Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Harga Tomat dan Cabai Rawit Masih Mahal

JAYAPURA-Harga cabai rawit dan tomat masih meroket alias masih melambung tinggi yang di jual pedagang di pasar tradisional.

  Para pedagang bumbu dapur di pasar tradisional seperti Pasar Youtefa Abepura mengaku, mahalnya harga cabai rawit dan tomat dikarenakan hasil panen petani cabai rawit dan tomat selama ini tidak maksimal baik dari Arso dan Koya, ditambah lagi permintaan cabai rawit dan tomat yang banyak hal ini memacu kenaikkan harga.

Hasan selaku penjual komoditi pertanian di Pasar Youtefa Abepura, mengatakan harga cabai rawit naiknya sangat luar biasa karena harganya sampai sekarang masih sekira Rp 130 ribu/kg. sedangkan cabai rawit kiriman Rp 100 ribu/kg.

Baca Juga :  BRI Pastikan Kebutuhan Uang Tunai Tercukupi

Naiknya harga cabai rawit lokal membuat pedagang juga tidak bisa membeli terlalu banyak karena jika beli terlalu banyak tentu dibutuhkan modal yang sangat besar, apalagi jika sewaktu-waktu harga cabai rawit mendadak turun dan pedagang masih ada stoknya tentu akan merugi.

“Jika harga cabai rawit mahal kita juga tidak bisa beli terlalu banyak  palingan menyediakan untuk pelanggan dan sisanya tidak banyak kita jual untuk  pengujung umum,”Katanya, Kamis (23/6).

Hasan mengakui, selain harga cabai rawit yang mahal, harga tomat juga masih mahal harga tomat saat ini Rp 15 ribu/kg, harga tersebut bisa dikatalan ada penurunan jika dibanding sebelumnya bisa sampai Rp 30 ribu/kg.

Baca Juga :  Pengiriman Barang Melalui JNE Kembali Normal

Hal senada juga dikatakan, Sri penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja, Sri mengaku, harga komoditi pertanian memang tidak bisa ditebak karena harganya bisa naik turun tergantung dari hasil panen petani, jika panennya tidak maksimal tentu harga naik tapi jika banyak hasil panen di petani maka harganya turun.

“Namun harga cabai rawit ini bisa terus mahal karena permintaan cabai rawit juga tinggi dan sudah jadi kebiasaan masyarakat Jayapura masak dengan menggunakan cabai rawit termasuk saat membuat sambal,”Pungkasnya.(dil/gin).

JAYAPURA-Harga cabai rawit dan tomat masih meroket alias masih melambung tinggi yang di jual pedagang di pasar tradisional.

  Para pedagang bumbu dapur di pasar tradisional seperti Pasar Youtefa Abepura mengaku, mahalnya harga cabai rawit dan tomat dikarenakan hasil panen petani cabai rawit dan tomat selama ini tidak maksimal baik dari Arso dan Koya, ditambah lagi permintaan cabai rawit dan tomat yang banyak hal ini memacu kenaikkan harga.

Hasan selaku penjual komoditi pertanian di Pasar Youtefa Abepura, mengatakan harga cabai rawit naiknya sangat luar biasa karena harganya sampai sekarang masih sekira Rp 130 ribu/kg. sedangkan cabai rawit kiriman Rp 100 ribu/kg.

Baca Juga :  Pengiriman Barang Melalui JNE Kembali Normal

Naiknya harga cabai rawit lokal membuat pedagang juga tidak bisa membeli terlalu banyak karena jika beli terlalu banyak tentu dibutuhkan modal yang sangat besar, apalagi jika sewaktu-waktu harga cabai rawit mendadak turun dan pedagang masih ada stoknya tentu akan merugi.

“Jika harga cabai rawit mahal kita juga tidak bisa beli terlalu banyak  palingan menyediakan untuk pelanggan dan sisanya tidak banyak kita jual untuk  pengujung umum,”Katanya, Kamis (23/6).

Hasan mengakui, selain harga cabai rawit yang mahal, harga tomat juga masih mahal harga tomat saat ini Rp 15 ribu/kg, harga tersebut bisa dikatalan ada penurunan jika dibanding sebelumnya bisa sampai Rp 30 ribu/kg.

Baca Juga :  Soal Tarif Angkot, Pemkot Jayapura Tunggu SK Gubernur

Hal senada juga dikatakan, Sri penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja, Sri mengaku, harga komoditi pertanian memang tidak bisa ditebak karena harganya bisa naik turun tergantung dari hasil panen petani, jika panennya tidak maksimal tentu harga naik tapi jika banyak hasil panen di petani maka harganya turun.

“Namun harga cabai rawit ini bisa terus mahal karena permintaan cabai rawit juga tinggi dan sudah jadi kebiasaan masyarakat Jayapura masak dengan menggunakan cabai rawit termasuk saat membuat sambal,”Pungkasnya.(dil/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya