Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Sidang Renja Memanas, Ketua DPRD Kabupaten Jayapura Walk Out

SENTANI-Sidang DPRD Kabupaten Jayapura yang membahas penyusunan rencana kerja (Renja) DPRD Kabupaten Jayapura tahun 2022 berlangsung panas, Selasa (27/7).

Sidang yang digelar di Hotel Grand Allison, Sentani tersebut bahkan diwarnai dengan aksi walk out  oleh ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo. 

Selain aksi walk out ketua dewan, perdebatan yang alot dan sedikit memanas juga terjadi dalam sidang tersebut.

Suasana panas mulai terjadi saat sejumlah anggota dewan mempertanyakan perubahan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dibatalkan oleh ketua DPRD Kabupaten Jayapura yang kemudian membentuk jadwal baru.

Anggota dewan yang mempertanyakan perubahan jadwal tersebut di antaranya Sihar L. Tobing, Wagus Hidayat, Irene, Clief Ohe dan anggota lainnya dari sejumlah fraksi. 

Clief Ohe salah satu anggota dewan yang mempertanyakan perubahan jadwal tersebut, meminta pimpinan sidang dalam hal ini ketua dewan Klemens Hamo, untuk menjelaskan kepada forum mengenai alasannya  membatalkan jadwal yang telah disusun sebelumnya melalui Bamus. Dimana dalam jadwal itu ada agenda pembentukan Pansus dan beberapa kegiatan di DPRD Kabupaten Jayapura.

“Apa masalahnya sehingga jadwal yang pertama yang kita susun itu tidak bisa jalan. Kemudian dibatalkan dan susun jadwal baru. Kita tahu bahwa Bamus itu pengambil keputusan tertinggi di DPR. Tapi kita sendiri tidak menghargai semua proses yang ada di lembaga ini. Jadwal yang disusun di Bamus itu bisa dibatalkan oleh ketua,” ungkap Clief Ohe dalam forum sidang, kemarin. 

Baca Juga :  Tidak Lockdown, Papua Tetap Adaptasi New Normal

Anggota dewan lainnya juga mempertanyakan terkait perubahan jadwal sehingga suasana sidang makin panas. 

Menanggapi pertanyaan dari para anggota, pimpinan sidang Klemens Hamo, sempat meminta anggotanya untuk tidak membahas hal itu lagi. Karena menurutnya ada jadwal baru yang sudah dikeluarkan DPRD Kabupaten Jayapura. “Saya tidak akan balik lagi, kita akan jalan penyusunan Renja hari ini,” tegas Klemens Hamo

Pernyataan dari pimpinan sidang ini akhirnya mendapatkan reaksi keras dari para anggota hingga suasana di ruang sidang makin memanas.

Beberapa menit kemudian ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo melakukan aksi walk out meninggalkan ruang sidang. Aksi walk out ini sempat berusaha dihalangi beberapa anggota dewan, namun Klemens Hamo tetap memilih meninggalkan ruang sidang dan tidak melanjutkan memimpin sidang tersebut. 

Aksi walk out ini membuat sidang diskors dan kemudian dilanjutkan kembali sekira pukul 13.00 WIT. 

Sidang yang membahas Renja DPRD Kabupaten Jayapura tahun 2022 dipimpin oleh wakil Ketua I, Muhammad Amin dan Wakil Ketua II Patrinus Sorontou.

Dalam sidang tersebut, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Jayapura akhirnya  menyetujui agenda pembentukan Pansus Kemanusiaan Dana Bencana dan Pansus Pemekaran Kabupaten Grime Nawa.  

Selanjutnya DPRD Kabupaten Jayapura akan melaksanakan sidang paripurna terkait  pembentukan dua Pansus tersebut. 

Baca Juga :  Polsek Abepura Serahkan Tersangka Secara Online

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pimpinan sidang dalam hal ini wakil ketua 1 dan wakil ketua 2 termasuk ketua DPRD Kabupaten Jayapura Klemens Hamo mengenai hasil rapat tersebut.

Salah seorang anggota DPRD Kabupten Jayapura, Wagus Hidayat mengatakan, DPR merupakan lembaga yang pimpinannya bersifat kolektif kolegial. Artinya, tidak harus ketua DPR yang  mutlak memutuskan segala sesuatunya.

“Dalam rapat tadi kami tetap mengerucut pada pertanyaan yang sama bahwa ketua harus menjelaskan alasan pembatalan jadwal sebelumnya. Kami juga melihat ketidakharmonisan dan sikap otoriter serta arogansi yang ditunjukkan oleh ketua DPR,” ujar Wagus.

Aksi ketua DPR menolak pembentukan Pansus yang dilakukan melalui walkout itu, membuat sejumlah anggota berencana akan mengeluarkan sikap mosi tidak percaya kepada pimpinan DPRD Kabupaten Jayapura itu. Karena menurut Wagus, Klemens Hamo memimpin DPRD ibaratnya memimpin perusahaan pribadi, bukan lembaga DPR. 

Kata dia, sikap yang ditunjukkan oleh Klemens Hamo sepertinya tidak mengakui kepemimpinan Waket I dan II di lembaga terhormat itu. “Ini kami lihat sangat berbahaya untuk kami anggota DPR,” tambahnya.

Terkait tudingan ini, ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos, hingga berita ini diturunkan belum memberikan respon. Cenderawasih Pos, sudah berusaha menghubungi via sambungan telepon dan pesan WhatsApp, namun belum mendapatkan respon dari Klemens Hamo. (roy/nat)

SENTANI-Sidang DPRD Kabupaten Jayapura yang membahas penyusunan rencana kerja (Renja) DPRD Kabupaten Jayapura tahun 2022 berlangsung panas, Selasa (27/7).

Sidang yang digelar di Hotel Grand Allison, Sentani tersebut bahkan diwarnai dengan aksi walk out  oleh ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo. 

Selain aksi walk out ketua dewan, perdebatan yang alot dan sedikit memanas juga terjadi dalam sidang tersebut.

Suasana panas mulai terjadi saat sejumlah anggota dewan mempertanyakan perubahan jadwal yang sudah disusun sebelumnya dibatalkan oleh ketua DPRD Kabupaten Jayapura yang kemudian membentuk jadwal baru.

Anggota dewan yang mempertanyakan perubahan jadwal tersebut di antaranya Sihar L. Tobing, Wagus Hidayat, Irene, Clief Ohe dan anggota lainnya dari sejumlah fraksi. 

Clief Ohe salah satu anggota dewan yang mempertanyakan perubahan jadwal tersebut, meminta pimpinan sidang dalam hal ini ketua dewan Klemens Hamo, untuk menjelaskan kepada forum mengenai alasannya  membatalkan jadwal yang telah disusun sebelumnya melalui Bamus. Dimana dalam jadwal itu ada agenda pembentukan Pansus dan beberapa kegiatan di DPRD Kabupaten Jayapura.

“Apa masalahnya sehingga jadwal yang pertama yang kita susun itu tidak bisa jalan. Kemudian dibatalkan dan susun jadwal baru. Kita tahu bahwa Bamus itu pengambil keputusan tertinggi di DPR. Tapi kita sendiri tidak menghargai semua proses yang ada di lembaga ini. Jadwal yang disusun di Bamus itu bisa dibatalkan oleh ketua,” ungkap Clief Ohe dalam forum sidang, kemarin. 

Baca Juga :  Selamatkan Masyarakat, Pemda Lanny Jaya Siapkan Ruang Isolasi Corona

Anggota dewan lainnya juga mempertanyakan terkait perubahan jadwal sehingga suasana sidang makin panas. 

Menanggapi pertanyaan dari para anggota, pimpinan sidang Klemens Hamo, sempat meminta anggotanya untuk tidak membahas hal itu lagi. Karena menurutnya ada jadwal baru yang sudah dikeluarkan DPRD Kabupaten Jayapura. “Saya tidak akan balik lagi, kita akan jalan penyusunan Renja hari ini,” tegas Klemens Hamo

Pernyataan dari pimpinan sidang ini akhirnya mendapatkan reaksi keras dari para anggota hingga suasana di ruang sidang makin memanas.

Beberapa menit kemudian ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo melakukan aksi walk out meninggalkan ruang sidang. Aksi walk out ini sempat berusaha dihalangi beberapa anggota dewan, namun Klemens Hamo tetap memilih meninggalkan ruang sidang dan tidak melanjutkan memimpin sidang tersebut. 

Aksi walk out ini membuat sidang diskors dan kemudian dilanjutkan kembali sekira pukul 13.00 WIT. 

Sidang yang membahas Renja DPRD Kabupaten Jayapura tahun 2022 dipimpin oleh wakil Ketua I, Muhammad Amin dan Wakil Ketua II Patrinus Sorontou.

Dalam sidang tersebut, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Jayapura akhirnya  menyetujui agenda pembentukan Pansus Kemanusiaan Dana Bencana dan Pansus Pemekaran Kabupaten Grime Nawa.  

Selanjutnya DPRD Kabupaten Jayapura akan melaksanakan sidang paripurna terkait  pembentukan dua Pansus tersebut. 

Baca Juga :  Tidak Lockdown, Papua Tetap Adaptasi New Normal

Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pimpinan sidang dalam hal ini wakil ketua 1 dan wakil ketua 2 termasuk ketua DPRD Kabupaten Jayapura Klemens Hamo mengenai hasil rapat tersebut.

Salah seorang anggota DPRD Kabupten Jayapura, Wagus Hidayat mengatakan, DPR merupakan lembaga yang pimpinannya bersifat kolektif kolegial. Artinya, tidak harus ketua DPR yang  mutlak memutuskan segala sesuatunya.

“Dalam rapat tadi kami tetap mengerucut pada pertanyaan yang sama bahwa ketua harus menjelaskan alasan pembatalan jadwal sebelumnya. Kami juga melihat ketidakharmonisan dan sikap otoriter serta arogansi yang ditunjukkan oleh ketua DPR,” ujar Wagus.

Aksi ketua DPR menolak pembentukan Pansus yang dilakukan melalui walkout itu, membuat sejumlah anggota berencana akan mengeluarkan sikap mosi tidak percaya kepada pimpinan DPRD Kabupaten Jayapura itu. Karena menurut Wagus, Klemens Hamo memimpin DPRD ibaratnya memimpin perusahaan pribadi, bukan lembaga DPR. 

Kata dia, sikap yang ditunjukkan oleh Klemens Hamo sepertinya tidak mengakui kepemimpinan Waket I dan II di lembaga terhormat itu. “Ini kami lihat sangat berbahaya untuk kami anggota DPR,” tambahnya.

Terkait tudingan ini, ketua DPRD Kabupaten Jayapura, Klemens Hamo yang dikonfirmasi Cenderawasih Pos, hingga berita ini diturunkan belum memberikan respon. Cenderawasih Pos, sudah berusaha menghubungi via sambungan telepon dan pesan WhatsApp, namun belum mendapatkan respon dari Klemens Hamo. (roy/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya