Friday, October 3, 2025
28 C
Jayapura

Persoalan yang Tak Kunjung Selesai di Darat, Akhirnya Terbawa Sampai di Laut

Nikolas salah satu warga kampung Kayu Batu mengatakan bahwa sampah plastik yang ada di kampungnya itu berasal dari kota Jayapura dan warga yang bermukim di pinggir pantai, sehingga ketika air laut naik sampah-sampah itu hanyut terbawa arus hingga di Kampung Kayu Batu.

Padahal kata Nikolas, warga kampung Kayo Batu tidak membuang sampah sembarang tempat. “Kita disini (kampung Kayo Batu) tertib tidak membuang sampah sembarang tempat. Sampah-sampah ini sumbernya dari pusat kota (kota Jayapura) dan sekitarnya,” jelas Nikolas kepada Cenderawasih Pos di lokasi, Sabtu (21/6).

Nikolas menjelaskan kondisi sampah tersebut terjadi karena tidak terkelola dan dibiarkan ditimbun di jalan-jalan dan mengalir ke selokan dan sungai yang akhirnya menuju ke laut. Padahal, dampak dari pembiaran sampah plastik di perairan akan menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut dan kesehatan warga kampung Kayu Batu dan kampung di pesisir pantai lainnya.

Baca Juga :  Awas! Penyebaran HIV-AIDS  Melonjak

Pasalnya terang Nikolas, keberadaan sampah plastik di laut ini ( akan terfragmentasi menjadi mikroplastik. Mikroplastik yang identik dengan plankton ini akan dimakan ikan.

Karena itu Nikolas mengatakan, warga kampung Kayo Batu mendorong pemerintah Kota Jayapura untuk memprioritaskan penanganan sampah plastik dan mengimbau masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya gelas dan botol plastik air mineral, soft drink, popok, sachet, styrofoam dan kantong kresek.

“Tidak ada penegasan dari Pemerintah Kota Jayapura terhadap oknum masyarakat yang buang sampah sembarang tempat. Sampah plastik umumnya akan dibakar, ditimbun di lahan terbuka atau dibuang ke sungai yang besar potensinya menjadi mikroplastik yang ujung-ujungnya hanyut di air dan dimakan ikan, selanjutnya ikan akan dimakan manusia,” bebernya.

Baca Juga :  Pelni Prediksi Puncak Arus Mudik Lebaran Pertengahan Maret

Tak sekedar itu, bau busuk sekitar lokasi tumpukan sampah tersebut menyengat masuk ke rongga hidung ketika memasuki pesisir kampung Kayo Batu. Sampah plastik ini juga tampak berserakan di bawah rumah-rumah panggung warga.

Orang-orang berlalu lalang di jembatan kayu diantara rumah-rumah panggung masyarakat di kampung itu. Tidak jarang juga terlihat anak-anak bermain berenang di antara sampah yang berserakan.

Nikolas salah satu warga kampung Kayu Batu mengatakan bahwa sampah plastik yang ada di kampungnya itu berasal dari kota Jayapura dan warga yang bermukim di pinggir pantai, sehingga ketika air laut naik sampah-sampah itu hanyut terbawa arus hingga di Kampung Kayu Batu.

Padahal kata Nikolas, warga kampung Kayo Batu tidak membuang sampah sembarang tempat. “Kita disini (kampung Kayo Batu) tertib tidak membuang sampah sembarang tempat. Sampah-sampah ini sumbernya dari pusat kota (kota Jayapura) dan sekitarnya,” jelas Nikolas kepada Cenderawasih Pos di lokasi, Sabtu (21/6).

Nikolas menjelaskan kondisi sampah tersebut terjadi karena tidak terkelola dan dibiarkan ditimbun di jalan-jalan dan mengalir ke selokan dan sungai yang akhirnya menuju ke laut. Padahal, dampak dari pembiaran sampah plastik di perairan akan menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut dan kesehatan warga kampung Kayu Batu dan kampung di pesisir pantai lainnya.

Baca Juga :  Awas! Penyebaran HIV-AIDS  Melonjak

Pasalnya terang Nikolas, keberadaan sampah plastik di laut ini ( akan terfragmentasi menjadi mikroplastik. Mikroplastik yang identik dengan plankton ini akan dimakan ikan.

Karena itu Nikolas mengatakan, warga kampung Kayo Batu mendorong pemerintah Kota Jayapura untuk memprioritaskan penanganan sampah plastik dan mengimbau masyarakat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya gelas dan botol plastik air mineral, soft drink, popok, sachet, styrofoam dan kantong kresek.

“Tidak ada penegasan dari Pemerintah Kota Jayapura terhadap oknum masyarakat yang buang sampah sembarang tempat. Sampah plastik umumnya akan dibakar, ditimbun di lahan terbuka atau dibuang ke sungai yang besar potensinya menjadi mikroplastik yang ujung-ujungnya hanyut di air dan dimakan ikan, selanjutnya ikan akan dimakan manusia,” bebernya.

Baca Juga :  Hindari Hal yang Tak Diinginkan, Pengamanan Cakada jadi Prioritas

Tak sekedar itu, bau busuk sekitar lokasi tumpukan sampah tersebut menyengat masuk ke rongga hidung ketika memasuki pesisir kampung Kayo Batu. Sampah plastik ini juga tampak berserakan di bawah rumah-rumah panggung warga.

Orang-orang berlalu lalang di jembatan kayu diantara rumah-rumah panggung masyarakat di kampung itu. Tidak jarang juga terlihat anak-anak bermain berenang di antara sampah yang berserakan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya