Menengok Usaha Lapak Jualan Kelapa Muda di Pinggiran Jalan Skyland
Bukit Skyland terkenal dengan pemandahan alamnya yang indah, denga hamparan pantai dan teluk Youtefa yang teduh. Tak heran, sepanjang jalan yang menghadap ke laut ini, digunakan untuk berjualan kelapa muda. Pernah ramai di awal-awal, lantas seperti apa kondisinya saat ini?
Laporan: Robert Mboik_Jayapura
Skyland, boleh dikatakan menjadi salah satu atau bahkan satu-satunya tempat di Kota Jayapura yang dijadikan sebagai lokasi khusus tempat penjualan minuman es kelapa muda. Tempat ini memang cocok sekali untuk sekedar nongkrong bareng teman, sendiri atau dengan orang tersayang.
Apalagi jika cuaca sedang panas terik, menikmati es kelapa muda, di siang bolong, sambil menikamti panorama alam yang sangat indah disajikan teluk Youtefa. Saya pun sudah mendatangi langsung tempat itu bahkan berulang kali.
Namun rasa penasaran saya juga muncul dan ingin tahu terutama keberadaan mama-mama Papua yang menguasai tempat itu. Terutama sejak kapan mereka berada di sana, kemudian bagaimana pemasukannya saat ini.
“Mau minum apa? ada es kelapa murni, es kelapa sirup susu, tinggal kaka pilih saja,” ujar mama Mina Tiris, salah satu penjual minuman es kelapa di bukit Skyline Kota Jayapura.
“Saya mau minum es kelapa sirup susu saja” jawabku membuka obrolan kami siang itu
Tempat jualan minuman es kelapa milik mama Mina ini sudah direnovasi Pemerintah Provinsi Papua masa Gubernur Papua Lukas Enembe. Dimana pada saat itu, lokasi itu juga disiapkan bagi tamu-tamu PON Papua. Ada sekitar 9 bangunan rumah panggung yang dibangun dengan ukuran yang sama dan model juga yang sama. Semuanya dibangun pemerintah dan diberikan secara cuma-cuma.
“Kami hanya menyediakan alat dan bahan untuk menjual itu saja, tidak juga dipungut biaya,” katanya.
Mama Mina, satu dari sekian mama-mama Papua yang masih bertahan menjual minuman es kelapa muda di jalan bukit skyland itu. Setidaknya dia sudah 20-an tahun menjalani profesi sebagai penjual minuman es kelapa muda di tempat itu.
Meski sudah tidak muda lagi, dia tetap menekuni usahanya itu. Sementara sang suami berprofesi sebagai tukang ojek. Dari usaha menjual minuman es kelapa muda di Skyline ini, dia mengaku sudah berhasil membangun rumah yang layak dan juga membiayai pendidikan anak-anaknya. Namun cerita miris juga dialami oleh teman-teman lainnya, tidak semua berakhir manis ada yang sudah tidak lagi membuka usaha itu karena tidak laris.
“Tapi puji Tuhan saya masih bertahan sampai saat ini sudah 20-an tahun,”katanya.
Baginya tidak ada pilihan lain, selain menekuni profesi itu, karena pada prinsipnya dia bilang rezeki itu sudah diatur. Dia begitu yakin setiap hari pasti ada saja pelanggan yang datang sehingga untuk sekedar melepas dahaga atau melepas lelah.
Ya, tempat jualan minuman es kelapa milik Mama Mina ini memang sangat strategis. Jika dipandang dari arah Skyline mata dimanjakan dengan hamparan birunya laut di Teluk Youtefa. Belum lagi jalur Ring road yang membelah bukit diapit kampung Enggros dan Tobati.
Pemandangan makin lengkap, dengan keberadaan jembatan merah yang menghubungankan daratan Hamadi dan Holtekamp.
Di waktu-waktu tertentu kadang banyak juga pelanggan yang datang tidak sekedar menikmati es kelapa muda buatan Mama Mina, tapi mereka juga berswafoto. Mungkin itulah yang menjadi daya tarik tersendiri, mengapa mama Mina tetap bertahan sampai sekarang.
Dulunya, nilai keuntungan lebih besar, sehari bisa bawa pulang bisa mencapai di atas Rp 1 juta rupiah, satu buah kelapa hanya dijual dengan Rp 15.000. Namun saat ini pendapatan mereka sudah merosot tajam sehari hanya bisa mendapat maksimal 500.000, sementara untuk satu buah kelapa campuran es susu sirup dijual Rp30.000 untuk minuman klub air kelapa muda biasa Rp20.000.
“Jadi sekarang apapun hasilnya kita tetap bersyukur saja yang pasti ada saja” ujarnya (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos