Sementara itu Ketua Panitia Asosiasi Pelatih Marching Band Papua, Chika mengatakan pentas seni itu dibuat untuk membangkitkan jiwa seni dari anak anak. Hal itu didasari dengan melihat pola perkembangan kehiduoan masa kini dimana dunia anak anak lebih dominan pada penggunaan teknologi.
Satu sisi perkembangan teknologi memberi dampak positif salah satunya mempermudahkan kehiduoan manusia untuk segala kegiatan, akan tetapi cendring dari perkembangan teknologi tersebut memabwa anak-anak pada dunia gelap.
“Kita lihat sekarang anak-anak kecil ini kadang cenderung dengan dunia gelap, kami sebagai salah satu asosiasi seni, ingin mendorong agar mereka terhindar dari kegiatan yang negatif,” tuturnya.
Chika mengatakan pentas seni itu tidak melihat siapa yang terbaik namun masing-masing peserta diberikan hadiah berupa piala serta uang pembina. Tentu dengan penghargaa itu akan mendorong semangat mereka untuk kedepanya bisa labih aktif terhadap kegiatan seni.
“Kegiatan ini inisiatif dari kami APMBP, kami ingin keberadaan kami di Papua ini bisa menghidupnan jiwa seni dari generasi muda,” ujarnya.
Dengan melihat antusias anak anak mengikuti pentas seni tersebut mereka kemudian berencana akan mengadakan iven kompetisi marching band di Kota Jayapura. Rencananya alam digelar mulai bulan April tahun depan.
Menurutnya, lomba ini digelar ketiga kalinya dalam tahun 2024, kegiatan tersebut telah masuk dalam program tahunan APMBP dengan tujuan mendorong anak anak muda papua mencintai karya seni tapi juga yang tidak kalah penting mereka bisa menemukan jati diri. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos