Menatap Harapan di Atas Tanah Longsor bagi Mereka yang Berjuang
Bangunan SDN 05 Batanganai memang sudah habis ditelan banjir. Namun pembelajaran harus tetap berjalan. Semua demi masa depan anak-anak pedalaman Nagari Sungai Buluah Timur, yang tetap teguh dalam pendidikan.
Laporan:Aris Prima Gunawan_Padangpariaman
Musibah besar melanda SDN 05 Batanganai Kamis (27/11) pagi. Semua bangunan sekolah itu ambruk. Pasalnya, longsor terjadi di sekitar sekolah itu. Diperparah lagi, bangunan sekolah yang direndam banjir saat itu. Tidak saja bangunan sekolah yang runtuh, tetapi juga bagian belakang beberapa rumah warga.
“Itu seperti tsunami. Kayaknya longsoran bukit mendorong air menjadi sangat kuat dan menghantam bangunan sekolah serta rumah warga,” kata Rita,salah seorang warga yang menunggu anaknya di sekitar sekolah itu.
Kemarin, ujian tetap berlangsung di SDN 05 Batanganai. Yang pasti, pelaksanaanya tidak lagi di dalam ruang kelas. Namun, di bawah tenda darurat milik BNPB. Alasan, ya tetap lantai tanah yang masih basah. Wajar jika banyak siswa memilih tidak memakai sepatu.
Di bawah tenda darurat yang sederhana, ketekunan para murid SDN 05 Sungai Buluah Timur menjadi cermin bahwa harapan bisa tumbuh bahkan di atas tanah yang baru saja porak-poranda.Semangat mereka seakan berkata bahwa bencana boleh merobohkan bangunan, tapi tidak akan pernah memadamkan keinginan untuk belajar.
Di tengah keterbatasan, anak-anak itu mengajari kita arti keteguhan. Bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas yang utuh, tetapi juga di hati yang tidak gentar menghadapi keadaan.
Menatap Harapan di Atas Tanah Longsor bagi Mereka yang Berjuang
Bangunan SDN 05 Batanganai memang sudah habis ditelan banjir. Namun pembelajaran harus tetap berjalan. Semua demi masa depan anak-anak pedalaman Nagari Sungai Buluah Timur, yang tetap teguh dalam pendidikan.
Laporan:Aris Prima Gunawan_Padangpariaman
Musibah besar melanda SDN 05 Batanganai Kamis (27/11) pagi. Semua bangunan sekolah itu ambruk. Pasalnya, longsor terjadi di sekitar sekolah itu. Diperparah lagi, bangunan sekolah yang direndam banjir saat itu. Tidak saja bangunan sekolah yang runtuh, tetapi juga bagian belakang beberapa rumah warga.
“Itu seperti tsunami. Kayaknya longsoran bukit mendorong air menjadi sangat kuat dan menghantam bangunan sekolah serta rumah warga,” kata Rita,salah seorang warga yang menunggu anaknya di sekitar sekolah itu.
Kemarin, ujian tetap berlangsung di SDN 05 Batanganai. Yang pasti, pelaksanaanya tidak lagi di dalam ruang kelas. Namun, di bawah tenda darurat milik BNPB. Alasan, ya tetap lantai tanah yang masih basah. Wajar jika banyak siswa memilih tidak memakai sepatu.
Di bawah tenda darurat yang sederhana, ketekunan para murid SDN 05 Sungai Buluah Timur menjadi cermin bahwa harapan bisa tumbuh bahkan di atas tanah yang baru saja porak-poranda.Semangat mereka seakan berkata bahwa bencana boleh merobohkan bangunan, tapi tidak akan pernah memadamkan keinginan untuk belajar.
Di tengah keterbatasan, anak-anak itu mengajari kita arti keteguhan. Bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas yang utuh, tetapi juga di hati yang tidak gentar menghadapi keadaan.