Sebagai ketua PGRI, Waromi meminta negara bertanggung jawab untuk menjamin keamanan, keselamatan dan kenyamanan dari guru itu sendiri. “Oleh sebab itu, pemerintahan harus tahu dan lebih memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan mendasar. Kebutuhan mendasar kita adalah pendidikan dan kesehatan,” terangnya.
Karena itu ia menyampaikan jika ingin negara ini mau maju, Kabupaten Yahukimo mau maju maka kedua kebutuhan mendasar itu harus diperhatikan, diproritaskan terutama dari aspek keamanan. Menurutnya Kesejahteraan bagi guru dan nakes bisa didapatkan seiring dengan berjalannya waktu, tetapi yang terpenting dan paling diutamakan bagi mereka adalah nyawa.
“Jika nyawa mereka terancam seperti peristiwa yang terjadi di Yahukimo, maka siapa yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat didaerah terpencil itu. Apalagi guru-guru yang datang mengajar inikan bukan dari internal atau orang asli Papua, tetapi datang dari luar Papua hanya untuk mengabadikan diri untuk mendidik anak-anak Papua lebih maju, karena itu saya sangat kecewa atas peristiwa itu,” ujarnya.
Dan sebagai wujud kepedulian PGRI terhadap guru yang menjadi korban meninggal dunia di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, PGRI melalui pimpinan pusat memberikan santunan berupa uang kepada pihak keluarga. “Itu yang kami minta kepastian bahwa keamanan dalam bekerja itu sangat penting apalagi daerahnya cukup rawan,” tutupnya. (kar/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos