Mengunjungi Tete Maurits Rumaropen, Pria Asal Biak yang Ulang Tahunnya Dirayakan Seluruh Warga Indonesia
Laporan : Ismail – Biak Numfor
Nyanyian lagu Indonesia Raya menjadi lagu ulang tahun Maurits Rumaropen. Sangat spesial tentunya mengingat pria ini lahir pada hari kemerdekaan pertama dikumandang, 17 Agustus 1945. Artinya setiap ulang tahunnya pasti ikut dirayakan seluruh warga masyarakat Indonesia.
Sangat jarang tentunya sebab jika ingin mencari orang yang memiliki kelahiran pada 17 Agustus tentu sangat banyak. Biasanya yang lahir pada tanggal dan bulan itu kerap mendapatkan hadiah dari pemerintah dalam upacara – upacara bendera.
Namun untuk mencari orang yang lahir bersamaan dengan moment proklamasi dibacakan yakni 17 Agustus 1945 tentu sangat sedikit. Malah bisa saja hanya hitungan jari. Tapi siapa sangka di pulau kecil, Kabupaten Biak Provinsi Papua ternyata ada seorang kakek yang memiliki waktu kelahiran persis bertepatan dengan moment 17 Agustus 1945.
Setelah mendengar soal waktu kelahiran Tete Maurits ini, Cenderawasih Pos mencoba mencaritahu tempat tinggalnya dan berhasil menemui dan mengobrol santai dengannya. Tete Maurits sendiri memiliki 8 anak, 32 cucu dan 16 cicit. Ia tinggal di Kampung Ambroben, Kabupaten Biak.
Tete Maurits kini tinggal bersama anaknya bernama Lea dan lebih banyak istirahat di rumah. Ia akan keluar rumah apabila akan melakukan ibadah minggu. Tete Maurits sendiri memiliki karakter tenang dan penyabar. Karakter inilah yang kini menular kepada anak cucunya.
Hanya saja meski berusia 79 tahun namun Tete Maurits nampak masih kuat berjalan. Ini terlihat ketika ia menghampiri anaknya setelah bangun dari duduk. Lea sendiri sehari-hari bekerja mengurus rumah tangga. Saat disambangi ia nampak sedang beberes rumah.
Akan tetapi agak sulit berkomunikasi dengan tete mengingat saat ini dirinya memiliki gangguan pendengaran meski secara fisik tete terlihat sangat sehat. Saat ditanya terkait apa yang diharapkan dari pemerintah atas hari kelahirannya yang sama dengan hari kemerdekaan Indonesia.
Tete lewat anaknya Lea menyampaikan bahwa ia berharap dengan usia yang semakin senja ini sang kakek atau tete bisa diajak mengikuti upacara bendera di ibukota baru, IKN, Kalimantan Timur.
Namun jika belum mendapat sempatan tersebut, Lea mengungkapkan bahwa tete berharap bisa diberikan kesempatan untuk hadir di upacara HUT RI di Biak, Kampung halamannya sendiri. “Tidak apa – apa, tete tidak memaksa. Dia menerima semua keadaan dan untuk 17 Agustus tahun ini jika ada yang mengundang ke IKN tentu sangat senang tapi jika tidak bisa hadir dalam upacara di Biak saja tete juga senang sekali,” beber Lea saat ditemui, Kamis (15/8).