Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Intan Jaya Siaga Pasca Kontak Tembak

*Kapolres Pastikan yang Tewas Anggota KKB, TPN-PB Sebut Warga Sipil

JAYAPURA-Situasi  Intan Jaya siaga pasca kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri di Distrik Sugapa, Minggu (26/1). Dimana dalam kontak tembak tersebut satu anggota KKB dikabarkan tewas.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Juli Donggala saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya menyampaikan, anggota masih melakukan pengejaran terhadap anggota KKB lainnya.

“Anggota masih melakukan pengejaran terhadap anggota KKB lainnya. Patroli juga ditingkatkan. Di Intan Jaya kami siaga terus,” ucap Kapolres Juli, Senin (27/1).

Untuk di kota Intan Jaya sendiri lanjut Kapolres situasi kondusif. Masyarakat menurutnya tetap beraktivitas sebagaimana biasanya.  Hanya saja, di lokasi terjadinya kontak tembak warga setempat diimbau untuk sementara tetap berada di rumah.

“Untuk warga yang kebunnya jauh, Polisi dan pemerintah setempat mengimbau untuk sementara berada di rumah dulu. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Terkait dari KKB mana yang terlibat kontak tembak, Kapolres menyampaikan masih didalami. Apakah dari kelompok Waker atau kelompok lainnya yang ada di Intan Jaya.

Sementara untuk anggota KKB yang tewas dalam aksi kontak tembak lanjut Kapolres akan dimakamkan, Selasa (28/1) di Sugapa.

“Jenazah rencananya dimakamkan besok (hari ini, red). Kami sudah lakukan pertemuan dengan pihak keluarga,” ucapnya.

Kapolres juga memastikan bahwa yang tewas dalam kontak tembak di Sugapa pada Minggu (27/1) merupakan anggota KKB, “Yang  jelas dia anggota KKB. Sebab saat itu yang bersangkutan memegang senjata,” tegasnya. 

Sementara juru bicara TPN-PB, Sebby Sembom menyampaikan bahwa akibat operasi militer yang massive aparat keamanan, Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) minta perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan mendesak Sekjen PBB agar ada intervensi oleh PBB untuk masuk ke Papua. Dalam hal ini, management markas pusat TPNPB telah menerima laporan resmi dari Intan Jaya bahwa pada tanggal 26 Januari 2020, pukul 11. 00 WIT telah  terjadi penembakan di Intan Jaya yang dilakukan TNI-Polri. 

Baca Juga :  Jemput Lansia yang Mau Divaksin Pakai Gojek

 Lokasi kontak senjata pada 26 Januari 2020 di Kabupaten Intan Jaya adalah di tanah merah dan Holomama. Dalam kontak senjata ini aparat keamanan telah menembak mati seorang warga civil dan dua orang lainnya kena luka tembak. Situasi kontak senjata ini dilaporkan langsung oleh Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayjen Lekagak Telenggen dari Intan Jaya. Dalam laporannya Mayjen Lekagak Telenggen melaporkan bahwa perang dimulai dari pukul 01.00 WIT hingga pukul 19.00 WIT. 

 “Korban yang tertembak adalah Bulaken Kobogau, seorang masyarakat sipil termasuk dua orang lainnya yakni Kayus Sanni yang merupakan seorang kepala suku besar suku Moni dan yang seorang lagi yaitu Jekson Sondogau pemuda yang berumur 18 tahun,” kata Lekagak melalui Sebby Sembom, Senin (27/1).  

Mayjen Lekagak Telenggen juga mengatakan bahwa dalam kontak tembak ini baik TPNPB maupun aparat keamanan TNI-Polri belum ada yang tertembak karena mereka membantah atas pernyataan Kapolda Papua Irjend Pol Paulus Waterpauw yang mengatakan ada anggota yang TPNPB tertembak. 

 “Hal ini tidak benar, karena justru pasukan TNI-Polri yang brutal dan menembak tiga warga sipil.  Laporan lain yang bersumber dari PIS (Papua Intelegent Service) melaporkan bahwa Kayus Sanni tertembak oleh sniper di bagian betis dan Jeckson Sondogau terkena serempetan peluru,” kata Sebby. 

Baca Juga :  Johny Banua: Jangan Malu Mengaku Positif Covid

Pihaknya juga menjelaskan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas kontak tembak di Intan Jaya adalah Wakil Panglima Komando Daerah Pertahanan VIII TPNPB Kemabu Intan Jaya, Sabinus Waker,  Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayjen Lekagak Telenggen, Panglima Komando Daerah Pertahanan TPNPB Sinak, Brigjen Militer Murib,  enam komando daerah pertahanan lain di Pegunungan Tengah Papua dan  manajemen markas pusat Komans TPNPB-OPM dibawah pimpinan Gen Naaman Goliath Tabuni. 

 Sementara salah satu anggota DPR Papua asal Intan Jaya, Thomas Sondegau  menyampaikan bahwa kepada TNI-Polri maupun kelompok TPNPB jangan lagi menjadikan Intan Jaya sebagai daerah konflik. Jangan karena kepentingan akhirnya masyarakat sipil yang dikorbankan. “Aparat keamanan juga perlu mendengar apa yang diinginkan masyarakat sedangkan kelompok yang berseberangan ini juga jangan jadikan Intan Jaya sebagai tempat perang karena hanya akan menimbulkan korban jiwa dari masyarakat sipil,” kata Thomas di Jayapura. 

 Apalagi masyarakat di satu kampung dengan kampung lainnya sangat berjauhan. Jangan sampai ada masyarakat kampung yang turun ke kota dan tidak tahu jika sedang konflik hingga akhirnya  menjadi korban. “Jika bicara soal tanah Papua ini memang seperti tak habis-habisnya. Kami menghargai aparat keamanan melakukan penegakan hukum namun jangan warga sipil yang jadi korban. Dimana-mana masyarakat yang akan kebingungan, tak bisa ke hutan dan tak bisa di kampung karena ada dua kelompok yang saling tembak. Penting memposisikan masyarakat ada di mana. Sebab kami juga mendengar jika masyarakat di Desa Wandoga sudah mengungsi ke desa lain. Nah ini bisa semakin runyam karena posisi masyarakat serba salah,” pungkasnya. (fia/ade/oel/nat)

(fia)

*Kapolres Pastikan yang Tewas Anggota KKB, TPN-PB Sebut Warga Sipil

JAYAPURA-Situasi  Intan Jaya siaga pasca kontak tembak antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri di Distrik Sugapa, Minggu (26/1). Dimana dalam kontak tembak tersebut satu anggota KKB dikabarkan tewas.

Kapolres Intan Jaya, AKBP. Juli Donggala saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya menyampaikan, anggota masih melakukan pengejaran terhadap anggota KKB lainnya.

“Anggota masih melakukan pengejaran terhadap anggota KKB lainnya. Patroli juga ditingkatkan. Di Intan Jaya kami siaga terus,” ucap Kapolres Juli, Senin (27/1).

Untuk di kota Intan Jaya sendiri lanjut Kapolres situasi kondusif. Masyarakat menurutnya tetap beraktivitas sebagaimana biasanya.  Hanya saja, di lokasi terjadinya kontak tembak warga setempat diimbau untuk sementara tetap berada di rumah.

“Untuk warga yang kebunnya jauh, Polisi dan pemerintah setempat mengimbau untuk sementara berada di rumah dulu. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Terkait dari KKB mana yang terlibat kontak tembak, Kapolres menyampaikan masih didalami. Apakah dari kelompok Waker atau kelompok lainnya yang ada di Intan Jaya.

Sementara untuk anggota KKB yang tewas dalam aksi kontak tembak lanjut Kapolres akan dimakamkan, Selasa (28/1) di Sugapa.

“Jenazah rencananya dimakamkan besok (hari ini, red). Kami sudah lakukan pertemuan dengan pihak keluarga,” ucapnya.

Kapolres juga memastikan bahwa yang tewas dalam kontak tembak di Sugapa pada Minggu (27/1) merupakan anggota KKB, “Yang  jelas dia anggota KKB. Sebab saat itu yang bersangkutan memegang senjata,” tegasnya. 

Sementara juru bicara TPN-PB, Sebby Sembom menyampaikan bahwa akibat operasi militer yang massive aparat keamanan, Pimpinan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) minta perhatian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan mendesak Sekjen PBB agar ada intervensi oleh PBB untuk masuk ke Papua. Dalam hal ini, management markas pusat TPNPB telah menerima laporan resmi dari Intan Jaya bahwa pada tanggal 26 Januari 2020, pukul 11. 00 WIT telah  terjadi penembakan di Intan Jaya yang dilakukan TNI-Polri. 

Baca Juga :  Suami Selingkuh, PSK Lapor Polisi

 Lokasi kontak senjata pada 26 Januari 2020 di Kabupaten Intan Jaya adalah di tanah merah dan Holomama. Dalam kontak senjata ini aparat keamanan telah menembak mati seorang warga civil dan dua orang lainnya kena luka tembak. Situasi kontak senjata ini dilaporkan langsung oleh Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayjen Lekagak Telenggen dari Intan Jaya. Dalam laporannya Mayjen Lekagak Telenggen melaporkan bahwa perang dimulai dari pukul 01.00 WIT hingga pukul 19.00 WIT. 

 “Korban yang tertembak adalah Bulaken Kobogau, seorang masyarakat sipil termasuk dua orang lainnya yakni Kayus Sanni yang merupakan seorang kepala suku besar suku Moni dan yang seorang lagi yaitu Jekson Sondogau pemuda yang berumur 18 tahun,” kata Lekagak melalui Sebby Sembom, Senin (27/1).  

Mayjen Lekagak Telenggen juga mengatakan bahwa dalam kontak tembak ini baik TPNPB maupun aparat keamanan TNI-Polri belum ada yang tertembak karena mereka membantah atas pernyataan Kapolda Papua Irjend Pol Paulus Waterpauw yang mengatakan ada anggota yang TPNPB tertembak. 

 “Hal ini tidak benar, karena justru pasukan TNI-Polri yang brutal dan menembak tiga warga sipil.  Laporan lain yang bersumber dari PIS (Papua Intelegent Service) melaporkan bahwa Kayus Sanni tertembak oleh sniper di bagian betis dan Jeckson Sondogau terkena serempetan peluru,” kata Sebby. 

Baca Juga :  Perwakilan DPRD Tiga Kabupaten Datangi DPRP

Pihaknya juga menjelaskan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas kontak tembak di Intan Jaya adalah Wakil Panglima Komando Daerah Pertahanan VIII TPNPB Kemabu Intan Jaya, Sabinus Waker,  Komandan Operasi Umum TPNPB, Mayjen Lekagak Telenggen, Panglima Komando Daerah Pertahanan TPNPB Sinak, Brigjen Militer Murib,  enam komando daerah pertahanan lain di Pegunungan Tengah Papua dan  manajemen markas pusat Komans TPNPB-OPM dibawah pimpinan Gen Naaman Goliath Tabuni. 

 Sementara salah satu anggota DPR Papua asal Intan Jaya, Thomas Sondegau  menyampaikan bahwa kepada TNI-Polri maupun kelompok TPNPB jangan lagi menjadikan Intan Jaya sebagai daerah konflik. Jangan karena kepentingan akhirnya masyarakat sipil yang dikorbankan. “Aparat keamanan juga perlu mendengar apa yang diinginkan masyarakat sedangkan kelompok yang berseberangan ini juga jangan jadikan Intan Jaya sebagai tempat perang karena hanya akan menimbulkan korban jiwa dari masyarakat sipil,” kata Thomas di Jayapura. 

 Apalagi masyarakat di satu kampung dengan kampung lainnya sangat berjauhan. Jangan sampai ada masyarakat kampung yang turun ke kota dan tidak tahu jika sedang konflik hingga akhirnya  menjadi korban. “Jika bicara soal tanah Papua ini memang seperti tak habis-habisnya. Kami menghargai aparat keamanan melakukan penegakan hukum namun jangan warga sipil yang jadi korban. Dimana-mana masyarakat yang akan kebingungan, tak bisa ke hutan dan tak bisa di kampung karena ada dua kelompok yang saling tembak. Penting memposisikan masyarakat ada di mana. Sebab kami juga mendengar jika masyarakat di Desa Wandoga sudah mengungsi ke desa lain. Nah ini bisa semakin runyam karena posisi masyarakat serba salah,” pungkasnya. (fia/ade/oel/nat)

(fia)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya