Demikian diungkapkan Ketua BPS Sinode GKI Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, saat mengelar konfrensi perss bersama di Kantor BPS Sinode GKI di Tanah Papua, Jl. Perkutut Kotaraja Dalam, Distrik Abepura, Kota Jayapura Rabu (26/3). Kata Andrikus, generasi tua Yalimek setelah menerima Yesus saat itu, meminta kepada VEM dan GKI membangun asrama dan menyekolahkan anak – anak YaliMek.
Sehingga terbukti hari ini anak-anak Yalimek banyak yang sudah menjadi sarjana, sudah memiliki DOB di dalam Kabupaten Yahukimo, dan sedang membangun wilayahnya sendiri. Namun dibalik visi yang agung itu ternyata masih ada sekelompok orang yang tak paham. Yang masih memupuk rasa benci dan tanpa hari nurani. Menyerang, melukai, mengancam bahkan membunuh.
Tanah yang dulunya aman kini dibayar dengan darah orang tak berdosa. Insiden pekan lalu ini sangat disesalkan pimpinan Sinode GKI. “Kami sesalkan serta membuat kaget semua pihak secara khusus kami pimpinan GKI DI Tanah Papua. Anggruk adalah wilayah pelayanan GKI Di Tanah Papua. Klasis GKI Yalimu Angguruk memiliki 65 jemaat yang tersebar di 8 lingkungan dan 9 distrik,” jelas Andrikus.
Di pusat Klasis lanjut Pdt. Andrikus, GKI memiliki sekolah dasar bernama SD YPK Daniel Anggruk di mana para guru yang menjadi korban bekerja sebagai pengajar ada di sekolah itu. “Sejak 1961 sampai pada saat ini (2025) sebelumnya wilayah ini sangat damai, sangat aman tidak pernah ada peristiwa kekerasan seperti diwilayah lain atau seperti yang terjadi saat ini. Daerah ini sangat aman,” ungkap Pdt. Andrikus.
Diakui buah kerjasama dengan pemerintah Yahukimo selain pendidikan, GKI Papua juga membangun pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, klinik dan puskesmas dari pemerintah untuk masyarakat di distrik Anggruk serta beberapa fasilitas pendukung lainnya untuk mendukung dan melancarkan pelayanan di Kabupaten Yahukimo.
Dirinya pun tidak menyangka bahwa wilayah yang tadinya sangat aman, sangat damai kini telah berbanding terbalik. Karena itu atas peristiwa itu menimbulkan kecemasan dan akhirnya ada masyarakat yang harus mengungsi. “Sekali lagi pada bagian ini kami sangat kecewa,” tegasnya.