Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Awali Karier Sebagai Satpam, Siap Perbaiki Sistem Kerja

Lebih Dekat dengan Dermawan Parlungguan Nababan, Ketua Pengadilan Negeri Jayapura

Kamis 5 Januari 2023 lalu, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kelas I A Jayapura, Dermawan Parlungguan Nababan, S.H., M.H. Darmawan resmi dilantik oleh Ketua Pengadilan Tinggi Papua. Dermawan menggantikan pejabat sebelumnya, Eddy Soeprayitno, S. Putra, SH., MH. Lantas seperti apa sosok ketua PN Jayapura yang baru ini?

Laporan:Carolus Daot_Jayapura

Dermawan Parlungguan Nababan mengakuĀ  lahir di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Provinsi Sumatra, pada 21 Agustus 1977. Dermawan sendiri lahir dari keluarga yang sederhana dengan latar belakang kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani.Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.

Ā  Sejak kecil dirinya menghabiskan hidupnya di Kampung di Kabupaten Tapanuli Utara. Karena kedua orang tuanya berlatarbelakang petani Dermawan pun awalnya bermimpi menjadi seorang sarjana Pertanian, alasanya sederhana, karena ingin mengangkat taraf hidup keluarga.

Ā  Pada tahun 1990 saat dirinya tamat SMA, dia sangat ingin masuk ke perguruan tinggi dan mengambil jurusan pertanian. Namun ternyata impian dari kedua orang tuannya berbeda, dimana kedua orang tuanya menginginkan Dermawan, menjadi seorang Tentara.

Ā  “Saya tanya kenapa bapa dan mama suruh saya jadi tentara, jawaban mereka singkat, supaya kalau kamu pulang ada baret di kepalamu ada sangkur di pinggang mu, bangga kami, begitulah kata orang tuaku,” cerita Dermawan kepada wartawan, Selasa (23/1).

Ā Ā  Mendengar harapan kedua orang tuanya yang menginginkan dia sebagai pengabdi negara, Ia pun harus menguburkan niatnya menjadi seorang sarjana Pertanian. Kemduian saat itu tahun 1990, Dermawan, bersama ayahnya pergi ke Kota Padang untuk mendaftar Tamtama, sayang seribu sayang, ia gagal karena tes kesehatannya tidak lulus.

Ā  Walaupun gagal Dermawa,Ā  justru tidak merasa kecewa, lantaran bukan impiannya sejak kecil., Akan tetapi demi membahagiakan kedua orang tuanya Ia mencoba mengikuti tes UMPTN di Kota Padang ketika itu. Nahasnya harus kembali gagal. “Waktu tes UMPTN saya ambil IPA Campuran, sayangnya saya harus gagal juga,” kata Dermawan.

Ā  Karena semua perjuanganya di Kota Padang tak satupun yang lulus, iapun kembali ke Kampung halamananya di Kabupaten Tapanuli, dan menegaskan kepada kedua orangtuanya untuk merantau ke ibu Kota Provinsi SumtaraĀ  di Kota Medan.

Baca Juga :  Pernah Membatalkan Penerbangan ke Malaysia, Kondisi Pasien yang Sudah Parah

Ā  “Saat saya mengatakan itu kepada mereka (orangtua Dermawan) mereka tetap memberikan suport dan mereka selalu berkata jangan pernah malu jika kamu gagal,” suport kedua orang dermawan kepadanya.

Ā  Saat di Medan pada tahun1991 sampai 1992 Dermawan kembali berjuang dengan mengikuti berbagai program CPNS. SayangnyaĀ  iapun harus menerima kegagalan yang berulang kali.

Ā  “Pada tahun 1992 ada pembukaan tes CPNS golongan 1 B, bagian Satpam dan ofice Boy di Pengadilan, saya pun mencoba mengikuti tes CPNS itu, dan puji Tuhan ternyata lulus,” ceritanya.

Ā  Mulai tahun 1993 dirinya bekerja sebagai Satpam di PTUN Medan, selama dirinya berkarir sebagai penjaga di PTUN Medan, dirinya merasa tidak puas, dan muncul niat untuk masuk kuliah di Universitas Darmawangsa Medan. “Waktu itu saya memberanikan diri untuk meminta kepada atasan, puji Tuhan atasan mengizinkan saya kuliah sambil kerja,”

Ā  Walaupun selama kuliah harus membagikan waktu dengan pekerjaan, namun dirinya tidak pernah merasa lelah. Iapun terus berjuang, hingga pada akhirnya tahun 1998 Ia lulusĀ  sarjana di Universitas Darmawangsaan Medan. walupun hanya dengan IPK 2,83.

Ā  “Walaupun IPK saya waktu itu rendah, tapi saya tetap bangga, karena bisa sarjana sambil kerja,” kata Dermawan.

Ā  Siapa sangka dengan IPK yang terhitung rendah, dirinya lulus tes sebagai Hakim dan mulai tahun 1998 dirinya menanggalkan pakaian Satpamnya dan menggunakan jubah Hakim. Jenjang karirnya menjadi Hakim sebagian besar di Sumatra Utara, hingga tahun 2021 dirinya dipindahkan ke Pengadilan Negeri Kelas 1A Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi Wakil Ketua.

Ā  “Sepuluh bulan saya menjadi wakil ketua di PN Kupang, sayapun dipindah tugas ke PN Jayapura,” kisah perjalanan Dermawan.

Ā  Sejak Kamis, 5 Januari 2023 lalu, dirinya resmi dilantik dan menjadi Ketua Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1A Jayapura.Ā  Disampaikannya bahwa progam pertama yang ingin ia kerjakan di Pengadilan Negeri Jayapura akan memacu semangat dari seluruh jajaran di Pengadilan Negeri Jayapura, untuk meningkatkan kualitas kerja, terutama berkaitan dengan percepatan penyelesaian perkara.

Baca Juga :  Yakin Covid-19 Mereda dengan Vaksinasi, Berharap Kembali Bebas Beraktifitas

Ā  Menurutnya penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Jayapura masih lamban, bahkan secara kinerja kata Dermawan, Pengadilan Negeri Jayapura masih terbelakang dibandingkan dengan Pengadilan lain di Indonesia.

Ā  “Saya optimis akan merubah sistem kerja di PN Jayapura untuk lebih cepat lagi, karena saya lihat penyelesaian perkara di PN Jayapura ini masih terhitung lambat,” kata Dermawan.

Ā  Program lain yang menjadi komitment dia adalah ingin mengubah paradigma masyarakat tentang Pengadilan Negeri Jayapura. Ia menginginkan kedepanya akan membuka ruang kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi tentang hukum, baik kepada masyarakat maupun di perguruan tinggi yang ada di Kota Jayapura ini.

Ā Ā  “Saya ingin kedepannya akan aktif menggalakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat maupun kepada media, bahkan saya berharap suatu saat saya bisa pimpin apel di sekolah, tentunya dengan begitu masyarakat maupun dunia pendidikan tidak hanya mengenal PN itu sebagai tempat untuk penanganan perkara, tetapi ada hal lain yang bisa kita berikan kepada masyarakat,” ujarnya dengan lugas.

Ā Ā  Iapun berharap agar semua pihak di Kota Jayapura tidak perlu segan membangun komunikasi kepada seluruh jajaran di Pengadilan Jayapura. Dengan begitu, masyarakat tidak merasa kaku untuk membahas terkait persoalan hukum danĀ  pemahaman tentang hukum semakin baik.

Ā  ā€œSaya orangnya welcome, siapapun yang ingin mensosialisasikan tentang hukum saya sangat senang, bahkan rencananya kita akan melakukan kerjasama dengan pemerintah di Kota Jayapuda ini,” tuturnya.

Ā  Terlepas dari kisah hidupnya yang tebilang pahit, Dermawan berpesan kepada generasi muda agar tidak terpaku pada asal usul maupun latarbelakang keluarga, namun harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan siap menghadapi tantangan dunia.

Ā  “Saya hanya berpesan kepada generasi muda jangan pernah merasa minder dengan latar belakang yang ada, saya orang desa, tetapi dengan niat dan tekad yang kuat sehingga bisa seperti sekarang ini menjadi Ketua Hakim Pengadilan Negeri Jayapura, pada dasanrya harus mampu kuar dari Zona Nyaman, dan harus punya tekad yang kuart untuk berubah hidup,” pesan Dermawan kepada generasi Muda. (*/tri)

Lebih Dekat dengan Dermawan Parlungguan Nababan, Ketua Pengadilan Negeri Jayapura

Kamis 5 Januari 2023 lalu, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kelas I A Jayapura, Dermawan Parlungguan Nababan, S.H., M.H. Darmawan resmi dilantik oleh Ketua Pengadilan Tinggi Papua. Dermawan menggantikan pejabat sebelumnya, Eddy Soeprayitno, S. Putra, SH., MH. Lantas seperti apa sosok ketua PN Jayapura yang baru ini?

Laporan:Carolus Daot_Jayapura

Dermawan Parlungguan Nababan mengakuĀ  lahir di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Provinsi Sumatra, pada 21 Agustus 1977. Dermawan sendiri lahir dari keluarga yang sederhana dengan latar belakang kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani.Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.

Ā  Sejak kecil dirinya menghabiskan hidupnya di Kampung di Kabupaten Tapanuli Utara. Karena kedua orang tuanya berlatarbelakang petani Dermawan pun awalnya bermimpi menjadi seorang sarjana Pertanian, alasanya sederhana, karena ingin mengangkat taraf hidup keluarga.

Ā  Pada tahun 1990 saat dirinya tamat SMA, dia sangat ingin masuk ke perguruan tinggi dan mengambil jurusan pertanian. Namun ternyata impian dari kedua orang tuannya berbeda, dimana kedua orang tuanya menginginkan Dermawan, menjadi seorang Tentara.

Ā  “Saya tanya kenapa bapa dan mama suruh saya jadi tentara, jawaban mereka singkat, supaya kalau kamu pulang ada baret di kepalamu ada sangkur di pinggang mu, bangga kami, begitulah kata orang tuaku,” cerita Dermawan kepada wartawan, Selasa (23/1).

Ā Ā  Mendengar harapan kedua orang tuanya yang menginginkan dia sebagai pengabdi negara, Ia pun harus menguburkan niatnya menjadi seorang sarjana Pertanian. Kemduian saat itu tahun 1990, Dermawan, bersama ayahnya pergi ke Kota Padang untuk mendaftar Tamtama, sayang seribu sayang, ia gagal karena tes kesehatannya tidak lulus.

Ā  Walaupun gagal Dermawa,Ā  justru tidak merasa kecewa, lantaran bukan impiannya sejak kecil., Akan tetapi demi membahagiakan kedua orang tuanya Ia mencoba mengikuti tes UMPTN di Kota Padang ketika itu. Nahasnya harus kembali gagal. “Waktu tes UMPTN saya ambil IPA Campuran, sayangnya saya harus gagal juga,” kata Dermawan.

Ā  Karena semua perjuanganya di Kota Padang tak satupun yang lulus, iapun kembali ke Kampung halamananya di Kabupaten Tapanuli, dan menegaskan kepada kedua orangtuanya untuk merantau ke ibu Kota Provinsi SumtaraĀ  di Kota Medan.

Baca Juga :  Antre 2,5 Jam untuk Dapatkan Migor 2 Kilogram

Ā  “Saat saya mengatakan itu kepada mereka (orangtua Dermawan) mereka tetap memberikan suport dan mereka selalu berkata jangan pernah malu jika kamu gagal,” suport kedua orang dermawan kepadanya.

Ā  Saat di Medan pada tahun1991 sampai 1992 Dermawan kembali berjuang dengan mengikuti berbagai program CPNS. SayangnyaĀ  iapun harus menerima kegagalan yang berulang kali.

Ā  “Pada tahun 1992 ada pembukaan tes CPNS golongan 1 B, bagian Satpam dan ofice Boy di Pengadilan, saya pun mencoba mengikuti tes CPNS itu, dan puji Tuhan ternyata lulus,” ceritanya.

Ā  Mulai tahun 1993 dirinya bekerja sebagai Satpam di PTUN Medan, selama dirinya berkarir sebagai penjaga di PTUN Medan, dirinya merasa tidak puas, dan muncul niat untuk masuk kuliah di Universitas Darmawangsa Medan. “Waktu itu saya memberanikan diri untuk meminta kepada atasan, puji Tuhan atasan mengizinkan saya kuliah sambil kerja,”

Ā  Walaupun selama kuliah harus membagikan waktu dengan pekerjaan, namun dirinya tidak pernah merasa lelah. Iapun terus berjuang, hingga pada akhirnya tahun 1998 Ia lulusĀ  sarjana di Universitas Darmawangsaan Medan. walupun hanya dengan IPK 2,83.

Ā  “Walaupun IPK saya waktu itu rendah, tapi saya tetap bangga, karena bisa sarjana sambil kerja,” kata Dermawan.

Ā  Siapa sangka dengan IPK yang terhitung rendah, dirinya lulus tes sebagai Hakim dan mulai tahun 1998 dirinya menanggalkan pakaian Satpamnya dan menggunakan jubah Hakim. Jenjang karirnya menjadi Hakim sebagian besar di Sumatra Utara, hingga tahun 2021 dirinya dipindahkan ke Pengadilan Negeri Kelas 1A Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi Wakil Ketua.

Ā  “Sepuluh bulan saya menjadi wakil ketua di PN Kupang, sayapun dipindah tugas ke PN Jayapura,” kisah perjalanan Dermawan.

Ā  Sejak Kamis, 5 Januari 2023 lalu, dirinya resmi dilantik dan menjadi Ketua Hakim Pengadilan Negeri Kelas 1A Jayapura.Ā  Disampaikannya bahwa progam pertama yang ingin ia kerjakan di Pengadilan Negeri Jayapura akan memacu semangat dari seluruh jajaran di Pengadilan Negeri Jayapura, untuk meningkatkan kualitas kerja, terutama berkaitan dengan percepatan penyelesaian perkara.

Baca Juga :  Yakin Covid-19 Mereda dengan Vaksinasi, Berharap Kembali Bebas Beraktifitas

Ā  Menurutnya penyelesaian perkara di Pengadilan Negeri Jayapura masih lamban, bahkan secara kinerja kata Dermawan, Pengadilan Negeri Jayapura masih terbelakang dibandingkan dengan Pengadilan lain di Indonesia.

Ā  “Saya optimis akan merubah sistem kerja di PN Jayapura untuk lebih cepat lagi, karena saya lihat penyelesaian perkara di PN Jayapura ini masih terhitung lambat,” kata Dermawan.

Ā  Program lain yang menjadi komitment dia adalah ingin mengubah paradigma masyarakat tentang Pengadilan Negeri Jayapura. Ia menginginkan kedepanya akan membuka ruang kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi tentang hukum, baik kepada masyarakat maupun di perguruan tinggi yang ada di Kota Jayapura ini.

Ā Ā  “Saya ingin kedepannya akan aktif menggalakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat maupun kepada media, bahkan saya berharap suatu saat saya bisa pimpin apel di sekolah, tentunya dengan begitu masyarakat maupun dunia pendidikan tidak hanya mengenal PN itu sebagai tempat untuk penanganan perkara, tetapi ada hal lain yang bisa kita berikan kepada masyarakat,” ujarnya dengan lugas.

Ā Ā  Iapun berharap agar semua pihak di Kota Jayapura tidak perlu segan membangun komunikasi kepada seluruh jajaran di Pengadilan Jayapura. Dengan begitu, masyarakat tidak merasa kaku untuk membahas terkait persoalan hukum danĀ  pemahaman tentang hukum semakin baik.

Ā  ā€œSaya orangnya welcome, siapapun yang ingin mensosialisasikan tentang hukum saya sangat senang, bahkan rencananya kita akan melakukan kerjasama dengan pemerintah di Kota Jayapuda ini,” tuturnya.

Ā  Terlepas dari kisah hidupnya yang tebilang pahit, Dermawan berpesan kepada generasi muda agar tidak terpaku pada asal usul maupun latarbelakang keluarga, namun harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan siap menghadapi tantangan dunia.

Ā  “Saya hanya berpesan kepada generasi muda jangan pernah merasa minder dengan latar belakang yang ada, saya orang desa, tetapi dengan niat dan tekad yang kuat sehingga bisa seperti sekarang ini menjadi Ketua Hakim Pengadilan Negeri Jayapura, pada dasanrya harus mampu kuar dari Zona Nyaman, dan harus punya tekad yang kuart untuk berubah hidup,” pesan Dermawan kepada generasi Muda. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya