Cerita Tinus Wetipo, Pemuda Lulusan SD yang Enggan Menyerah dengan Keadaan
Jika di Jayapura ada beberapa pemuda asal pegunungan yang berkuliah sambil berjualan roti bakar maupun jualan kopi keliling menggunakan sepeda listrik, di Wamena ada yang nyentrik. Tinus Wetipo tampil beda dengan gerobak uniknya. Gerobak yang hampir dijadikan kayu bakar.
Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura
Namanya hidup tak enak jika tak ada tantangan, namanya hidup tak enak jika tak miliki masalah, namanya hidup tak menarik jika tak ada sebuah kalimat, perjuangan. Apalagi bagi seorang laki-laki yang satu saat akan menjadi pemimpin. Tak ada kata menyerah, tak ada kata putus asa apalagi sampai buang handuk.
Inilah yang ditunjukkan seorang pemuda berusia 24 tahun bernama Tinus Wetipo. Pemuda kelahiran Wamena tahun 2002 silam ini membuktikan bahwa ia mampu berdiri di atas kaki sendiri dengan kepala tegak tanpa melulu harus meminta kepada orang tua apalagi berharap banyak kepada pemerintah. Ia menunjukkan bahwa dengan niat dan tekad serta doa maka semua bisa berjalan sesuai harapan.
Tinus kini tengah merintis usaha kecilnya, kedai kopi. Hanya saja jika umumnya kedai berbentuk pondok atau lapak permanen namun Tinus menggunakan gerobak dan ia tetap menyebut usahanya itu adalah sebuah kedai. Masih jarang tentunya seorang putra asal pegunungan yang mau menggeluti usaha kopi siap saji. Kalaupun ada masih bisa dihitung dengan jari. Biasanya usaha yang digeluti adalah berkebun, menjadi ASN atau anggota DPR.
Namun Tinus sadar dengan latar pendidikan hanya lulusan SD tentu sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintahan. “Hari pertama berjualan itu bulan Agustus tanggal 9 pas perang – perangan hari terakhir,” ungkapnya saat dihubungi via telepon, awal pekan lalu. Lucunya, awalnya Tinus justru ingin berjualan bakso. Namun setelah berdiskusi dengan temannya akhirnya niat itu ia urungkan dan memilih berjualan kopi.
Cerita Tinus Wetipo, Pemuda Lulusan SD yang Enggan Menyerah dengan Keadaan
Jika di Jayapura ada beberapa pemuda asal pegunungan yang berkuliah sambil berjualan roti bakar maupun jualan kopi keliling menggunakan sepeda listrik, di Wamena ada yang nyentrik. Tinus Wetipo tampil beda dengan gerobak uniknya. Gerobak yang hampir dijadikan kayu bakar.
Laporan: Abdel Gamel Naser_Jayapura
Namanya hidup tak enak jika tak ada tantangan, namanya hidup tak enak jika tak miliki masalah, namanya hidup tak menarik jika tak ada sebuah kalimat, perjuangan. Apalagi bagi seorang laki-laki yang satu saat akan menjadi pemimpin. Tak ada kata menyerah, tak ada kata putus asa apalagi sampai buang handuk.
Inilah yang ditunjukkan seorang pemuda berusia 24 tahun bernama Tinus Wetipo. Pemuda kelahiran Wamena tahun 2002 silam ini membuktikan bahwa ia mampu berdiri di atas kaki sendiri dengan kepala tegak tanpa melulu harus meminta kepada orang tua apalagi berharap banyak kepada pemerintah. Ia menunjukkan bahwa dengan niat dan tekad serta doa maka semua bisa berjalan sesuai harapan.
Tinus kini tengah merintis usaha kecilnya, kedai kopi. Hanya saja jika umumnya kedai berbentuk pondok atau lapak permanen namun Tinus menggunakan gerobak dan ia tetap menyebut usahanya itu adalah sebuah kedai. Masih jarang tentunya seorang putra asal pegunungan yang mau menggeluti usaha kopi siap saji. Kalaupun ada masih bisa dihitung dengan jari. Biasanya usaha yang digeluti adalah berkebun, menjadi ASN atau anggota DPR.
Namun Tinus sadar dengan latar pendidikan hanya lulusan SD tentu sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintahan. “Hari pertama berjualan itu bulan Agustus tanggal 9 pas perang – perangan hari terakhir,” ungkapnya saat dihubungi via telepon, awal pekan lalu. Lucunya, awalnya Tinus justru ingin berjualan bakso. Namun setelah berdiskusi dengan temannya akhirnya niat itu ia urungkan dan memilih berjualan kopi.