Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Terkendala TPA Koya Koso yang Terbakar, Semua OPD Ikut Berperan Aktif

Kepala DLHK Kota Jayapura Jece Mano Soal Pemkot Tak Dapat Penghargaan Adipura 

Selama ini Kota Jayapura sudah 8 kali berturut-turut mendapatkan Piala Adipura. Tentu ini menjadi kebanggaan seluruh masyarakat di Kota Jayapura. Namun, tahun ini Kota Jayapura tak mampu mempertahankan gelar sebagai kota bersih dengan mendapat Piala Adipura. Lantas apa yang menjadi penyebabnya?

Laporan: Priyadi _Jayapura

Menteri LHK atau Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberikan sebuah penghargaan Adipura 2022 untuk sejumlah kota dan kabupaten, yang berhasil mengelola lingkungan dan kebersihan. Untuk pemerintah Kota sendiri, kali ini hanya mendapatkan penghargaan Sertifikat Adipura tidak tropi atau piala Adipura.

   Tentu saja, hal ini membuat bertanya-tanya, mengapa Kota Jayapura sampai menurun dalam penanganan masalah kebersihan dan lingkungan ini.  Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Jayapura Jece Mano yang mempunyai tupoksi di bidang penanganan kebersihan dan lingkungan ini pun memberikan penjelasan.

  Saat ditemui Cenderawasih Pos, Kamis (9/3) kemarin, Jece Mano mengungkapkan bahwa  pada program Adipura 2022, pengklasifikasian kabupaten/kota dilakukan berdasarkan pada dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada), kapasitas terpasang sistem pengelolaan sampah dengan basis sistem teruji dan data yang akurat terverifikasi melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Operasional TPA, dan Ruang Terbuka Hijau.

   Program Adipura bertujuan untuk mendorong kepemimpinan dan komitmen pemerintah kabupaten/kota serta membangun partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk berperan menselaraskan pertumbuhan ekonomi hijau, fungsi sosial, dan fungsi ekologis dalam proses pembangunan dengan menerapkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Baca Juga :  Penjual Peyek Menangis Kaos Dari Presiden Diambil Orang

   Penghargaan Adipura telah mengalami penyempurnaan pada penilaian tahun 2022 ini. Penyempurnaan program Adipura terlihat dari elaborasi indikator penilaian yang tidak hanya menyentuh sisi kebersihan dan keteduhan di perkotaan, penggunaan teknologi pemantauan melalui aerial survey (drone) dan citra satelit, peningkatan kapasitas terpasang, namun juga melihat perkembangan terbangunnya Kampung Iklim di setiap kabupaten/kota sebagai insentif dalam penilaian Adipura.

   “Untuk di Kota Jayapura dalam penilaian kota dalam rangka penanganan kebersihan berdasarkan penilaian Dewan Pertimbangan Adipura berasal dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI Kota Jayapura mendapat sertifikat Adipura untuk Kota sedang,’’katanya.

Diakui,  memang kalau dilihat dari penghargaan ini dibanding tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan yang sebelumnya mendapat tropy atau piala adipura, tapi tahun ini hanya sertifikat.

  Menurut Jece Mano, hal ini disebabkan ada beberapa factor. Dimana hampir 2 tahun ada moratorium penilaian adipura oleh Kementerian KLHK karena ada pandemic Covid-19. Karena itu, pemerintah provinsi,  kabupaten/kota di Indonesa tidak dilakukan penilaian Adipura dan penilaian Adipura dimunculkan lagi tahun 2022.

  Hal ini membuat persiapan-persiapan tidak maksimal, terutama Pemkot Jayapura mempersiapkan Sarpras pendukung dan pada saat penilaian sudah dilakukan secara berjenjang oleh tim penilai provinsi dan juga dilakukan penilaian tim pusat.

  ”Kami sebagai dinas teknis diberikan kewenangan sebagai Tupoksi untuk penanganan kebersihan Kota Jayapura telah melakukan kerja sesuai Tupoksi dalam penanganan kebersihan, maupun kegiatan rutin dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan himbauan yang disampaikan kepada masyarakat dan stakeholder untuk memperhatikan kebersihan Kota Jayapura. Dan menurut pengamatan kami sudah dilakukan walaupun belum maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pembangunan Drainase, Lapak Ikan Dipindah Sementara

   Untuk kendala yang dihadapi sendiri saat penilaian adalah TPA Koya Koso terbakar, jadi jika suatu TPA ada titik pantau ada asap ini sudah sangat mempengaruhi penilaian karena nilai dari TPA besar untuk penilaian Adipura termasuk dalam memilah sampah dan bagaimana penanganan sampah serta Ruang Terbuka Hijau (RTH).

  “Kalau TPA sudah bermasalah, ini menjadi salah satu kendala kami dan kejadian terbakar di tahun 2022, walaupun kita sudah lakukan upaya ditimbun, namun asap tetap ada,’’katanya.

   Kemudian kendala lain, dalam penilaian Adipura melibatkan banyak OPD yang harus ikut membantu dalam penanganan kebersihan.

Contohnya di pasar harus dibantu Disperindagkop, di terminal dibantu Dinas Perhubungan, di Puskemas, Rumah Sakit dibantu Dinas Kesehatan, di sekolah dibantu Dinas P&K Kota Jayapura, kebersihan di kali dan sungai dibantu Dinas PUPR PKP.

  Termasuk di lingkungan masyarakat, tentu peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan jangan membuang sampah sembarangan dan harus pada waktu yang ditentukan, sehingga kerjasama kolaborasi ini juga harus dilakukan.

  Walaupun demikian, Jece Mano telah menyampaikan kepada Penjabat  Wali Kota Jayapura terkait kendala dan kekurangan yang dialami. Pihaknya optimis dan terus berusaha dalam penialaian adipura 2023 bisa lebih baik lagi, karena Pj Wali Kota juga telah memberikan dukungan Sarpras seperti alat berat di TPA maupun lainnya.(*/tri)

Kepala DLHK Kota Jayapura Jece Mano Soal Pemkot Tak Dapat Penghargaan Adipura 

Selama ini Kota Jayapura sudah 8 kali berturut-turut mendapatkan Piala Adipura. Tentu ini menjadi kebanggaan seluruh masyarakat di Kota Jayapura. Namun, tahun ini Kota Jayapura tak mampu mempertahankan gelar sebagai kota bersih dengan mendapat Piala Adipura. Lantas apa yang menjadi penyebabnya?

Laporan: Priyadi _Jayapura

Menteri LHK atau Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberikan sebuah penghargaan Adipura 2022 untuk sejumlah kota dan kabupaten, yang berhasil mengelola lingkungan dan kebersihan. Untuk pemerintah Kota sendiri, kali ini hanya mendapatkan penghargaan Sertifikat Adipura tidak tropi atau piala Adipura.

   Tentu saja, hal ini membuat bertanya-tanya, mengapa Kota Jayapura sampai menurun dalam penanganan masalah kebersihan dan lingkungan ini.  Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kota Jayapura Jece Mano yang mempunyai tupoksi di bidang penanganan kebersihan dan lingkungan ini pun memberikan penjelasan.

  Saat ditemui Cenderawasih Pos, Kamis (9/3) kemarin, Jece Mano mengungkapkan bahwa  pada program Adipura 2022, pengklasifikasian kabupaten/kota dilakukan berdasarkan pada dokumen Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada), kapasitas terpasang sistem pengelolaan sampah dengan basis sistem teruji dan data yang akurat terverifikasi melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Operasional TPA, dan Ruang Terbuka Hijau.

   Program Adipura bertujuan untuk mendorong kepemimpinan dan komitmen pemerintah kabupaten/kota serta membangun partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk berperan menselaraskan pertumbuhan ekonomi hijau, fungsi sosial, dan fungsi ekologis dalam proses pembangunan dengan menerapkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Baca Juga :  Festival Baku Timba, Kesempatan bagi Pelaku Usaha

   Penghargaan Adipura telah mengalami penyempurnaan pada penilaian tahun 2022 ini. Penyempurnaan program Adipura terlihat dari elaborasi indikator penilaian yang tidak hanya menyentuh sisi kebersihan dan keteduhan di perkotaan, penggunaan teknologi pemantauan melalui aerial survey (drone) dan citra satelit, peningkatan kapasitas terpasang, namun juga melihat perkembangan terbangunnya Kampung Iklim di setiap kabupaten/kota sebagai insentif dalam penilaian Adipura.

   “Untuk di Kota Jayapura dalam penilaian kota dalam rangka penanganan kebersihan berdasarkan penilaian Dewan Pertimbangan Adipura berasal dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI Kota Jayapura mendapat sertifikat Adipura untuk Kota sedang,’’katanya.

Diakui,  memang kalau dilihat dari penghargaan ini dibanding tahun-tahun sebelumnya mengalami penurunan yang sebelumnya mendapat tropy atau piala adipura, tapi tahun ini hanya sertifikat.

  Menurut Jece Mano, hal ini disebabkan ada beberapa factor. Dimana hampir 2 tahun ada moratorium penilaian adipura oleh Kementerian KLHK karena ada pandemic Covid-19. Karena itu, pemerintah provinsi,  kabupaten/kota di Indonesa tidak dilakukan penilaian Adipura dan penilaian Adipura dimunculkan lagi tahun 2022.

  Hal ini membuat persiapan-persiapan tidak maksimal, terutama Pemkot Jayapura mempersiapkan Sarpras pendukung dan pada saat penilaian sudah dilakukan secara berjenjang oleh tim penilai provinsi dan juga dilakukan penilaian tim pusat.

  ”Kami sebagai dinas teknis diberikan kewenangan sebagai Tupoksi untuk penanganan kebersihan Kota Jayapura telah melakukan kerja sesuai Tupoksi dalam penanganan kebersihan, maupun kegiatan rutin dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan himbauan yang disampaikan kepada masyarakat dan stakeholder untuk memperhatikan kebersihan Kota Jayapura. Dan menurut pengamatan kami sudah dilakukan walaupun belum maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga :  Berhrap Polres Merauke Jadi Percontohan di Wilayah Selatan Papua

   Untuk kendala yang dihadapi sendiri saat penilaian adalah TPA Koya Koso terbakar, jadi jika suatu TPA ada titik pantau ada asap ini sudah sangat mempengaruhi penilaian karena nilai dari TPA besar untuk penilaian Adipura termasuk dalam memilah sampah dan bagaimana penanganan sampah serta Ruang Terbuka Hijau (RTH).

  “Kalau TPA sudah bermasalah, ini menjadi salah satu kendala kami dan kejadian terbakar di tahun 2022, walaupun kita sudah lakukan upaya ditimbun, namun asap tetap ada,’’katanya.

   Kemudian kendala lain, dalam penilaian Adipura melibatkan banyak OPD yang harus ikut membantu dalam penanganan kebersihan.

Contohnya di pasar harus dibantu Disperindagkop, di terminal dibantu Dinas Perhubungan, di Puskemas, Rumah Sakit dibantu Dinas Kesehatan, di sekolah dibantu Dinas P&K Kota Jayapura, kebersihan di kali dan sungai dibantu Dinas PUPR PKP.

  Termasuk di lingkungan masyarakat, tentu peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan jangan membuang sampah sembarangan dan harus pada waktu yang ditentukan, sehingga kerjasama kolaborasi ini juga harus dilakukan.

  Walaupun demikian, Jece Mano telah menyampaikan kepada Penjabat  Wali Kota Jayapura terkait kendala dan kekurangan yang dialami. Pihaknya optimis dan terus berusaha dalam penialaian adipura 2023 bisa lebih baik lagi, karena Pj Wali Kota juga telah memberikan dukungan Sarpras seperti alat berat di TPA maupun lainnya.(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya