Monday, May 13, 2024
31.7 C
Jayapura

Masuk Dipandu Petugas KPPS, Tangan Diarahkan ke Surat Suara

  “Setelah saya tentukan pilihan, barulah anggota KPPS mengarahkan tangan saya untuk mencoblos,” sambungnya.

  Diapun mengatakan pendampingan tuna netra tidak hanya anggota KPPS, tapi juga para saksi dari masing-masing paslon. “Jadi anggota KPPS betul-betul netral, dalam mendampingi kami saat pencoblosan” ujarnya.

  Anggota Yayasan Humania Polimak itu mengatakan untuk proses pencoblosan tidak membutuhkan waktu yang lama. Hanya saja yang masih menjadi kendala kadang kala mereka harus menunggu lama untuk giliran pencoblosan. “Harusnya siapkan khusus bilik suara untuk kami yang tuna netra, sehingga tidak lagi antre,” harapnya.

  Dikatakan untuk Pemilu 2024 ini, dirinya belum mendapatkan undangan pemilu.  Namun biasanya kata pria berusia 41 tahun itu, menjelang pemilu, Ketua Yayasan Humania akan mengumumkan jadwal dan tahapan serta lokasi bagi mereka untuk mengikuti pemilu.

Baca Juga :  Ratusan Petugas PPS dan PPD Dibekali Sirekap   

   “Dari dulu begitu, nanti kalau sudah mau dekat-dekat Pemilu baru kita dapat undangan,” bebernya.

  Penyandang tuna netra itu setiap harinya berjualan sapu lidi di depan Saga Abepura. Walaupun dengan fisiknya yang terlahir tidak sempurna tidak membuatnya patah semangat untuk berjualan.

  “Saya kadang-kadang pindah pindah tempat, tergantung kemauan, tapi setiap hari tetap jualan,” ujarnya.

Di tempat yang sama Yotam yang juga penyandang tuna netra bercerita terkait proses pencoblosan hampir sama dengan cerita Aleksander,  dimana bagi mereka yang tuna netra, tetap diberikan hak untuk ikut pemilu.

  “Kalau saya pengalaman terakhir ikut pemilu pada tahun 2009 di Maluku. Alurnya hampir sama dengan tuna ntera yang lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Ikan dan Cumi-cumi yang Banyak Diburu, Tak Dapat Ikan Tetap Puas

  Khusus pemilu 2024 ini, pria warga Abepura itu belum mendapatkan undangan pemilu. Diakuinya memang data dirinya masih menggunakan data lama dari Maluku Tenggara. “Saya mungkin tidak ikut pemilu, karena KTP masih menggunakan KTP Maluku Tenggara,” ujarnya

   Namun apabila diberikan undangan oleh KPU, maka dirinya siap ikut pemilu di Kota Jayapura. “Saya pindah ke Kota Jayapura pada tahun 2022 lalu, jadi belum sempat bikin KTP baru,” bebernya. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  “Setelah saya tentukan pilihan, barulah anggota KPPS mengarahkan tangan saya untuk mencoblos,” sambungnya.

  Diapun mengatakan pendampingan tuna netra tidak hanya anggota KPPS, tapi juga para saksi dari masing-masing paslon. “Jadi anggota KPPS betul-betul netral, dalam mendampingi kami saat pencoblosan” ujarnya.

  Anggota Yayasan Humania Polimak itu mengatakan untuk proses pencoblosan tidak membutuhkan waktu yang lama. Hanya saja yang masih menjadi kendala kadang kala mereka harus menunggu lama untuk giliran pencoblosan. “Harusnya siapkan khusus bilik suara untuk kami yang tuna netra, sehingga tidak lagi antre,” harapnya.

  Dikatakan untuk Pemilu 2024 ini, dirinya belum mendapatkan undangan pemilu.  Namun biasanya kata pria berusia 41 tahun itu, menjelang pemilu, Ketua Yayasan Humania akan mengumumkan jadwal dan tahapan serta lokasi bagi mereka untuk mengikuti pemilu.

Baca Juga :  Kaget Dilarang Datang ke Hotel Bapaknya, Semua Aset Ternyata Sudah Dialihkan

   “Dari dulu begitu, nanti kalau sudah mau dekat-dekat Pemilu baru kita dapat undangan,” bebernya.

  Penyandang tuna netra itu setiap harinya berjualan sapu lidi di depan Saga Abepura. Walaupun dengan fisiknya yang terlahir tidak sempurna tidak membuatnya patah semangat untuk berjualan.

  “Saya kadang-kadang pindah pindah tempat, tergantung kemauan, tapi setiap hari tetap jualan,” ujarnya.

Di tempat yang sama Yotam yang juga penyandang tuna netra bercerita terkait proses pencoblosan hampir sama dengan cerita Aleksander,  dimana bagi mereka yang tuna netra, tetap diberikan hak untuk ikut pemilu.

  “Kalau saya pengalaman terakhir ikut pemilu pada tahun 2009 di Maluku. Alurnya hampir sama dengan tuna ntera yang lain,” ujarnya.

Baca Juga :  Khusus Ruang Publik, Tak Boleh Ada PKL yang Berjualan

  Khusus pemilu 2024 ini, pria warga Abepura itu belum mendapatkan undangan pemilu. Diakuinya memang data dirinya masih menggunakan data lama dari Maluku Tenggara. “Saya mungkin tidak ikut pemilu, karena KTP masih menggunakan KTP Maluku Tenggara,” ujarnya

   Namun apabila diberikan undangan oleh KPU, maka dirinya siap ikut pemilu di Kota Jayapura. “Saya pindah ke Kota Jayapura pada tahun 2022 lalu, jadi belum sempat bikin KTP baru,” bebernya. (*/tri)

Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com 

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya