JAYAPURA– Penyanderaan pilot Susi Air yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya berdampak buruk bagi masyarakat di wilayah tersebut. Dimana masyarakat lokal di beberapa tempat tinggal memilih mengungsi.
“Harus disadari dengan kejadian penyanderaan ini, banyak masyarakat yang menderita, masyarakat di Paro yang tadinya sudah hidup dengan aman damai terpaksa harus mengungsi. Namanya mengungsi, pasti hidupnya akan menderita, begitu juga di daerah-daerah yang lain, sepanjang Mua, Daal, Yigi, Mugi, semua sudah tidak ada di situ, Ini karena ketakutan,” kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal Izak Pangemanan, Rabu (30/5) kemarin.
Terkait itu, pihaknya mengimbau kepada Egianus Kogoya dan semua pengikutnya supaya segera membebaskan pilot tersebut. Karena tidak ada gunanya ancaman itu termasuk menyandera pilot tersebut.
“Sikap saya mengimbau kepada ade-ade Egianus Kogoya dan semua yang ada disana supaya segera bebaskan saja pilot itu.
Negara ini negara berdaulat, kedaulatan negara Indonesia diakui oleh seluruh dunia,” ujarnya. Dia mengatakan, TNI tentunya, bersikap damai, jalan Damai itu adalah yang terbaik bagi masyarakat Papua. Dia mengimbau tidak ada lagi darah yang tertumpah di tanah ini, sama sama harus ciptakan damai di Tanah Papua.
“Operasi tetap kita kedepankan Forkompinda, karena ini permasalahan sosial. Penyanderaan ini sebenarnya adalah masalah sosial, jadi yang menyelesaikan adalah Forkompinda di mana Kodam sebagai salah satu bagian dari Forkopimda itu,” katanya.
Mengenai keberadaan pilot itu, pihaknya masih melakukan upaya pencarian dengan melibatkan Forkompimda.
“Sejauh ini Fokompimda sudah berusaha untuk berkomunikasi, dengan kelompok-kelompok itu sedang berusaha mendapatkan kesepakatan untuk kelanjutan dari upaya pembebasan ini. Dia kan tidak akan jauh-jauh dari Kabupaten Nduga, hanya disekitar situ saja,” tambahnya. (roy/wen)