebut karena tidak mendapat subsidi dari Pemerintah.

   Kepala Disperindag Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamai mengakui kelangkaan minyak goreng hampir terjadi di semua provinsi termasuk Papua. Mahalnya minyak goreng ini, tidak membuat pemerintah tutup mata, pemerintah terus berpartisipasi menyediakan minyak goreng bagi masyarakat.

    “Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu mendatangkan stok minyak goreng curah yang dibagikan sampai ke Papua, harga dari Migor curah jauh lebih murah dibandingkan Migor kemasan,” jelasnya.

   Jika migor kemasan harganya berkisar Rp 20 ribu/liter, maka migor curah pasti di bawah harga tersebut yakni Rp 15 ribu – Rp 17 ribu/liternya. Pemerintah juga berharap agar masyarakat jangan sampai panic buying, karena pemerintah siap siaga menyediakan ketersediaan migor hingga lebaran.

   Bukan hanya migor, pengawasan terhadap harga kebutuhan bapok juga akan diperhatikan, meski harga migor kemasan mengalami kenaikan harga, hal tersebut tidak mempengaruhi kenaikan harga kebutuhan bapok selama  Ramadan hingga Idul Fitri.

Baca Juga :  Focus Buta Huruf hingga Sekolah yang Belum Punya Gedung dan Terakreditasi 

   “Harga di pasaran masih tergolong normal, kebutuhan bapok juga masih tetap terkontrol, harga-harga di pasaran akan terus dipantau, sementara untuk stok minyak goreng juga tersedia,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Minggu (4/4) kemarin

  Selain pemerintah, para pedagang ritel di Jayapura mengakui bahwa ketersediaan Migor dalam kemasan saat ini sangat melimpah.  Mulai dari kemasan 1 liter, 2 liter hingga 5 liter, ketersediaan stok bisa mencakup kebutuhan pasar selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.

  SGM (Store General Manager) Hypermart, Gatot Wiyono menjelaskan, stok migor kemasan di Hypermat cukup tersedia, lengkap, bahkan permintaan konsumen juga masih dalam tahap normal. “Harga Migor Kemasan juga masih sama, dimana untuk ukuran 1 liter di atas Rp 20 ribu, 2 liter Rp 50 ribu – Rp 60 ribu,  sementara ukuran 5 liter kisaran Rp 100 ribu,” tambahnya.

   Masyarakat tidak perlu khawatir, stok migor di toko-toko retell moderen tersedia, sementara di pasar tradisional juga stok tersedia bukan hanya dalam bentuk kemasan, tetapi juga migor curah. Selain migor, kebutuhan bapok selama Ramadhan dan Idul Fitri tetap tersedia, tidak mengalami kenaikan harga. (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya