Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

RSUD Merauke Rawat Satu Pasien dalam Pemantauan Covid-19

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat memberikan keterangan kepada pers, Sabtu (14/3) terkait satu pasien RSUD Merauke yang sedang dalam perawatan dan dalam pemantauan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke.  (FOTO: Sulo/Cepos)

Aktiviras PKBM di Kota Jayapura Masih Normal, Tempat Usaha Diminta Siapkan Antiseptik


MERAUKE-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke saat ini sedang merawat seorang pasien dalam pemantauan  atau dicurigai Covid-19.  Pelaksana tugas  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat menggelar jumpa pers mengungkapkan, pasien berumur 46 tahun tersebut dalam pemantauan karena yang bersangkutan pernah mengikuti sebuah  kegiatan di Bogor. Dimana salah satu peserta  asal Solo, Jawa Tengah meninggal dunia karena positif Covid 19. “Yang bersangkutan masih dalam pemantauan,” tandasnya.

 Pasien laki-laki ini, menurut Nevile Muskita masuk ke RSUD Merauke pada tanggal 11 Maret 2020 dengan keluhan batuk, pilek serta demam dan dirawat di Ruang VI Alfa. Karena ada rekam jejak mengikuti kegiatan di Bogor, dimana salah satu dari  peserta tersebut positif terinveksi Covid – 19 dan meninggal dunia di Solo, untuk itu  atas kesepakatan para medis RSUD Merauke sehingga yang bersangkutan  dalam pemantauan. 

Untuk pemantauan tersebut, pasien tersebut tetap dirawat di ruang VIP Alfa   karena ruang isolasi RSUD Merauke yang belum standar ditempati oleh pasien yang resisten terhadap obat tertentu  dengan penyakit lain. Di pasien yang dirawat di ruang VIP Alfa tersebut, kata Nevile telah dipindahkan ke rumah sakit Angkatan Laut dan Rumah Sakit Bunda Pengharapan. Untuk petugas medis yang melakukan perawatan terhadap pasien ini, jelas Nevile R. Muskita, sudah  menggunakan peralatan pelayanan yang standar isolasi. “Ini untuk mengantisipasi saja, untuk meningkatkan kewaspadaan,” terangnya. Nevile R. Muskita juga menjelaskan bahwa pesimen dari pasien yang sedang dirawat ini telah dikirim ke Balitbangkes Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.”Nanti hasilnya kita terima dalam bentuk notice,” jelasnya. Kendati demikian, Nevile R. Mustika menegaskan bahwa sampai sekarang ini belum ada pasien Corona di Merauke. “Saya tegaskan bahwa sampai hari ini belum ada pasien Corona yang dirawat di RSUD Merauke,” terangnya. 

Karena belum ada, Nevile mengimbau seluruh masyarakat Merauke untuk tidak panik, tapi meningkatkan kewaspadaan. Karena bagaimanapun Covid-19 ini sudah masuk ke Indonesia. Dan, tidak menutup kemungkinan akan masuk ke Papua.”Yang harus kita lakukan adalah melakukan pencegahan. Pencengahan melalui makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, cuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, tidak tukar alat makan,” pungkasnya.  

Penyebaran virus Corona atau Covid 19 terus masive terjadi di berbagai daerah. Upaya antisipasi juga masih dilakukan dan masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah diminta untuk lebih sering mencuci tangan. 

Virus dinyatakan tak menyebar lewat udara melainkan adanya kontak fisik dan mudah menempel di berbagai benda. Karenanya Pemerintah Kota Jayapura mengimbau agar tempat usaha bisa ikut berpartisipasi menyiapkan fasilitas untuk mencuci tangan atau antiseptic.

 Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., menyampaikan bahwa masyarakat juga perlu dibekali dengan pemahaman soal bagaimana proses penularan virus ini termasuk cara pencegahannya. Yang termudah hanyalah rajin mencuci tangan. “Virus ini cepat atau lambat akan masuk ke Jayapura juga sehingga semua harus siap, tapi jangan panik sebab yang sebuh juga ada,” kata Rustan saat ditemui di sela-sela kunjungannya ke lokasi kebakaran di Hamadi, Sabtu (14/3). 

Penyebaran virus ini dikatakan harus terdeteksi secara baik di pintu-pintu masuk sehingga bisa dicegah atau tertangani sedini mungkin sebelum menyebar. Ia juga meminta tempat usaha untuk menyiapkan antiseptic. “Untuk mencegah ke depan kami sudah lakukan pertemuan dan kami imbau kepada hotel, restoran atau mal perlu siapkan antiseptik. Sebab cepat atau lama pasti akan masuk sehingga perlu mawas diri. Selalu cuci tangan dan perkuat kekebalan tubuh,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta Puskesmas untuk menyiapkan alat untuk mendeteksi warga yang terduga dan membangun koordinasi yang baik dengan rumah sakit. “Jadi tempat-tempat umum terlebih perbankan sebisa mungkin sudah menyiapkan antiseptic selain itu masyarakat juga harus berani memeriksakan diri agar tertangani lebih cepat,” pungkasnya. 

Baca Juga :  37 Kasus DBD, Satu Anak Meninggal Dunia

Sementara itu, terkait adanya beberapa daerah yang mengambil kebijakan untuk menghentuikan sementara proses belajar mengajar, untuk Kota Jayapura hingga kemarin belum ada pernyataan untuk meliburkan sekolah dalam menyikapi wabah Covid-19.

 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Fachruddin Pasolo, MS.i. mengakui sampai saat ini, di Kota Jayapura untuk Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di sekolah belum ada yang diliburkan. Sebab kebijakan untuk meliburkan anak sekolah, merupakan kebijakan kepala daerah dalam hal ini Wali Kota Jayapura. “Sampai saat ini memang belum ada petunjuk dari wali kota untuk PKBM di sekolah diliburkan,’’katanya, Minggu (15/3)kemarin.

Pasolo juga menegaskan bahwa sejauh ini di Kota Jayapura belum  ada fenomena virus Covid 19. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan sehingga Pemkot Jayapura belum meliburkan PKBM. 

“Semoga di Kota Jayapura tidak ada virus korona, supaya aktifitas sekolah masih bisa berjalan seperti biasa. Untuk kebijakan libur, tentunya tetap melihat kondisi objektif dari virus korona di Kota Jayapura,’’imbuhnya.

  Diakuinya, upaya pencegahan merebaknya virus Covid 19 bisa diatasi dengan baik agar tidak menyerang di Kota Jayapura. 

Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. Ni Nyoman Sri Antari mengaku sampai saat ini belum ada laporan masyarakat Kota Jayapura terdeteksi terkena virus Covid 19. Ia berharap masyarakat harus bisa menghindarinya dengan cara menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Jika memang kondisi badan tidak sehat segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Supaya tahu apa sakitnya dan saat ini juga di RSUD Jayapura sudah ada ruang instlasi khusus dalam penanganan jika ada oknum warga terkena virus korona,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Mappi, Kristosimus Y. Agawemu, berharap pemerintah pusat, baik melalui Presiden maupun Kementerian Kesehatan, untuk dapat membahas dengan rinci terkait proses pencegahan Covid 19 di daerah.

“Pasalnya, yang menjadi kekhawatiran bagi kami di pedalaman Papua ialah kekurangan sarana dalam memberikan penanganan maupun mendeteksi jikalau terdapat seseorang yang terdampak Covid 19. Dengan kata lain, diharapkan adanya RSU terdekat yang terstandarisasi dalam menangani pasien Covid 19,” ujar Kristosimus Y. Agawemu kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/3) kemarin.

Bupati Agawemu juga berharap, seluruh sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam mendeteksi maupun menangani pasien Covid 19 tersebar di seluruh kabupaten/kota. Baik di pelabuhan laut, bandar udara, maupun rumah sakit serta puskesmas.

“Dari evaluasi, kami di Papua, khususnya di Mappi, masih membutuhkan peralatan. Termasuk standarisasi ruang isolasi, SDM, hingga langkah-langkah pencegahan. Kami sangat khawatir kalau virus ini sampai di Papua,” tambahnya.

“Apalagi dengan kebiasaan hidup kita yang masih minim perhatian terhadap kebersihan, seperti halnya mencuci tangan, sehingga ini sangat mengkhawatirkan. Makanya, RSU di tiap daerah harus punya standard lab yang mampu mendeteksi apakah benar seseorang itu terdampak Covid 19 atau tidak.  Demikian, pemerintah pusat perlu bertindak cepat untuk dapat memberikan proteksi terhadap daerah-daerah yang belum terdampak virus corona, seperti halnya di Papua, khususnya Kabupaten Mappi,” sambungnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Dr. Hery Dosinaen, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan terus menjaga kesehatannya dengan baik dalam menangkal penyebaran virus Covid 19, khususnya di Papua. 

Menurut Sekda Dosinaen, masyarakat tidak perlu berasumsi berlebihan terhadap virus Covid 19, terlebih melalui pemberitaan di media. “Jangan sugesti berlebihan terhadap penyebaran virus Covid 19. Sebaliknya, tetap tenang dan jaga kesehatan keseharian dengan baik untuk cegah virus ini. Jaga pola hidup sehat, serta konsumsi bahan lokal yang ada,” terang Hery Dosinaen kepada Cenderawasih Pos beberapa waktu yang lalu.

Dikatakan, , berdasarkan instruktsi Mendagri yang diturunkan, semua provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia diminta untuk melakukan langkah-langkah konkret terkait dengan pencegahan penyebaran virus Corona di daerahnya masing-masing.

“Untuk Pemprov Papua, satgas telah dibentuk. Di samping itu, kami juga tengah menyiapkan instruksi gubernur bagi semua kabupaten/kota agar melakukan langkah-langkah konkret dalam pencegahan virus Corona di Papua,” tambahnya.

Baca Juga :  Kelompok Kopi Tua Klaim Bunuh Babinsa Muda di Yahukimo

Senada dengan itu, anggota DPR RI Dapil Papua, Yan P. Mandenas, meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir di Papua. Menurut Mandenas, yang terpenting ialah pemerintah daerah di Papua mampu mengendalikan wilayahnya masing-masing, termasuk menyusun strategi untuk mengendalikan agar penyebaran virus tersebut dapat teridentifikasi melalui masyarakat yang berkunjung ke Papua.

“Yang paling signifikan di Papua ialah akses udara dan laut. Ini yang perlu intens kita antisipasi. Salah satunya dengan melakukan deteksi dini kepada masyarakat yang datang berkunjung. Bahkan, warga Papua yang kembali ke Papua dari luar Papua pun harus dideteksi, sehingga jangan sampai membawa virus dan menyebabkan penyebaran Virus Corona di Papua,” terang Yan Mandenas.

Dengan terus meningkatnya pasien suspect Covid 19, sebagaimana dilansir, Presiden RI, Ir. Joko Widodo, meminta semua daerah mematuhi protokol kewaspadaan. Di mana semua lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus diminta ditutup. Bekerja pun diminta dilakukan dari rumah, termasuk pula beribadah dilakukan di rumah.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos via pesan teks menyebutkan bahwa khusus di Papua, belum ada langkah untuk meliburkan atau mendorong proses belajar mengajar peserta didik dilakukan di rumah.

Dengan demikian, proses belajar mengajar peserta didik dilakukan seperti biasa di sekolah, sampai ada petunjuk lebih lanjut, dalam hal ini dari Pemerintah Provinsi Papua menyikapi kebijakan pemerintah pusat.

Untuk mengantisipasi penyebaran hoax atau berita bohong terkait virus corona di media sosial, Tim Cyber Polda Papua melakukan patroli berita bohong alias hoax terkait virus corona di media sosial khususnya yang ada di wilayah hukum Polda Papua.

Kasubdit Cyber Ditreskrimsus Polda Papua, Kompol Adanan M, SIK menyampaikan, hingga saat ini pihaknya memantau beberapa akun media sosial yang sempat memposting berita hoax  terkait virus corona.

“Ada beberapa video yang beredar sedang dalam pantauan kami, namun belum ada yang kami amankan. Sebab, kita masih melakukan pendekatan persuasive terhadap akun-akun tersebut. Sehingga beberapa postingan sudah mereka hapus,” jelas Kompol Adanan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telfon selulernya, Minggu (15/3).

Namun lanjut Adanan, apabila akun-akun tersebut atau akun lainnya yang melanggar UU ITE bisa saja pihaknya melakukam penindakan terhadap mereka dengan dikenakan peraturan hukum yang berlaku.

“Kepada mereka yang menyebarkan hoax terkait virus corona, bisa disangkakan  pasal 28 UU ITE dan dijuntokan dengan pasal 45 dengan hukuman 6 tahun penjara dan bisa dilakukan penahanan,” tegasnya.

Lanjutnya, terdapat puluhan akun media sosial di Papua yang terpantau melakukan penyebaran hoax soal virus corona. Namun, hanya ada tiga akun yang menjadi fokus Tim Cyber  Polda Papua. Karena awal mulanya penyebaran hoax isu corona di Papua berawal dari 3 akun media sosial tersebut.

“Mereka yang menjadi  fokus penyelidikan dan patroli Cyber Krimsus Polda Papua,” ucapnya. 

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi  penyebaran  isu corona dan percaya kepada berita yang memang resmi, mendengarkan informasi  dari media yang terpercaya dan pengumuman dari pemerintah terkait dengan penanganan  maupun penyebaran virus corona.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak ikut menyebarkan berita hoax yang belum tentu diyakini kebenarannya serta cek dan ricek itu perlu.

Menurut Kompol Adanan Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan Polda Papua dalam rangka menindaklanjuti dampak dari penyebaran virus corona beberapa waktu lalu yakni melaksanakan penindakan dan penegakan hukum terhadap para penjual masker khususnya di beberapa apotik di seluruh  wilayah Papua.

Ditambahkan. seluruh Polres jajaran melakukan razia pada apotik- apotik. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penimbunan masker kesehatan. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan yakni penyitaan beberapa karton masker di salah satu apotik di wilayah Entrop dan prosesnya masih dilakukan klarifikasi. (ulo/dil/ade/gr/fia/nat) 

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat memberikan keterangan kepada pers, Sabtu (14/3) terkait satu pasien RSUD Merauke yang sedang dalam perawatan dan dalam pemantauan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke.  (FOTO: Sulo/Cepos)

Aktiviras PKBM di Kota Jayapura Masih Normal, Tempat Usaha Diminta Siapkan Antiseptik


MERAUKE-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke saat ini sedang merawat seorang pasien dalam pemantauan  atau dicurigai Covid-19.  Pelaksana tugas  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita saat menggelar jumpa pers mengungkapkan, pasien berumur 46 tahun tersebut dalam pemantauan karena yang bersangkutan pernah mengikuti sebuah  kegiatan di Bogor. Dimana salah satu peserta  asal Solo, Jawa Tengah meninggal dunia karena positif Covid 19. “Yang bersangkutan masih dalam pemantauan,” tandasnya.

 Pasien laki-laki ini, menurut Nevile Muskita masuk ke RSUD Merauke pada tanggal 11 Maret 2020 dengan keluhan batuk, pilek serta demam dan dirawat di Ruang VI Alfa. Karena ada rekam jejak mengikuti kegiatan di Bogor, dimana salah satu dari  peserta tersebut positif terinveksi Covid – 19 dan meninggal dunia di Solo, untuk itu  atas kesepakatan para medis RSUD Merauke sehingga yang bersangkutan  dalam pemantauan. 

Untuk pemantauan tersebut, pasien tersebut tetap dirawat di ruang VIP Alfa   karena ruang isolasi RSUD Merauke yang belum standar ditempati oleh pasien yang resisten terhadap obat tertentu  dengan penyakit lain. Di pasien yang dirawat di ruang VIP Alfa tersebut, kata Nevile telah dipindahkan ke rumah sakit Angkatan Laut dan Rumah Sakit Bunda Pengharapan. Untuk petugas medis yang melakukan perawatan terhadap pasien ini, jelas Nevile R. Muskita, sudah  menggunakan peralatan pelayanan yang standar isolasi. “Ini untuk mengantisipasi saja, untuk meningkatkan kewaspadaan,” terangnya. Nevile R. Muskita juga menjelaskan bahwa pesimen dari pasien yang sedang dirawat ini telah dikirim ke Balitbangkes Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.”Nanti hasilnya kita terima dalam bentuk notice,” jelasnya. Kendati demikian, Nevile R. Mustika menegaskan bahwa sampai sekarang ini belum ada pasien Corona di Merauke. “Saya tegaskan bahwa sampai hari ini belum ada pasien Corona yang dirawat di RSUD Merauke,” terangnya. 

Karena belum ada, Nevile mengimbau seluruh masyarakat Merauke untuk tidak panik, tapi meningkatkan kewaspadaan. Karena bagaimanapun Covid-19 ini sudah masuk ke Indonesia. Dan, tidak menutup kemungkinan akan masuk ke Papua.”Yang harus kita lakukan adalah melakukan pencegahan. Pencengahan melalui makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, cuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, tidak tukar alat makan,” pungkasnya.  

Penyebaran virus Corona atau Covid 19 terus masive terjadi di berbagai daerah. Upaya antisipasi juga masih dilakukan dan masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah diminta untuk lebih sering mencuci tangan. 

Virus dinyatakan tak menyebar lewat udara melainkan adanya kontak fisik dan mudah menempel di berbagai benda. Karenanya Pemerintah Kota Jayapura mengimbau agar tempat usaha bisa ikut berpartisipasi menyiapkan fasilitas untuk mencuci tangan atau antiseptic.

 Wakil Wali Kota Jayapura, Ir. H. Rustan Saru, MM., menyampaikan bahwa masyarakat juga perlu dibekali dengan pemahaman soal bagaimana proses penularan virus ini termasuk cara pencegahannya. Yang termudah hanyalah rajin mencuci tangan. “Virus ini cepat atau lambat akan masuk ke Jayapura juga sehingga semua harus siap, tapi jangan panik sebab yang sebuh juga ada,” kata Rustan saat ditemui di sela-sela kunjungannya ke lokasi kebakaran di Hamadi, Sabtu (14/3). 

Penyebaran virus ini dikatakan harus terdeteksi secara baik di pintu-pintu masuk sehingga bisa dicegah atau tertangani sedini mungkin sebelum menyebar. Ia juga meminta tempat usaha untuk menyiapkan antiseptic. “Untuk mencegah ke depan kami sudah lakukan pertemuan dan kami imbau kepada hotel, restoran atau mal perlu siapkan antiseptik. Sebab cepat atau lama pasti akan masuk sehingga perlu mawas diri. Selalu cuci tangan dan perkuat kekebalan tubuh,” jelasnya.

Pihaknya juga meminta Puskesmas untuk menyiapkan alat untuk mendeteksi warga yang terduga dan membangun koordinasi yang baik dengan rumah sakit. “Jadi tempat-tempat umum terlebih perbankan sebisa mungkin sudah menyiapkan antiseptic selain itu masyarakat juga harus berani memeriksakan diri agar tertangani lebih cepat,” pungkasnya. 

Baca Juga :  Gelar Rapat Analisis Situasi Dan Pecepatan Penyusunan Angka Stunting

Sementara itu, terkait adanya beberapa daerah yang mengambil kebijakan untuk menghentuikan sementara proses belajar mengajar, untuk Kota Jayapura hingga kemarin belum ada pernyataan untuk meliburkan sekolah dalam menyikapi wabah Covid-19.

 Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, Dr. Fachruddin Pasolo, MS.i. mengakui sampai saat ini, di Kota Jayapura untuk Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di sekolah belum ada yang diliburkan. Sebab kebijakan untuk meliburkan anak sekolah, merupakan kebijakan kepala daerah dalam hal ini Wali Kota Jayapura. “Sampai saat ini memang belum ada petunjuk dari wali kota untuk PKBM di sekolah diliburkan,’’katanya, Minggu (15/3)kemarin.

Pasolo juga menegaskan bahwa sejauh ini di Kota Jayapura belum  ada fenomena virus Covid 19. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan sehingga Pemkot Jayapura belum meliburkan PKBM. 

“Semoga di Kota Jayapura tidak ada virus korona, supaya aktifitas sekolah masih bisa berjalan seperti biasa. Untuk kebijakan libur, tentunya tetap melihat kondisi objektif dari virus korona di Kota Jayapura,’’imbuhnya.

  Diakuinya, upaya pencegahan merebaknya virus Covid 19 bisa diatasi dengan baik agar tidak menyerang di Kota Jayapura. 

Secara terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. Ni Nyoman Sri Antari mengaku sampai saat ini belum ada laporan masyarakat Kota Jayapura terdeteksi terkena virus Covid 19. Ia berharap masyarakat harus bisa menghindarinya dengan cara menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Jika memang kondisi badan tidak sehat segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat. Supaya tahu apa sakitnya dan saat ini juga di RSUD Jayapura sudah ada ruang instlasi khusus dalam penanganan jika ada oknum warga terkena virus korona,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Mappi, Kristosimus Y. Agawemu, berharap pemerintah pusat, baik melalui Presiden maupun Kementerian Kesehatan, untuk dapat membahas dengan rinci terkait proses pencegahan Covid 19 di daerah.

“Pasalnya, yang menjadi kekhawatiran bagi kami di pedalaman Papua ialah kekurangan sarana dalam memberikan penanganan maupun mendeteksi jikalau terdapat seseorang yang terdampak Covid 19. Dengan kata lain, diharapkan adanya RSU terdekat yang terstandarisasi dalam menangani pasien Covid 19,” ujar Kristosimus Y. Agawemu kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/3) kemarin.

Bupati Agawemu juga berharap, seluruh sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam mendeteksi maupun menangani pasien Covid 19 tersebar di seluruh kabupaten/kota. Baik di pelabuhan laut, bandar udara, maupun rumah sakit serta puskesmas.

“Dari evaluasi, kami di Papua, khususnya di Mappi, masih membutuhkan peralatan. Termasuk standarisasi ruang isolasi, SDM, hingga langkah-langkah pencegahan. Kami sangat khawatir kalau virus ini sampai di Papua,” tambahnya.

“Apalagi dengan kebiasaan hidup kita yang masih minim perhatian terhadap kebersihan, seperti halnya mencuci tangan, sehingga ini sangat mengkhawatirkan. Makanya, RSU di tiap daerah harus punya standard lab yang mampu mendeteksi apakah benar seseorang itu terdampak Covid 19 atau tidak.  Demikian, pemerintah pusat perlu bertindak cepat untuk dapat memberikan proteksi terhadap daerah-daerah yang belum terdampak virus corona, seperti halnya di Papua, khususnya Kabupaten Mappi,” sambungnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Dr. Hery Dosinaen, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan terus menjaga kesehatannya dengan baik dalam menangkal penyebaran virus Covid 19, khususnya di Papua. 

Menurut Sekda Dosinaen, masyarakat tidak perlu berasumsi berlebihan terhadap virus Covid 19, terlebih melalui pemberitaan di media. “Jangan sugesti berlebihan terhadap penyebaran virus Covid 19. Sebaliknya, tetap tenang dan jaga kesehatan keseharian dengan baik untuk cegah virus ini. Jaga pola hidup sehat, serta konsumsi bahan lokal yang ada,” terang Hery Dosinaen kepada Cenderawasih Pos beberapa waktu yang lalu.

Dikatakan, , berdasarkan instruktsi Mendagri yang diturunkan, semua provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia diminta untuk melakukan langkah-langkah konkret terkait dengan pencegahan penyebaran virus Corona di daerahnya masing-masing.

“Untuk Pemprov Papua, satgas telah dibentuk. Di samping itu, kami juga tengah menyiapkan instruksi gubernur bagi semua kabupaten/kota agar melakukan langkah-langkah konkret dalam pencegahan virus Corona di Papua,” tambahnya.

Baca Juga :  Perlu Rekonsiliasi Keamanan di Nduga

Senada dengan itu, anggota DPR RI Dapil Papua, Yan P. Mandenas, meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir di Papua. Menurut Mandenas, yang terpenting ialah pemerintah daerah di Papua mampu mengendalikan wilayahnya masing-masing, termasuk menyusun strategi untuk mengendalikan agar penyebaran virus tersebut dapat teridentifikasi melalui masyarakat yang berkunjung ke Papua.

“Yang paling signifikan di Papua ialah akses udara dan laut. Ini yang perlu intens kita antisipasi. Salah satunya dengan melakukan deteksi dini kepada masyarakat yang datang berkunjung. Bahkan, warga Papua yang kembali ke Papua dari luar Papua pun harus dideteksi, sehingga jangan sampai membawa virus dan menyebabkan penyebaran Virus Corona di Papua,” terang Yan Mandenas.

Dengan terus meningkatnya pasien suspect Covid 19, sebagaimana dilansir, Presiden RI, Ir. Joko Widodo, meminta semua daerah mematuhi protokol kewaspadaan. Di mana semua lembaga pendidikan seperti sekolah dan kampus diminta ditutup. Bekerja pun diminta dilakukan dari rumah, termasuk pula beribadah dilakukan di rumah.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos via pesan teks menyebutkan bahwa khusus di Papua, belum ada langkah untuk meliburkan atau mendorong proses belajar mengajar peserta didik dilakukan di rumah.

Dengan demikian, proses belajar mengajar peserta didik dilakukan seperti biasa di sekolah, sampai ada petunjuk lebih lanjut, dalam hal ini dari Pemerintah Provinsi Papua menyikapi kebijakan pemerintah pusat.

Untuk mengantisipasi penyebaran hoax atau berita bohong terkait virus corona di media sosial, Tim Cyber Polda Papua melakukan patroli berita bohong alias hoax terkait virus corona di media sosial khususnya yang ada di wilayah hukum Polda Papua.

Kasubdit Cyber Ditreskrimsus Polda Papua, Kompol Adanan M, SIK menyampaikan, hingga saat ini pihaknya memantau beberapa akun media sosial yang sempat memposting berita hoax  terkait virus corona.

“Ada beberapa video yang beredar sedang dalam pantauan kami, namun belum ada yang kami amankan. Sebab, kita masih melakukan pendekatan persuasive terhadap akun-akun tersebut. Sehingga beberapa postingan sudah mereka hapus,” jelas Kompol Adanan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telfon selulernya, Minggu (15/3).

Namun lanjut Adanan, apabila akun-akun tersebut atau akun lainnya yang melanggar UU ITE bisa saja pihaknya melakukam penindakan terhadap mereka dengan dikenakan peraturan hukum yang berlaku.

“Kepada mereka yang menyebarkan hoax terkait virus corona, bisa disangkakan  pasal 28 UU ITE dan dijuntokan dengan pasal 45 dengan hukuman 6 tahun penjara dan bisa dilakukan penahanan,” tegasnya.

Lanjutnya, terdapat puluhan akun media sosial di Papua yang terpantau melakukan penyebaran hoax soal virus corona. Namun, hanya ada tiga akun yang menjadi fokus Tim Cyber  Polda Papua. Karena awal mulanya penyebaran hoax isu corona di Papua berawal dari 3 akun media sosial tersebut.

“Mereka yang menjadi  fokus penyelidikan dan patroli Cyber Krimsus Polda Papua,” ucapnya. 

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi  penyebaran  isu corona dan percaya kepada berita yang memang resmi, mendengarkan informasi  dari media yang terpercaya dan pengumuman dari pemerintah terkait dengan penanganan  maupun penyebaran virus corona.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk tidak ikut menyebarkan berita hoax yang belum tentu diyakini kebenarannya serta cek dan ricek itu perlu.

Menurut Kompol Adanan Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan Polda Papua dalam rangka menindaklanjuti dampak dari penyebaran virus corona beberapa waktu lalu yakni melaksanakan penindakan dan penegakan hukum terhadap para penjual masker khususnya di beberapa apotik di seluruh  wilayah Papua.

Ditambahkan. seluruh Polres jajaran melakukan razia pada apotik- apotik. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penimbunan masker kesehatan. Sehingga salah satu upaya yang dilakukan yakni penyitaan beberapa karton masker di salah satu apotik di wilayah Entrop dan prosesnya masih dilakukan klarifikasi. (ulo/dil/ade/gr/fia/nat) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya