Sunday, November 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Bertekad Setelah Bebas Akan Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Momen Haru Para Narapidana di Lapas Kelas IIA Abepura Merayakan Idul Fitri Bersama Keluarga

Berada di dalam penjara atau lembaga pemasyarakatan tidaklah mengenakan, tapi itulah konsekuensi yang harus diambil jika terlibat masalah hukum, hanya bisa terkurung, dan selalu berharap kapan hukuman diselesaikan. Cenderawasih Pos menyambangi Lapas Kelas IIA Abepura, apa harapan mereka di momen idul fitri ini?

Laporan Karolus Daot

Sabtu, (21/4) merupakan hari kebesaran bagi umat muslim, merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah. Momen Idul Fitri ini menjadi ajang silaturahmi dan saling memaafkan kepada semua orang.

Momen seperti itu juga dirasakan oleh warga Binaan Pemasyarkaatan (WBP) di Lapas Kelas IIA Abepura, Distrik Abepura. Dimana pihak Lapas memberi ruang bagi keluarga dari Narapidana untuk merayakan lebaran bersama Narapidana di dalam Lapas Abepura.

Pantauan koran ini sejak pukul 07.00 WIT , puluhan anggota keluarga dari para Narapidana mulai berdatangan di Lapas Abepura. Mereka yang datang terlihat mengenakan baju koko, sarung, peci, hingga gamis khas Lebaran.

Berbagai bingkisan juga nampak turut dibawa mereka yang menuju lapas. Sejumlah makanan ringan hingga berat khas Lebaran seperti ketupat hingga opor ayam ditenteng para pengunjung tersebut.

Walaupun merayakan lebaran di balik jeruji besi, namun nuansa lebaran seperti yang dirasakan oleh umat muslim pada umumnya, juga turut dirasakan oleh para Narapidana di Lapas Abepura. Terlihat mereka begitu asyik bercengkarama dengan keluarganya sembari menikmati makanan.

Baca Juga :  Delapan Bus Siap Melayani, Kenaikan Tarif Rp 10 Ribu Hingga Rp 25 Ribu

“Ya rasanya sedih campur senang, karena walaupun suami berada di dalam tahanan, tetapi kami tetap merasakan momen lebaran bersama keluarga,” tutur Munia, salah satu anggota keluarga dari Narapidana yang ditemui wartawan di Lapas Abepura.

Perempuan berhijab itu menyatakan sejak suaminya berada didalam tahanan, cukup merasakan hiruk pikuknya kehidupan. Sebab dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga.

“Berat rasanya karena saat ada suami beban kerja cukup ringan, tapi semenjak suami ada di dalam lapas, saya harus menjadi ayah sekaligus ibu dari anak anak,” ceritanya sembari raut wajahnya yang sedih.

Perempuan yang biasa disapa Umi itu mengharapkan agar kelak suaminya bebas, bisa menjadi pribadi yang lebih baik, serta takut akan tuhan.

“Paling kita harapnya kalau sudah keluar harus menjadi orang yang lebih baik, jangan buat kesalahan lagi,” harapnya.

Senada dikatakan oleh Narapidana bernama Iwan (Suami dari Munia) mengaku senang lantaran selama delapan bulan dirinya berada didalam tahanan,  baru kali ini bertemu dan bercengkarama cukup lama dengan anggota keluarganya.

“Rasanya senang, karena selama ini, ketemu tapi tidak lama, tapi momen lebaran kali ini bisa cerita cerita, ketemu anak anak juga anggota keluarga yang lain,” tuturnya.

Baca Juga :  Gara-gara Selingkuh, Karier Militer Hancur, Keluarga Berantakan

Iwan sendiri dituntut 10 bulan penjara, saat ini dirinya telah menjalani masa tahanan selama 8 bulan penjara.

“Masa tahanan sisa dua bulan lagi, insya Allah semoga saat bebas nanti bisa lebih baik dari sebelumnya,” harapnya.

Moment haru tampak juga dirasakan oleh H. Latif, (Narapidana) pasalnya setelah 7 bulan hidup di balik besi jeruji, dirinya masih tetap merayakan momen lebaran bersama keluarga.

“Senang sekali, momen lebaran, anak anak juga cucu datang merayakan lebaran bersama saya, di Lapas Abepura, walaupun kita tidak salat bersama tadi (Sabtu) tapi mereka masih bisa datang,” ujarnya.

Dirinya saat ini tengah menjalani masa tahanan 7 bulan, Ia dituntut 5 (Lima) tahun penjara. Walaupun berada dibalik jeruji besi namun ia mengaku selalu mendoakan keluarganya agar selalu dalam keadaan sehat.

“Alhamdulilah saya disini (Lapas) sehat sehat, maka anak-anak di rumah juga harus sehat, karena saya tahu mereka pasti memikirkan saya di sini,” ceritanya.

H. Latif mengharapkan dirinya kelak bebas, bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya tidak akan melakukan pelanggaran hukum.

  “Pastinya kita semua mengharapkan kalau keluar nanti tidak bikin pelanggaran lagi.  Saya juga berterima kasih kepada pihak lapas karena kita diberi kesempatan bisa ketemu keluarga di momen lebaran kali ini,” pungkasnya. (*/wen)

Momen Haru Para Narapidana di Lapas Kelas IIA Abepura Merayakan Idul Fitri Bersama Keluarga

Berada di dalam penjara atau lembaga pemasyarakatan tidaklah mengenakan, tapi itulah konsekuensi yang harus diambil jika terlibat masalah hukum, hanya bisa terkurung, dan selalu berharap kapan hukuman diselesaikan. Cenderawasih Pos menyambangi Lapas Kelas IIA Abepura, apa harapan mereka di momen idul fitri ini?

Laporan Karolus Daot

Sabtu, (21/4) merupakan hari kebesaran bagi umat muslim, merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah. Momen Idul Fitri ini menjadi ajang silaturahmi dan saling memaafkan kepada semua orang.

Momen seperti itu juga dirasakan oleh warga Binaan Pemasyarkaatan (WBP) di Lapas Kelas IIA Abepura, Distrik Abepura. Dimana pihak Lapas memberi ruang bagi keluarga dari Narapidana untuk merayakan lebaran bersama Narapidana di dalam Lapas Abepura.

Pantauan koran ini sejak pukul 07.00 WIT , puluhan anggota keluarga dari para Narapidana mulai berdatangan di Lapas Abepura. Mereka yang datang terlihat mengenakan baju koko, sarung, peci, hingga gamis khas Lebaran.

Berbagai bingkisan juga nampak turut dibawa mereka yang menuju lapas. Sejumlah makanan ringan hingga berat khas Lebaran seperti ketupat hingga opor ayam ditenteng para pengunjung tersebut.

Walaupun merayakan lebaran di balik jeruji besi, namun nuansa lebaran seperti yang dirasakan oleh umat muslim pada umumnya, juga turut dirasakan oleh para Narapidana di Lapas Abepura. Terlihat mereka begitu asyik bercengkarama dengan keluarganya sembari menikmati makanan.

Baca Juga :  Masih Butuh Pembangunan Sarpras, Bakal Jadi Sport Center Perbatasan RI-PNG

“Ya rasanya sedih campur senang, karena walaupun suami berada di dalam tahanan, tetapi kami tetap merasakan momen lebaran bersama keluarga,” tutur Munia, salah satu anggota keluarga dari Narapidana yang ditemui wartawan di Lapas Abepura.

Perempuan berhijab itu menyatakan sejak suaminya berada didalam tahanan, cukup merasakan hiruk pikuknya kehidupan. Sebab dirinya harus menjadi tulang punggung keluarga.

“Berat rasanya karena saat ada suami beban kerja cukup ringan, tapi semenjak suami ada di dalam lapas, saya harus menjadi ayah sekaligus ibu dari anak anak,” ceritanya sembari raut wajahnya yang sedih.

Perempuan yang biasa disapa Umi itu mengharapkan agar kelak suaminya bebas, bisa menjadi pribadi yang lebih baik, serta takut akan tuhan.

“Paling kita harapnya kalau sudah keluar harus menjadi orang yang lebih baik, jangan buat kesalahan lagi,” harapnya.

Senada dikatakan oleh Narapidana bernama Iwan (Suami dari Munia) mengaku senang lantaran selama delapan bulan dirinya berada didalam tahanan,  baru kali ini bertemu dan bercengkarama cukup lama dengan anggota keluarganya.

“Rasanya senang, karena selama ini, ketemu tapi tidak lama, tapi momen lebaran kali ini bisa cerita cerita, ketemu anak anak juga anggota keluarga yang lain,” tuturnya.

Baca Juga :  Bawakan Lagu Tentang Bumi Menua Teringat Perjalanan ke Norwegia

Iwan sendiri dituntut 10 bulan penjara, saat ini dirinya telah menjalani masa tahanan selama 8 bulan penjara.

“Masa tahanan sisa dua bulan lagi, insya Allah semoga saat bebas nanti bisa lebih baik dari sebelumnya,” harapnya.

Moment haru tampak juga dirasakan oleh H. Latif, (Narapidana) pasalnya setelah 7 bulan hidup di balik besi jeruji, dirinya masih tetap merayakan momen lebaran bersama keluarga.

“Senang sekali, momen lebaran, anak anak juga cucu datang merayakan lebaran bersama saya, di Lapas Abepura, walaupun kita tidak salat bersama tadi (Sabtu) tapi mereka masih bisa datang,” ujarnya.

Dirinya saat ini tengah menjalani masa tahanan 7 bulan, Ia dituntut 5 (Lima) tahun penjara. Walaupun berada dibalik jeruji besi namun ia mengaku selalu mendoakan keluarganya agar selalu dalam keadaan sehat.

“Alhamdulilah saya disini (Lapas) sehat sehat, maka anak-anak di rumah juga harus sehat, karena saya tahu mereka pasti memikirkan saya di sini,” ceritanya.

H. Latif mengharapkan dirinya kelak bebas, bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan tentunya tidak akan melakukan pelanggaran hukum.

  “Pastinya kita semua mengharapkan kalau keluar nanti tidak bikin pelanggaran lagi.  Saya juga berterima kasih kepada pihak lapas karena kita diberi kesempatan bisa ketemu keluarga di momen lebaran kali ini,” pungkasnya. (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya