Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

’’Sakti’’ Bukan karena Klenik, Murni Berdasar Ilmu Fisika

SMAN Pilangkenceng Madiun, Sekolah yang Berhasil Aktifkan Gelombang Alfa Para Siswa

Aktivasi gelombang alfa dilakukan dengan menggunakan teori gelombang otak manusia. Berawal dari upaya guru yang menjadi instruktur untuk mencari cara agar sang anak yang mengalami autis bisa lebih tenang.

I’ied Rahmat Rifadin, Kabupaten Madiun

MARIA Septia Ningrum, siswa kelas 12 SMAN Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berdiri bersama tujuh rekannya yang lain di depan kelas. Semuanya sudah dalam kondisi mata tertutup oleh dua lembar kertas dan sehelai kain abu-abu yang melingkar di kepala.

    Jangkung Suprianta, sang guru, lantas membagi satu-satu bola kecil dengan warna beda-beda. Sejenak meraba, masing-masing dari mereka mengangkat tangan untuk menebak warna bola yang mereka pegang. ’’Orange,’’ ucap Chantika Claudia. ’’Pink,’’ sahut Maria. ’’Merah,’’ ucap Ocha yang menjadi siswa terakhir, mengutarakan tebakannya pada siang akhir Juli (29/7) lalu itu.

Baca Juga :  Minta Dinas Pendidikan Perhatikan Kebutuhan KBM SMK Negeri Pertanian

   Jawa Pos yang berada di ruang kelas tersebut melihat langsung tebakan mereka semua benar. Di peragaan kedua, Kepala SMAN Pilangkenceng Setyo Utomo mengeluarkan selembar uang Rp 100 ribu dari dompetnya. Utomo lantas meminta Jawa Pos ikut melihat dan mengingat-ingat nomor serinya.

   Jawa Pos memilih memfotonya. Setelah itu, uang diberikan kepada Rahmah Nur Hasanah, salah satu siswi yang berdiri. Sejenak dia membolak-balikkan uang itu dan merabanya. Sekitar 13 detik kemudian, Jangkung menyodorkan mikrofon ke Rahmah. ’’THL 188386,’’ ucapnya. Jawaban itu benar. Tanpa satu pun angka dan huruf yang terlewat.

    Masih terheran-heran, Jawa Pos lantas diberi satu peragaan tambahan. Jangkung meminta koran ini menuliskan kalimat apa pun di selembar kertas. ’’Apa pun. Kata atau kalimat. Panjang, pendek, terserah. Bahasa apa saja boleh,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Jelang Pilkada, Maksimalkan Perekaman e-KTP 

   Setelah ditulis, Jangkung menyerahkan kertas itu kepada Maria yang masih berdiri di depan kelas dengan mata tertutup bersama rekan-rekannya. Sejenak siswi 17 tahun itu meraba dan membolak-balik kertas tersebut. Sekitar 10 detik kemudian, ’’Kaifa Haaluka,’’ ucap Maria perlahan. Jawaban Maria yang berarti ’apa kabar’ dalam bahasa Arab itu benar-benar tepat. Sesuai dengan yang ditulis koran ini sebelumnya.

    Saat ditanya bagaimana bisa melakukannya, Maria menyebut ada bagian-bagian kasar yang membentuk huruf saat meraba kertas itu. Hal yang sama diungkapkan Rahmah ketika memegang uang Rp 100 ribu di bagian nomor seri. ’’Rasanya seperti ada yang kasar dan membentuk huruf,’’ ucapnya.

SMAN Pilangkenceng Madiun, Sekolah yang Berhasil Aktifkan Gelombang Alfa Para Siswa

Aktivasi gelombang alfa dilakukan dengan menggunakan teori gelombang otak manusia. Berawal dari upaya guru yang menjadi instruktur untuk mencari cara agar sang anak yang mengalami autis bisa lebih tenang.

I’ied Rahmat Rifadin, Kabupaten Madiun

MARIA Septia Ningrum, siswa kelas 12 SMAN Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berdiri bersama tujuh rekannya yang lain di depan kelas. Semuanya sudah dalam kondisi mata tertutup oleh dua lembar kertas dan sehelai kain abu-abu yang melingkar di kepala.

    Jangkung Suprianta, sang guru, lantas membagi satu-satu bola kecil dengan warna beda-beda. Sejenak meraba, masing-masing dari mereka mengangkat tangan untuk menebak warna bola yang mereka pegang. ’’Orange,’’ ucap Chantika Claudia. ’’Pink,’’ sahut Maria. ’’Merah,’’ ucap Ocha yang menjadi siswa terakhir, mengutarakan tebakannya pada siang akhir Juli (29/7) lalu itu.

Baca Juga :  Mau Jadi Presiden,  Makan Soto Gading Dulu

   Jawa Pos yang berada di ruang kelas tersebut melihat langsung tebakan mereka semua benar. Di peragaan kedua, Kepala SMAN Pilangkenceng Setyo Utomo mengeluarkan selembar uang Rp 100 ribu dari dompetnya. Utomo lantas meminta Jawa Pos ikut melihat dan mengingat-ingat nomor serinya.

   Jawa Pos memilih memfotonya. Setelah itu, uang diberikan kepada Rahmah Nur Hasanah, salah satu siswi yang berdiri. Sejenak dia membolak-balikkan uang itu dan merabanya. Sekitar 13 detik kemudian, Jangkung menyodorkan mikrofon ke Rahmah. ’’THL 188386,’’ ucapnya. Jawaban itu benar. Tanpa satu pun angka dan huruf yang terlewat.

    Masih terheran-heran, Jawa Pos lantas diberi satu peragaan tambahan. Jangkung meminta koran ini menuliskan kalimat apa pun di selembar kertas. ’’Apa pun. Kata atau kalimat. Panjang, pendek, terserah. Bahasa apa saja boleh,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Dari Donor Darah, Tanam Mangrove hingga  Upacara di Dasar Laut

   Setelah ditulis, Jangkung menyerahkan kertas itu kepada Maria yang masih berdiri di depan kelas dengan mata tertutup bersama rekan-rekannya. Sejenak siswi 17 tahun itu meraba dan membolak-balik kertas tersebut. Sekitar 10 detik kemudian, ’’Kaifa Haaluka,’’ ucap Maria perlahan. Jawaban Maria yang berarti ’apa kabar’ dalam bahasa Arab itu benar-benar tepat. Sesuai dengan yang ditulis koran ini sebelumnya.

    Saat ditanya bagaimana bisa melakukannya, Maria menyebut ada bagian-bagian kasar yang membentuk huruf saat meraba kertas itu. Hal yang sama diungkapkan Rahmah ketika memegang uang Rp 100 ribu di bagian nomor seri. ’’Rasanya seperti ada yang kasar dan membentuk huruf,’’ ucapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya