Mengunjungi SMAN Khusus Olahraga (SKO) Papua di Buper
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menerbitkan SK Pendirian SMA Negeri Khusus Olahraga Papua atau disingkat SKO pada 16 Desember 2014 lalu, bagaimana peminatnya hingga kini, dari mana saja siswa-siswi tersebut ?
Laporan-Karolus Daot- Jayapura
Berbeda dari sekolah umum lainnya, Sekolah Menengah Atas Negeri Khusus Olahraga (SKO) ini fokus untuk mencetak atlet-atlet muda dari tanah Papua dan bakal menjadi kebanggan Indonesia di dunia olahraga.
Oleh sebab itu kurikulum SKO ini lebih didominasi kegiatan olahraga dibandingkan akademik.
Kepala Sekolah Negeri Khusus Olahraga Dance Nawipa mengatakan, perkembangan SKO sampai saat ini cukup baik. Adapun jumlah peserta didik melai dari kelas X-XII sebanyak 200 peserta. Jumlah ini sudah termasuk dengan peserta didik baru tahun akademik 2024 ini.
Untuk jalur penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) mencakup 3 jalur penerimaan, yaitu jalur prestasi, jalur minat bakat, dan umum.
Untuk jalur prestasi, para siswa direkomendasikan langsung oleh Disroda, baik Provinsi maupun Kabuataten/Kota. Kemudian jalur minat dan bakat, hanya berlaku bagi siswa yang punya bakat di bidang olahraga, hal itupun dapat dibuktikan dengan sertifikat, ataupun piagam penghargaan yang mereka peroleh selama mengenyam pendidikan di Sekolah Menegah Pertama (SMP).
Dan jalur trakhir yaitu jalur umum. Jalur ini akan direkrut langsung oleh Panitia PPDB SKO Papua. Kelompok jalur umum, nantinya akan perdalam tentang pendidikan olahraga, kemudian dilanjutkan di Prodi Olahraga Uncen.
“Nantinya setelah lulus dari Uncen, para siswa ini bisa disebarkan di setiap sekolah di Papua untuk menjadi guru olahraga,” jelas Dance, Senin (15/7) kemarin.
Lebih lanjut SKO memiliki 6 cabang olahraga, dari 6 cabang olahraga (Cabor) yang ada, cabor yang paling diminati dan paling unggul adalah cabor sepak bola. Kemudian disusul cabor voli, dan cabor tinju. Selanjutnya juga yang tak kala diminati cabor atletik, basket dan dayung.
Selain cabang olahraga SKO juga membuka jurusan akademik, seperti jurusan IPA dan IPS. Untuk jurusan umum ini, proses pendidikan sampai tahun akademik 2024 ini pihaknya masih menggunakan sistem K13. “Proses pendidikan 60 persen olahraga kemudian 40 persen akademik,” jelasnya.
Diapun mengatakan siswa yang masuk di SKO Papua, berasal dari berbagai daerah, namun sejauh ini paling banyak dari daerah DOB. Adapun Papua Induk, dan Provinsi lainnya di tanah Papua tidak sebanyak jumlah siswa dari DOB. “Untuk pendidikan, Kami menggunakan pola asrama, jadi semua siswa yang dari daerah ini tinggal di Asrama yang ada di belakang gedung sekolah,” bebernya.