Di korem, Joni bertemu kembali dengan Danrem Joao. Pada 23 Maret silam, Joao pergi ke Atambua dan bertemu dengan pemuda yang rumah keluarganya diperbaiki Presiden Jokowi tersebut. ”Saya sampaikan (kepada Joni), kalau mau jadi tentara, harus siapkan diri dengan baik,” ungkapnya.
Menurut Joao, dalam seleksi, yang tinggi badannya 162,9 cm pun tidak lolos. Karena itu, Joni akan diterapi di Korem 161/Wira Sakti. Diharapkan, satu atau dua pekan ke depan tinggi badannya bertambah.
”Yang jelas, tanggung jawab saya sebagai Danrem adalah membina. Selama ini Joni telah dibina kodim, mungkin belum optimal. Karena itulah, saya akan optimalkan,” jelasnya.
Joni, tambahnya, baru berusia 19 tahun. Putra pasangan Victorino Fahik Marcal dan Lorensa Kai Ili itu masih bisa mencoba seleksi lagi tahun ini, tahun depan, dan tahun depannya lagi. Sebab, usia maksimal mengikuti tes itu adalah 22 tahun.
”Bukan berarti Joni mendapat perhatian khusus jadi gampang. Nggak, dia tetap harus memenuhi syarat-syarat standar,” tegasnya.
Untuk tahun ini, Joni masih berkesempatan mengikuti tes TNI-AD lagi yang bakal dihelat di Universitas Pertahanan, Kabupaten Bogor. ”Tesnya tanggal 27 Agustus 2024. Mudah-mudahan kita arahkan ke sana sesuai dengan bidang yang ada di sana,” katanya.
Keluarganya di Silawan belum mendengar kabar terbaru Joni. Namun, doa dan dukungan mereka tak putus. ”Harapan kami, semoga apa yang dicita-citakan dan apa yang sudah dijanjikan Bapak Presiden Joko Widodo bisa menjadi tumpuan Joni melaju ke depan dan menjadi seorang anggota TNI RI,” tutur Joqino. (r1/c14/ttg)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos