Saturday, April 20, 2024
32.7 C
Jayapura

Dihadang KSB, 1 Prajurit TNI Gugur

Kolonel Cpl Eko Daryanto (FOTO: Elfira/Cepos)

Terjadi di Keerom, 1 Prajurit Lainnya Luka Tembak

JAYAPURA- Sehari menjelang pergantian tahun, anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satya Tama dihadang dan ditembaki Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) sekitar 5 Km dari Pos Kaliasin tepatnya di Jembatan Kayu, Kabupaten Keerom, Senin (30/12).

Akibat penembakan tersebut menyebabkan anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST, Serda Miftachur Rohmat terkena luka tembak pada bahu kiri depan dan dinyatakan meninggal dunia. Sementara 1 anggota lainnya bernama Prada Juwandhy Ramadhan terkena luka tembak (rekoset) pada pelipis kanan serta pinggang kiri dan dinyatakan selamat.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto membenarkan penghadangan oleh KSB dan kontak tembak antara Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST dengan KSB di Jembatan Kayu.

“Diduga pelaku dari kelompok Jefrison Pagawak. Mereka melakukan penembakan ketika anggota mau  mengambil logistik dan di tengah perjalanan dihadang oleh kelompok ini,” ucap Kapendam Eko Daryanto saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (30/12) melalui telepon selulernya.

Pasca kontak tembak tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih dengan tegas langsung memerintahkan anggota pos yang lain yang berada di sekitar Pos Bewan Baru untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut. 

Selain itu, juga menutup akses-akses pelarian yang mungkin akan digunakan kelompok tersebut untuk lari ke PNG.

“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Konsulat RI yang ada di PNG guna langkah diplomatik untuk penanganan kasus tersebut. Demikian juga untuk Pos-Pos Pamtas sepanjang RI-PNG agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan guna antisipasi aksi-aksi lanjutan dari kelompok ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Dianggap Kebiasaan Buruk, Pemerintah Sebut Tak Ada "Uang Permisi" Buka Palang

Menurut Kapendam, kelompok ini sengaja memanfaatkan situasi pasca Natal dan menjelang tahun baru dengan ingin melakukan aksi gangguan. Motifnya menciptakan rasa tidak aman dan menganggu ketertiban masyarakat.

Iapun meminta kepada masyarakat tetap tenang serta percayakan kasus ini kepada TNI-Polri. Dimana saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok pimpinan Jefrison Pagawak ini.

“Tak ada penambahan pasukan di lokasi kejadian. Kami  hanya ingatkan anggota untuk meningkatkan patroli, kewaspadaan dan kesiapsiagaan di pos-pos. Jangan lengah serta antisipasi aksi susulan dari kelompok ini,” tuturnya.

Mengenai kronologi penembakan, Eko Daryanto menyebutkan, kejadian penembakan bermula saat 10 orang anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST  Pos Bewan Baru yang dipimpin Serda Miftachur Rohmat berangkat dari Pos Bewan Baru menuju Pos Kaliasin untuk mengambil logistik.

Sekitar 5 Km dari pos, tepatnya di jembatan kayu, anggota Satgas Pamtas tiba-tiba mendapat gangguan tembakan (penghadangan) yang dilakukan oleh sekira 20 orang yang diduga dari KSB pimpinan Jefrizon Pagawak dengan menggunakan senjata api laras panjang. Melihat hal tersebut anggota Satgas Pamtas RI-PNG dengan sigap berpencar untuk mencari tempat perlindungan dan membalas tembakan ke kelompok tersebut. 

Sekira 15 menit membalas tembakan, anggota Satgas berhasil memukul mundur kelompok tersebut. Setelah kontak tembak berhenti, anggota Satgas melakukan pengecekan dan didapatkan 2 orang personel terkena tembakan.

Baca Juga :  Diduga Cemburu, Nelayan Habisi Seorang ASN

Melihat dua orang rekan mereka terkena tembakan, anggota Satgas yang lain dengan cepat membawa korban ke Pos Bewan Baru untuk menunggu evakuasi. Sementara untuk Prada Juwandhy Ramadhan mendapat penanganan medis oleh Bakes Pos Bewan Baru.

Menerima laporan tentang kejadian tersebut Kodam XVII/Cenderawasih langsung berupaya mengevakuasi kedua   korban menggunakan helikopter untuk mendapatkan penanganan lanjutan di RS Marthen Indey.

Sementara dari lama TPNPB yang diposting sekitar pukul 21.00 WIT tadi malam dijelaskan jika Panglima Markas Besar TPNPB Victoria, Mayjend Jiknawak  Orelek yang akan bertanggungjawab atas insiden di perbatasan RI-PNG.  Lokasi ini disebut di bawah pimpinan Orelek Jiknawak dan ini menjadi wujud peperangan untuk pembbasan nasional demi kemerdekaan Papua. Dalam penjelasannya, disebutkan jika Oreleklah yangbertanggungjawab atas penghadangan dan penembangan dua anggota TNI pada 30 Desember. Ini berdasar hasil konfirmasi antara Jubir TPNPB, Sebby Sambom dengan pimpinan OPM, Jefry Bomanak. “Kami juga mengklarifikasi bahwa yang bertangungjawab atas penembakan di Benawi adalah pasukan TPNPB di bawah pimpinan Mayjend Orelek Jiknawak dan bukan  Jefferson Bomanak sebagaimana pemberitaan yang sudah menyebar,” tulis Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom. Perang ini juga akan terus dilakukan diseluruh pelosok Papua  untuk melawan pemerintah kolonial dan semata-mata untuk sebuah kemerdekaan. (fia/ade/nat)

Kolonel Cpl Eko Daryanto (FOTO: Elfira/Cepos)

Terjadi di Keerom, 1 Prajurit Lainnya Luka Tembak

JAYAPURA- Sehari menjelang pergantian tahun, anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/Satya Tama dihadang dan ditembaki Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) sekitar 5 Km dari Pos Kaliasin tepatnya di Jembatan Kayu, Kabupaten Keerom, Senin (30/12).

Akibat penembakan tersebut menyebabkan anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST, Serda Miftachur Rohmat terkena luka tembak pada bahu kiri depan dan dinyatakan meninggal dunia. Sementara 1 anggota lainnya bernama Prada Juwandhy Ramadhan terkena luka tembak (rekoset) pada pelipis kanan serta pinggang kiri dan dinyatakan selamat.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto membenarkan penghadangan oleh KSB dan kontak tembak antara Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST dengan KSB di Jembatan Kayu.

“Diduga pelaku dari kelompok Jefrison Pagawak. Mereka melakukan penembakan ketika anggota mau  mengambil logistik dan di tengah perjalanan dihadang oleh kelompok ini,” ucap Kapendam Eko Daryanto saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Senin (30/12) melalui telepon selulernya.

Pasca kontak tembak tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih dengan tegas langsung memerintahkan anggota pos yang lain yang berada di sekitar Pos Bewan Baru untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut. 

Selain itu, juga menutup akses-akses pelarian yang mungkin akan digunakan kelompok tersebut untuk lari ke PNG.

“Kami juga telah melakukan koordinasi dengan Konsulat RI yang ada di PNG guna langkah diplomatik untuk penanganan kasus tersebut. Demikian juga untuk Pos-Pos Pamtas sepanjang RI-PNG agar meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan guna antisipasi aksi-aksi lanjutan dari kelompok ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Hepatitis Akut Belum Ditemukan di Papua

Menurut Kapendam, kelompok ini sengaja memanfaatkan situasi pasca Natal dan menjelang tahun baru dengan ingin melakukan aksi gangguan. Motifnya menciptakan rasa tidak aman dan menganggu ketertiban masyarakat.

Iapun meminta kepada masyarakat tetap tenang serta percayakan kasus ini kepada TNI-Polri. Dimana saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok pimpinan Jefrison Pagawak ini.

“Tak ada penambahan pasukan di lokasi kejadian. Kami  hanya ingatkan anggota untuk meningkatkan patroli, kewaspadaan dan kesiapsiagaan di pos-pos. Jangan lengah serta antisipasi aksi susulan dari kelompok ini,” tuturnya.

Mengenai kronologi penembakan, Eko Daryanto menyebutkan, kejadian penembakan bermula saat 10 orang anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713/ST  Pos Bewan Baru yang dipimpin Serda Miftachur Rohmat berangkat dari Pos Bewan Baru menuju Pos Kaliasin untuk mengambil logistik.

Sekitar 5 Km dari pos, tepatnya di jembatan kayu, anggota Satgas Pamtas tiba-tiba mendapat gangguan tembakan (penghadangan) yang dilakukan oleh sekira 20 orang yang diduga dari KSB pimpinan Jefrizon Pagawak dengan menggunakan senjata api laras panjang. Melihat hal tersebut anggota Satgas Pamtas RI-PNG dengan sigap berpencar untuk mencari tempat perlindungan dan membalas tembakan ke kelompok tersebut. 

Sekira 15 menit membalas tembakan, anggota Satgas berhasil memukul mundur kelompok tersebut. Setelah kontak tembak berhenti, anggota Satgas melakukan pengecekan dan didapatkan 2 orang personel terkena tembakan.

Baca Juga :  Peta Kekuatan KKB di Yahukimo Mulai Terbaca

Melihat dua orang rekan mereka terkena tembakan, anggota Satgas yang lain dengan cepat membawa korban ke Pos Bewan Baru untuk menunggu evakuasi. Sementara untuk Prada Juwandhy Ramadhan mendapat penanganan medis oleh Bakes Pos Bewan Baru.

Menerima laporan tentang kejadian tersebut Kodam XVII/Cenderawasih langsung berupaya mengevakuasi kedua   korban menggunakan helikopter untuk mendapatkan penanganan lanjutan di RS Marthen Indey.

Sementara dari lama TPNPB yang diposting sekitar pukul 21.00 WIT tadi malam dijelaskan jika Panglima Markas Besar TPNPB Victoria, Mayjend Jiknawak  Orelek yang akan bertanggungjawab atas insiden di perbatasan RI-PNG.  Lokasi ini disebut di bawah pimpinan Orelek Jiknawak dan ini menjadi wujud peperangan untuk pembbasan nasional demi kemerdekaan Papua. Dalam penjelasannya, disebutkan jika Oreleklah yangbertanggungjawab atas penghadangan dan penembangan dua anggota TNI pada 30 Desember. Ini berdasar hasil konfirmasi antara Jubir TPNPB, Sebby Sambom dengan pimpinan OPM, Jefry Bomanak. “Kami juga mengklarifikasi bahwa yang bertangungjawab atas penembakan di Benawi adalah pasukan TPNPB di bawah pimpinan Mayjend Orelek Jiknawak dan bukan  Jefferson Bomanak sebagaimana pemberitaan yang sudah menyebar,” tulis Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom. Perang ini juga akan terus dilakukan diseluruh pelosok Papua  untuk melawan pemerintah kolonial dan semata-mata untuk sebuah kemerdekaan. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya