Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Sehari Rata-rata Produksi 2.240 Potong Tahu, Hanya Layani Pembelian di Rumah

Melihat Rumah Tahu Pondok Bagari di Kali Acai Abepura

Maraknya persaingan rumah produksi  tahu tidak jadi kendala  bagi Rumah Tahu Pondok Bagari.  Intinya dalam menjalankan usaha ini tetap menjaga kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen.

Laporan_Yohana-JAYAPURA

Aktivitas Rumah Tahu Pondok Bagari Kali Acai Abepura, pagi itu nampak dipenuhi dengan kesibukan. Ada yang menyiapkan tahu yang telah siap untuk dijual. Sementara yang lain mempersiapkan kedelai yang telah direbus, digiling dan menyiapkan perapian yang terus menyala.

Salah seorang pekerja ditugaskan untuk mengontrol perapian  agar tetap menyala, dengan cara memasukkan setiap potongan kayu bakar, yang merupakan limbah kayu baik dari ampas kayu buangan maupun ranting dan cabang pohon.

Suasana pabrik pagi itu dipenuhi dengan bunyi mesin penggilingan. Tidak heran dalam pabrik tahu tersebut tidak terdengar percakapan antara para pekerja, karena tertutup bisingnya mesin penggiling dan perapian yang terus berbunyi.

Baca Juga :  Tidak Ada Lagi SD YPK di Kota Jayapura yang Tidak Terapkan Kurikulum Merdeka

Bahkan para pembeli yang ingin membeli tahu langsung di rumah produksi tersebut, harus bersuara keras atau menggunakan bahasa isyarat,  untuk mengatakan berapa banyak jumlah tahu yang ingin dibeli.

Pembeli tahu baik konsumsi rumah tangga maupun warung makan lebih suka membeli langsung di pabrik ketimbang membeli di pasar.  Selain harganya murah, yakni Rp 3 ribu/potong,  sedangkan yang dijual dipasaran harganya  Rp 4 ribu – Rp 5 ribu/potong.

Ari Pengusaha Rumah Tahu Pondok Bahari menjelaskan bahwa, setiap harinya mereka dapat memproduksi 2.240 potong tahu.

Penjualan dilayani di area rumah produksi saja, karena pelanggan langsung ambil sendiri. Baik itu penjual sayur keliling, maupun pelanggan konsumsi rumah tangga maupun warung makan.

Baca Juga :  Polres Selidiki 3000 Rekening Mencurigakan

“Kami sudah lama tidak menjual dengan mengirim tahu semenjak pandemi Covid lalu, dimana konsumen kami langsung ambil di tempat. Memang untuk jumlah produksi sudah berkurang, tetapi kami masih bersyukur karena masih dapat beroperasi sampai saat ini, “ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (31/8) kemarin.

Jika dilihat untuk biaya bahan baku, untuk kedelai karung  isi 50 kg Rp 580 ribu, belum ditambah biaya lainnya. Dengan produksi setiap hari 2.240 per hari membutuhkan  6 karung kedelai .

Meski saat ini produksi tahu banyak bermunculan, dirinya tidak khawatir, karena setiap usaha memiliki rezeki masing-masing.

“Semakin banyak produksi tahu, secara otomatis banyak konsumen yang bisa terlayani dengan baik, kami pada dasarnya hanya menjaga kualitas, dan kembali lagi bahwa konsumen adalah raja, “terangnya.(*)

Melihat Rumah Tahu Pondok Bagari di Kali Acai Abepura

Maraknya persaingan rumah produksi  tahu tidak jadi kendala  bagi Rumah Tahu Pondok Bagari.  Intinya dalam menjalankan usaha ini tetap menjaga kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen.

Laporan_Yohana-JAYAPURA

Aktivitas Rumah Tahu Pondok Bagari Kali Acai Abepura, pagi itu nampak dipenuhi dengan kesibukan. Ada yang menyiapkan tahu yang telah siap untuk dijual. Sementara yang lain mempersiapkan kedelai yang telah direbus, digiling dan menyiapkan perapian yang terus menyala.

Salah seorang pekerja ditugaskan untuk mengontrol perapian  agar tetap menyala, dengan cara memasukkan setiap potongan kayu bakar, yang merupakan limbah kayu baik dari ampas kayu buangan maupun ranting dan cabang pohon.

Suasana pabrik pagi itu dipenuhi dengan bunyi mesin penggilingan. Tidak heran dalam pabrik tahu tersebut tidak terdengar percakapan antara para pekerja, karena tertutup bisingnya mesin penggiling dan perapian yang terus berbunyi.

Baca Juga :  Dari Wibowo Jadi Widodo, Hingga Patroli Garnizun

Bahkan para pembeli yang ingin membeli tahu langsung di rumah produksi tersebut, harus bersuara keras atau menggunakan bahasa isyarat,  untuk mengatakan berapa banyak jumlah tahu yang ingin dibeli.

Pembeli tahu baik konsumsi rumah tangga maupun warung makan lebih suka membeli langsung di pabrik ketimbang membeli di pasar.  Selain harganya murah, yakni Rp 3 ribu/potong,  sedangkan yang dijual dipasaran harganya  Rp 4 ribu – Rp 5 ribu/potong.

Ari Pengusaha Rumah Tahu Pondok Bahari menjelaskan bahwa, setiap harinya mereka dapat memproduksi 2.240 potong tahu.

Penjualan dilayani di area rumah produksi saja, karena pelanggan langsung ambil sendiri. Baik itu penjual sayur keliling, maupun pelanggan konsumsi rumah tangga maupun warung makan.

Baca Juga :  Bawaslu Temukan Banyak Warga yang Belum Tercoklit

“Kami sudah lama tidak menjual dengan mengirim tahu semenjak pandemi Covid lalu, dimana konsumen kami langsung ambil di tempat. Memang untuk jumlah produksi sudah berkurang, tetapi kami masih bersyukur karena masih dapat beroperasi sampai saat ini, “ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (31/8) kemarin.

Jika dilihat untuk biaya bahan baku, untuk kedelai karung  isi 50 kg Rp 580 ribu, belum ditambah biaya lainnya. Dengan produksi setiap hari 2.240 per hari membutuhkan  6 karung kedelai .

Meski saat ini produksi tahu banyak bermunculan, dirinya tidak khawatir, karena setiap usaha memiliki rezeki masing-masing.

“Semakin banyak produksi tahu, secara otomatis banyak konsumen yang bisa terlayani dengan baik, kami pada dasarnya hanya menjaga kualitas, dan kembali lagi bahwa konsumen adalah raja, “terangnya.(*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya