“Kami juga sudah sampaikan ke BNPB pusat untuk dibantu dibangunkan rumah. Lalu ada 38 kebun warga rusak dan ada ternak yang hilang. Disini kami juga berikan pengobatan dan peralatan,” beber Didimus. Lalu untuk bencara di Panggema pada 28 September 2023 juga tak ada korban jiwa.
Hanya lapangan terbang yang tertimbun namun sudah diperbaiki dan 31 Oktober rencananya pemerintah akan ke lokasi ini untuk resmikan gedung gereja GKI yang dibangun secara permanen. “Hingga saat ini Panggema aman hanya ada beberapa rumah guru dan rumah warga rusak karena longsor dan ini akan dilakukan renovasi ringan. Saya sudah lihat langsung sekaligus memberikan bantuan sembako,” tambahnya.
Sedangkan untuk Amuma disini Didimus secara tegas meluruskan bahwa informasi yang beredar adalah informasi liar dan penuh misteri. Sebab informasi tersebut disebar oleh seorang camat dan kepala puskesmas tanpa konfirmasi atau memberikan data lebih dulu ke dinas atau pemerintah kabupaten.
“Ini kami rasa seperti terror karena kami sendiri belum tahu informasi pastinya tapi sudah dibicarakan dimana – mana. Tadi Kepala Dinas Sosial dan Dokter Leo dari Dinkes sudah turun langsung ke Amuma dan ternyata laporan itu tidak betul sebab yang dilaporkan adalah nama orang yang sudah meninggal periode Februari hingga Oktober 2023,” tegas Didimus.
Lalu yang meninggal ini bukan hanya di Amuma melainkan dibeberapa desa. “Jadi bayangkan saja sejak Februari hingga Oktober jumlah orang meninggal dijadikan satu kemudian disampaikan bahwa hanya di satu kampung dengan waktu yang sangat dekat padahal rentang waktunya ada 8 bulan,” tambahnya.