Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

  Omzet Penjahit dan Permak Baju Turun

Penjahit di Riska Tailor Abepura saat mengerjakan pesanan pakaian pelanggannya, Rabu (7/5). Di masa pandemi Covid-19,  permintaan menjahit baju dan permak baju di usaha menjahit turun, sehingga mempengaruhi omzet para pelaku usaha penjahit baju, Rabu (7/5)kemarin. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Usaha menjahit (tailor) di wilayah Kota Jayapura semenjak ada korona hingga saat ini lesu, tidak banyak pesanan. Baik pemesanan jahit maupun permak.

Yayan selaku penjahit di Riska Tailor Abepura mengatakan,  semenjak ada wabah Corona di bulan Maret 2020 lalu,  pendapatan di Riska Tailor Abepura menurun hingga 40 persen, karena sangat jarang warga yang permak pakaian atau permintaan menjahit baju untuk seragam sekolah, kampus, perkantoran, gereja dan lainnya.

  Lain dengan sebelum adanya korona, setiap tahun ada pemesanan permintaan menjahit baju secara banyak atau berkelompok dari instansi pemerintah, gereja, kampus, sekolah dan lainnya atau bisa dari pribadi.

“Adanya wabah corona sejak tahun 2020 memang permintaan menjahit baju sangat turun sekitar 40-50 persen dari tahun sebelumnya sebelum ada korona. Apalagi anak sekolah juga tidak masuk sekolah tentu ini sangat berpengaruh sekali, apalagi sempat ada lockdown pembatasan waktu aktivitas warga dan pelaku usaha,’ungkapnya, Rabu (7/4).

Baca Juga :  Pendistribusian Beras ASN Tidak Ada Kendala di Lapangan

Diakui, dengan kondisi ini pihaknya tetap bertahan karena mau tidak mau usaha inilah yang harus ditekuni. Meski demikian ia  bersyukur karena perekonomian sudah mulai menggeliat semenjak adanya pelonggaran waktu oleh pemerintah dan adanya penurunan kasus penyebaran Covid ditambah lagi sudah dilakukan vaksinasi.

  “Saya harap tahun ini ekonomi bisa segera pulih maksimal dan Virus Korona segera berlalu,’’pintanya.

Hal senada juga dikatakan Rima,  penjahit di Pasar Kelapa Dua Entrop. Ia mengaku pemasukan selama ada Covid-19 sangat kurang sekali. Dulunya ia banyak menerima permak pakaian,  namun kini jarang, termasuk pemesanan menjahit baju.

Jika pada saat menjelang Natal banyak warga yang menjahit baju untuk sekeluarga tapi saat natal tahun lalu jarang sekali, termasuk permintaan menjahit seragam baju sekolah maupun dari instansi pemerintah, kampus dan lainnya juga sepi. Walaupun ongkos kerjanya tetap untuk pakaian biasa Rp 250 ribu, tergantung dari tingkat kesulitandan permintaan pelanggan.(dil/ary)

Baca Juga :  Mypertamina Tebar Hadiah
Penjahit di Riska Tailor Abepura saat mengerjakan pesanan pakaian pelanggannya, Rabu (7/5). Di masa pandemi Covid-19,  permintaan menjahit baju dan permak baju di usaha menjahit turun, sehingga mempengaruhi omzet para pelaku usaha penjahit baju, Rabu (7/5)kemarin. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Usaha menjahit (tailor) di wilayah Kota Jayapura semenjak ada korona hingga saat ini lesu, tidak banyak pesanan. Baik pemesanan jahit maupun permak.

Yayan selaku penjahit di Riska Tailor Abepura mengatakan,  semenjak ada wabah Corona di bulan Maret 2020 lalu,  pendapatan di Riska Tailor Abepura menurun hingga 40 persen, karena sangat jarang warga yang permak pakaian atau permintaan menjahit baju untuk seragam sekolah, kampus, perkantoran, gereja dan lainnya.

  Lain dengan sebelum adanya korona, setiap tahun ada pemesanan permintaan menjahit baju secara banyak atau berkelompok dari instansi pemerintah, gereja, kampus, sekolah dan lainnya atau bisa dari pribadi.

“Adanya wabah corona sejak tahun 2020 memang permintaan menjahit baju sangat turun sekitar 40-50 persen dari tahun sebelumnya sebelum ada korona. Apalagi anak sekolah juga tidak masuk sekolah tentu ini sangat berpengaruh sekali, apalagi sempat ada lockdown pembatasan waktu aktivitas warga dan pelaku usaha,’ungkapnya, Rabu (7/4).

Baca Juga :  Jelang Ramadan, Permintaan Mebel Lokal Masih Sepi

Diakui, dengan kondisi ini pihaknya tetap bertahan karena mau tidak mau usaha inilah yang harus ditekuni. Meski demikian ia  bersyukur karena perekonomian sudah mulai menggeliat semenjak adanya pelonggaran waktu oleh pemerintah dan adanya penurunan kasus penyebaran Covid ditambah lagi sudah dilakukan vaksinasi.

  “Saya harap tahun ini ekonomi bisa segera pulih maksimal dan Virus Korona segera berlalu,’’pintanya.

Hal senada juga dikatakan Rima,  penjahit di Pasar Kelapa Dua Entrop. Ia mengaku pemasukan selama ada Covid-19 sangat kurang sekali. Dulunya ia banyak menerima permak pakaian,  namun kini jarang, termasuk pemesanan menjahit baju.

Jika pada saat menjelang Natal banyak warga yang menjahit baju untuk sekeluarga tapi saat natal tahun lalu jarang sekali, termasuk permintaan menjahit seragam baju sekolah maupun dari instansi pemerintah, kampus dan lainnya juga sepi. Walaupun ongkos kerjanya tetap untuk pakaian biasa Rp 250 ribu, tergantung dari tingkat kesulitandan permintaan pelanggan.(dil/ary)

Baca Juga :  Trafik Akses Broadband Telkomsel  Tumbuh 18 Persen

Berita Terbaru

Artikel Lainnya