Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Sudah ada 41 Kasus Kebakaran, Hindari Kelalaian dan Pantau Aktifitas Anak

Dari Catatan  Musibah Kebakaran Sejak Awal Tahun Hingga Akhir Agustus 2023

Musibah kebakaran di Kota Jayapura terbilang tinggi. Dukungan sarpras sepatutnya dilekatkan untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. Cenderawasih Pos mencoba mengulik kondisi terkini

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Berbicara soal kebakaran di Kota Jayapura terkadang menimbulkan banyak rasa. Ada yang mengapresiasi atas kesigapan dan  sikap responsive dari tim Damkar. Ada yang gregetan karena merasa bangunan tetap ludes terbakar, ada juga kondisi lapangan yang selalu lebih banyak penonton ketimbang membantu melakukan pemadaman sehingga menimbulkan kemacetan dan menutup akses mobil Damkar.

   Namun bagaimanapun juga dengan kota yang terus didatangi penduduk hingga memunculkan kawasan pemukiman baru, tentunya memiliki potensi lebih terjadi kebakaran. Ini diperparah dengan sikap tak peduli terhadap musibah yang kapan saja bisa terjadi. Bentuk antisipatif hingga kini masih jauh dari harapan.

   Sementara terkait data kebakaran yang terjadi di Jayapura mulai awal Januari 2023 hingga akhir Agustus 2023 terbilang tinggi. Damkar Kota Jayapura mencatat selama 8 bulan terakhir terjadi 50 kasus kebakaran. Yang tertinggi justru terjadi di bulan Januari dimana ada 9 kasus kebakaran. Untuk kerugiannya jelas sudah menyentuh angka miliaran.

  Kabid Damkar Kota Jayapura, Marghareta Veronita Siesta Kirana menyampaikan bahwa 50 kejadian kebakaran tersebut terdiri dari 41 kasus yang ditangani oleh pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura dan 3 kasus kebakaran yang langsung dapat ditangani masyarakat secara mandiri dan 6 kasus kebakaran hutan dan lahan yang ditangani pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura bersinergi dengan Dinas Kehutanan Papua.

   50 kasus kebakaran ini dirincikan bulan Januari terdiri dari 9 kasus, Februari  3 kasus, Maret 6 kasus, April 5 kasus, Mei 5 kasus, Juni 4 kasus,  Juli 2 kasus, Agustus 7 kasus sehingga total ada 41 kasus. Lalu untuk kasus Karhutla sebanyak 6 kasus  dan 3 kasus lainnya ditangani  warga secara mandiri.

Baca Juga :  Siap Bekerja untuk Kemaslahatan Warga Kota Jayapura

   Lainnya yang tidak berkaitan dengan kebakaran, Pemadam Kebakaran Kota Jayapura juga melakukan tugas dan fungsi  sesuai dengan Permendagri 16 Tahun 2020 yakni pelaksanaan penyelamatan terhadap ular dan pelepasan cincin, sebanyak 9 kasus.

Disini Veronita melihat warga kota lebih responsive atas kesigapan masyarakat dalam memberi laporan kejadian kebakaran sehingga ia bersyukur terjadi penurunan angka kebakaran sejak Mei hingga Juli 2023 meski Agustus 2023 kembali terjadi lonjakan.

   “Warga kota juga proa aktif memberikan laporan jadi teman – teman bisa langsung mendatangi TKP tanpa berlama – lama. Ini baik sekali,” jelas Veronita, Rabu (6/9).

  Kejadian demi kejadian dikatakan membuat masyarakat lebih berhati-hati dan semakin tanggap termasuk bisa melakukan penanganan awal secara mandiri. “Tapi tetap harus berkoordinasi dan berhati – hati,” wantinya.   Veronita mengingatkan bahwa ada beberapa kasus yang terjadi lantaran kelalaian orang tua akibat tidak mengawasi aktifitas anak yang bermain.

  Ada yang bermain dengan korek yang akhirnya terjadi kebakaran. Ia meminta hal tersebut lebih diperhatikan. Selain itu hal klasik yang masih sering ditemui di perumahan warga atau pemukiman adalah penggunaan kabel atau peralatan kelistrikan yang tidak memenuhi standart nasional. Lalu masih ada kebiasaan melakukan penyambungan listrik secara tidak bertanggungjawab atau tanpa pengawasan pihak PLN yang biasa disebut melakukan sambungan illegal.

“Kadang kebiasaan melangar atau lalai ini juga yang menimbulkan potensi kebakaran,” kata Veronita. Masih berbicara peluang musibah, kabid damkar juga meminta warga mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim sebagaimana disampaikan oleh pihak BMKG yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran. Cuaca yang panas disertai angin dengan tekanan dan kekuatan tertentu, akan menjadi “kendaraan ” yang sangat baik dalam perluasan lokasi kebakaran.

Baca Juga :  Promo Menu Baru

   Olehnya, diminta untuk jangan melakukan pembakaran sampah atau apapun  apalagi tanpa ada pengawasan. Pastikan api dalam keadaan mati ,sehingga tidak berpotensi menyala dan berpindah ke area lainnya dengan tiupan angin.

   “Terhadap kebakaran hutan dan lahan yang marak terjadi, pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura menghimbau kepada warga untuk mencintai lingkungannya. Hutan itu memberi kehidupan dimana ada air tapi jika gersang maka tak ada air,” imbuhnya. Disinggung soal sarana prasarana yang dimiliki, kata Veronita saat ini pihaknya memiliki 1 Pos masing –  masing di mako Entrop, Japsel, Abepura,  dan Heram.

“Sedangkan untuk armada kami memiliki Unit Water Canon Preasure sebanyak 4 unit yang disebar di empat pos di atas sedangkan untuk Water Suplay ada 2 unit yang ditempatkan di pos mako Entrop dan di Abepura,” tambah Veronita.

   Disinggung soal kebutuhan armada, lanjut dia, idealnya dengan wilayah Kota Jayapura dengan beban resiko kebakaran ada pada angka 1220 atau sesuai Permendagri Nomor 94/2016, maka paling tidak Kota Jayapura memiliki 2 pos di sector Jayapura Utara, 2 pos di sector Abepura, 3 pos di Distrik Muara Tami dan 2 pos di Heram sehingga ada penambahan 7 pos baru untuk seluruh Kota Jayapura.

   Sedangkan untuk armada sendiri disebutkan bahwa dilihat dari kondisi wilayah kota maka idealnya ada 20  unit water cannon/preasure yang dimiliki dengan perhitungan kebutuhan 1 unit water cannon/pressure wajib ditopang oleh 2 unit water suplay. “Ini tentunya dibarengi dengan sarpras pelengkap lainnya dan jika ini lengkap kami pikir tidak perlu terlalu panic untuk membahas jangkauan dan kebutuhan unit pemadaman lagi,” tutupnya. (*/tri)

Dari Catatan  Musibah Kebakaran Sejak Awal Tahun Hingga Akhir Agustus 2023

Musibah kebakaran di Kota Jayapura terbilang tinggi. Dukungan sarpras sepatutnya dilekatkan untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan. Cenderawasih Pos mencoba mengulik kondisi terkini

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Berbicara soal kebakaran di Kota Jayapura terkadang menimbulkan banyak rasa. Ada yang mengapresiasi atas kesigapan dan  sikap responsive dari tim Damkar. Ada yang gregetan karena merasa bangunan tetap ludes terbakar, ada juga kondisi lapangan yang selalu lebih banyak penonton ketimbang membantu melakukan pemadaman sehingga menimbulkan kemacetan dan menutup akses mobil Damkar.

   Namun bagaimanapun juga dengan kota yang terus didatangi penduduk hingga memunculkan kawasan pemukiman baru, tentunya memiliki potensi lebih terjadi kebakaran. Ini diperparah dengan sikap tak peduli terhadap musibah yang kapan saja bisa terjadi. Bentuk antisipatif hingga kini masih jauh dari harapan.

   Sementara terkait data kebakaran yang terjadi di Jayapura mulai awal Januari 2023 hingga akhir Agustus 2023 terbilang tinggi. Damkar Kota Jayapura mencatat selama 8 bulan terakhir terjadi 50 kasus kebakaran. Yang tertinggi justru terjadi di bulan Januari dimana ada 9 kasus kebakaran. Untuk kerugiannya jelas sudah menyentuh angka miliaran.

  Kabid Damkar Kota Jayapura, Marghareta Veronita Siesta Kirana menyampaikan bahwa 50 kejadian kebakaran tersebut terdiri dari 41 kasus yang ditangani oleh pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura dan 3 kasus kebakaran yang langsung dapat ditangani masyarakat secara mandiri dan 6 kasus kebakaran hutan dan lahan yang ditangani pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura bersinergi dengan Dinas Kehutanan Papua.

   50 kasus kebakaran ini dirincikan bulan Januari terdiri dari 9 kasus, Februari  3 kasus, Maret 6 kasus, April 5 kasus, Mei 5 kasus, Juni 4 kasus,  Juli 2 kasus, Agustus 7 kasus sehingga total ada 41 kasus. Lalu untuk kasus Karhutla sebanyak 6 kasus  dan 3 kasus lainnya ditangani  warga secara mandiri.

Baca Juga :  Warga Tanya DPRD Kota Ngapain Saja?

   Lainnya yang tidak berkaitan dengan kebakaran, Pemadam Kebakaran Kota Jayapura juga melakukan tugas dan fungsi  sesuai dengan Permendagri 16 Tahun 2020 yakni pelaksanaan penyelamatan terhadap ular dan pelepasan cincin, sebanyak 9 kasus.

Disini Veronita melihat warga kota lebih responsive atas kesigapan masyarakat dalam memberi laporan kejadian kebakaran sehingga ia bersyukur terjadi penurunan angka kebakaran sejak Mei hingga Juli 2023 meski Agustus 2023 kembali terjadi lonjakan.

   “Warga kota juga proa aktif memberikan laporan jadi teman – teman bisa langsung mendatangi TKP tanpa berlama – lama. Ini baik sekali,” jelas Veronita, Rabu (6/9).

  Kejadian demi kejadian dikatakan membuat masyarakat lebih berhati-hati dan semakin tanggap termasuk bisa melakukan penanganan awal secara mandiri. “Tapi tetap harus berkoordinasi dan berhati – hati,” wantinya.   Veronita mengingatkan bahwa ada beberapa kasus yang terjadi lantaran kelalaian orang tua akibat tidak mengawasi aktifitas anak yang bermain.

  Ada yang bermain dengan korek yang akhirnya terjadi kebakaran. Ia meminta hal tersebut lebih diperhatikan. Selain itu hal klasik yang masih sering ditemui di perumahan warga atau pemukiman adalah penggunaan kabel atau peralatan kelistrikan yang tidak memenuhi standart nasional. Lalu masih ada kebiasaan melakukan penyambungan listrik secara tidak bertanggungjawab atau tanpa pengawasan pihak PLN yang biasa disebut melakukan sambungan illegal.

“Kadang kebiasaan melangar atau lalai ini juga yang menimbulkan potensi kebakaran,” kata Veronita. Masih berbicara peluang musibah, kabid damkar juga meminta warga mengantisipasi kondisi cuaca ekstrim sebagaimana disampaikan oleh pihak BMKG yang sangat berpotensi terjadinya kebakaran. Cuaca yang panas disertai angin dengan tekanan dan kekuatan tertentu, akan menjadi “kendaraan ” yang sangat baik dalam perluasan lokasi kebakaran.

Baca Juga :  Iblis Penyebab Kejatuhan Manusia ke Dalam Dosa, Bukan Perempuan

   Olehnya, diminta untuk jangan melakukan pembakaran sampah atau apapun  apalagi tanpa ada pengawasan. Pastikan api dalam keadaan mati ,sehingga tidak berpotensi menyala dan berpindah ke area lainnya dengan tiupan angin.

   “Terhadap kebakaran hutan dan lahan yang marak terjadi, pihak Pemadam Kebakaran Kota Jayapura menghimbau kepada warga untuk mencintai lingkungannya. Hutan itu memberi kehidupan dimana ada air tapi jika gersang maka tak ada air,” imbuhnya. Disinggung soal sarana prasarana yang dimiliki, kata Veronita saat ini pihaknya memiliki 1 Pos masing –  masing di mako Entrop, Japsel, Abepura,  dan Heram.

“Sedangkan untuk armada kami memiliki Unit Water Canon Preasure sebanyak 4 unit yang disebar di empat pos di atas sedangkan untuk Water Suplay ada 2 unit yang ditempatkan di pos mako Entrop dan di Abepura,” tambah Veronita.

   Disinggung soal kebutuhan armada, lanjut dia, idealnya dengan wilayah Kota Jayapura dengan beban resiko kebakaran ada pada angka 1220 atau sesuai Permendagri Nomor 94/2016, maka paling tidak Kota Jayapura memiliki 2 pos di sector Jayapura Utara, 2 pos di sector Abepura, 3 pos di Distrik Muara Tami dan 2 pos di Heram sehingga ada penambahan 7 pos baru untuk seluruh Kota Jayapura.

   Sedangkan untuk armada sendiri disebutkan bahwa dilihat dari kondisi wilayah kota maka idealnya ada 20  unit water cannon/preasure yang dimiliki dengan perhitungan kebutuhan 1 unit water cannon/pressure wajib ditopang oleh 2 unit water suplay. “Ini tentunya dibarengi dengan sarpras pelengkap lainnya dan jika ini lengkap kami pikir tidak perlu terlalu panic untuk membahas jangkauan dan kebutuhan unit pemadaman lagi,” tutupnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya