Ini tak lepas dari isi hati temannya itu yang mengatakan ingin menjadi barista jalanan. Kembali ke cerita awal. Usai berdiskusi dengan temannya, Tinus kemudian mencari tempat atau media untuk berjualan dan akhirnya ia mendapati gerobak bekas yang hampir saja menjadi bahan kayu bakar. “Gerobak waktu itu kami dapat di belakang mal dan mau dijadikan kayu bakar,” ceritnya. Setelah ia meminta dari pemilik gerobak kemudian ia membawa pulang dan merehab.
“Modal perbaiki hanya Rp 20 ribu untuk membeli paku kemudian saya dibantu bapak ade uang Rp 500 ribu untuk membeli bahan kopi,” tambahnya. Bahan kopi yang digunakan kata Tinus diambil dari kotanya, Kurima, Wamena. Selain itu ia juga menyediakan kopi sachet bagi yang ingin cepat dan simple. Untuk lokasi nongkrong kata Tinus ia harus pindah-pindah, keliling Kota Wamena, kadang di depan komplex Jalan Irian atau dipertigaan.
Ini menyesuaikan keramaian warga. Kedai kopinya sendiri dinamakan Hulkam Wana Wali yang artinya Hulkam merupakan nama kampung sedangkan Wana Wali artinya baik hati. “Ya semoga dari usaha ini bisa memberi kebaikan bagi siapa saja,” tambahnya. Iapun menceritakan tentang penghasilannya dimana dalam satu hari ia bisa mengantongi uang Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu sedangkan jika ramai bisa mencapai Rp 1 juta.
“Penghasilan naik turun. Kadang saya berjuangan di komplek saja tapi kadang dari pagi sampai jam 11 siang saya mangkal di luar nanti istirahat lalu jam 2 lanjut lagi sampai malam,” ujarnya merincikan. Terkadang untuk jualan malam dilakukan sampai jam 8 malam hingga jam 11 malam. “Ya namanya orang mencari kadang tidak kenal waktu, yang penting mau berusaha,” imbuhnya.
Tinus sendiri sempat merenovasi gerobaknya. Cukup unik dan sangat berbeda pada umumnya. Ia menggunakan ilalang sebagai atap dan banyak ranting atau batang pohon. Bentuk gerobak dan tekadnya menjadi seorang enterpreneur muda inilah yang membuat orang senang dan mau mampir. Selain itu Tinus termasuk sosok yang humble. Terkait bentuk gerobaknya yang tak biasa ini Tinus mengaku semua karena keadaan.
Ini tak lepas dari isi hati temannya itu yang mengatakan ingin menjadi barista jalanan. Kembali ke cerita awal. Usai berdiskusi dengan temannya, Tinus kemudian mencari tempat atau media untuk berjualan dan akhirnya ia mendapati gerobak bekas yang hampir saja menjadi bahan kayu bakar. “Gerobak waktu itu kami dapat di belakang mal dan mau dijadikan kayu bakar,” ceritnya. Setelah ia meminta dari pemilik gerobak kemudian ia membawa pulang dan merehab.
“Modal perbaiki hanya Rp 20 ribu untuk membeli paku kemudian saya dibantu bapak ade uang Rp 500 ribu untuk membeli bahan kopi,” tambahnya. Bahan kopi yang digunakan kata Tinus diambil dari kotanya, Kurima, Wamena. Selain itu ia juga menyediakan kopi sachet bagi yang ingin cepat dan simple. Untuk lokasi nongkrong kata Tinus ia harus pindah-pindah, keliling Kota Wamena, kadang di depan komplex Jalan Irian atau dipertigaan.
Ini menyesuaikan keramaian warga. Kedai kopinya sendiri dinamakan Hulkam Wana Wali yang artinya Hulkam merupakan nama kampung sedangkan Wana Wali artinya baik hati. “Ya semoga dari usaha ini bisa memberi kebaikan bagi siapa saja,” tambahnya. Iapun menceritakan tentang penghasilannya dimana dalam satu hari ia bisa mengantongi uang Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu sedangkan jika ramai bisa mencapai Rp 1 juta.
“Penghasilan naik turun. Kadang saya berjuangan di komplek saja tapi kadang dari pagi sampai jam 11 siang saya mangkal di luar nanti istirahat lalu jam 2 lanjut lagi sampai malam,” ujarnya merincikan. Terkadang untuk jualan malam dilakukan sampai jam 8 malam hingga jam 11 malam. “Ya namanya orang mencari kadang tidak kenal waktu, yang penting mau berusaha,” imbuhnya.
Tinus sendiri sempat merenovasi gerobaknya. Cukup unik dan sangat berbeda pada umumnya. Ia menggunakan ilalang sebagai atap dan banyak ranting atau batang pohon. Bentuk gerobak dan tekadnya menjadi seorang enterpreneur muda inilah yang membuat orang senang dan mau mampir. Selain itu Tinus termasuk sosok yang humble. Terkait bentuk gerobaknya yang tak biasa ini Tinus mengaku semua karena keadaan.