Sebagai pedagang kecil, Misrun mengaku rugi karena dagangannya diambil paksa pendemo, begitupun peralatan jualannya. Ia rugi jutaan rupiah.
Misrun mengaku tidak bergeser karena menurutnya pada demo sebelumnya tidak seperti ini. Tak ada tindakan anarkis dimana massa berdemo kemudian meski dijaga aparat semua berjalan tertib. “Demo sebelum-sebelumnya baik-baik saja tidak anarkis seperti ini,” ucapnya. Ia mengaku tak terganggu dengan adanya unjuk rasa atau demo selama tidak merugikan orang lain.
Apalagi melabel kalimat demo damai. Harusnya bisa dipegang dan dijalankan komitmen itu. Kalaupun ribut menurutnya jangan warga sipil atau pedagang yang dijadikan sasaran. Pasalnya pedagang tidak tahu menahu tentang aksi demo. Jika mau bersitegang ya seharusnya dengan aparat, bukan justru pedagang kecil yang dikorbankan. Iapun menyayangkan tindakan yang menurutnya justru merugikan orang lain. “Kan katanya demo damai, harusnya jangan merusak,” imbuhnya.
Tidak hanya para pedagang, mobil pick up milik PDAM Kota Jayapura cabang Abepura juga menjadi sasaran amukan massa. Kepada Cenderawasih Pos, Kasi administrasi dan layanan PDAM Abepura, Dariyono menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi berawal ketika sopir mobil tersebut memarkirkan kendaraannya di halaman depan kantor.