Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Ditembak KKB, 2 Tukang Ojek Tewas

*Polda Papua Antisipasi Masuknya KKB di Wamena dan Jayapura

JAYAPURA-Kabupaten Puncak siaga 1 pasca insiden penembakan yang dilakukan  Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap dua orang tukang ojek di Kampung Amungi, Distrik Ilaga Utara, Kamis (26/9).

Hal ini disampaikan  Kapolres Puncak Jaya AKBP Ary Purwanto saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, kemarin. 

Adapun kedua tukang ojek yang tewas ditembak  bernama La Ode Alwi  dan Midun. “Keduanya tewas tertembak di lokasi kejadian usai mengantar penumpang di Kampung Amungi tepatnya di jembatan Gantung,” jelasnya.

Dikatakan, pelaku diduga lebih dari satu orang  dan sedang dilakukan penyelidikan. Untuk jenazah masih disemayamkan di Puskesmas Ilaga, “Situasi Puncak Jaya dan Puncak kondusif, namun kami tetap waspada,” ungkapnya.

Mengingat daerah Puncak adalah wilayah yang rawan, Kapolres mengimbau masyarakat terutama tukang ojek  untuk selalu berhati-hati. “Jika mengantar penumpang jangan sendirian dan upayakan lebih dari satu orang serta tidak melayani permintaan  pengantaran ke tempat-tempat yang rawan,” pintanya.

Secara terpisah, Bupati Puncak, Willem Wandik menyayangkan insiden tersebut. Dirinya merasa sedih dengan adanya korban jiwa dari masyarakat sipil akibat ditembak dan terjadi di wilayahnya.

“Kami sebagai pemerintah daerah prihatin. Nyawa manusia berharga dan setiap orang punya hak hidup di muka bumi ini. Namun mereka tewas di tangan kelompok pembunuh yang berdarah dingin,” ucap Bupati Willem Wandik melalui rekaman percakapan yang diterima Cenderawasih Pos, kemarin.

Baca Juga :  Delapan Pejabat Segera Tempati Posisi Baru

Ia meminta semua pihak untuk menahan diri dan banyak berdoa. “Jangan ada lagi korban penembakan. Sebagaimana  telah dilakukan pernyataan sikap dengan kelompok masyarakat dan adat yang di Puncak,” tuturnya.

“Mari kita selalu berdoa dan waspada  terhadap setiap ancaman yang ada, situasi tidak bisa prediksi kapan saja bisa terjadi,” sambungnya. 

Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Papua meminta masyarakat untuk melihat dan mencermati berita yang beredar di media sosial. Apalagi beberapa hari lalu sempat beredar hoax tentang mobilisasi massa.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengimbau seluruh masyarakat Papua khususnya yang ada di Wamena dan Expo untuk tetap sama-sama menciptakan rasa aman dan nyaman kepada siapa saja yang tinggal di tanah Papua. 

“Masyarakat juga harus memahami maklumat Kapolda untuk tidak melaksanakan unjuk rasa. Tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan  yang tidak dikoordinasikan dengan aparat kepolisian. Yang dikhawatirkan jangan sampai aksi tersebut ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Kamis (26/9).

Pasca kejadian di Expo dan Waena yang terjadi 23 September 2019 lalu, Kamal meminta kepada seluruh masyarakat Papua untuk tidak khawatir secara berlebihan. 

Baca Juga :  Kuota Normal, Daftar Tunggu Haji 23 Tahun

Sebab aparat keamanan dalam hal ini TNI-Polri melaksanakan pengamanan pada objek vital di seluruh Papua termasuk bandara. Pasalnya, bandara adalah salah satu transporatsi yang strategis untuk masyarakat di Pegunungan Tengah Papua.

Untuk mengantisipasi masuknya kelompok-kelompok yang berseberangan di Wamena ataupun di Jayapura, Kamal mengaku sudah melaksanakan razia kepolisian dengan cara Patroli dan razia. Selain itu, pihaknya melakukan komunikasi dengan seluruh tokoh masyarakat dan stakeholder yang ada di Papua.

“Kalau kelompok ini (KKB, red) berani masuk ke kota, maka dia harus berhadapan dengan TNI-Polri. Yang terpenting, jangan korban masyarakat,” tegas Kamal.

Kamal mengimbau masyarakat untuk menjaga situasi keamanan di wilayah masing-masing. Pengamanan harus ditingkat namun tak perlu melakukan pengamanan yang berlebihan. 

Dalam menyikapi situasi di Papua, diakuinya tidak seperti daerah-daerah lainnya.  Pengamanan  di Papua harus melihat situasi dan kondisi setempat.

“Yang perlu diingat adalah, dalam penanganan unjuk rasa dan penanganan KKB berbeda. Sehingga adanya surat petunjuk dari atasan kepada bawahan itu hanyalah demi kepentingan keselamatan aparat dan seluruh masyarakat Papua. Jangan sampai anggota di lapangan salah SOP dalam melakukan tindakan kepolisian,” jelas Kamal saat disinggung soal selebaran yang beredar. (fia/nat)

*Polda Papua Antisipasi Masuknya KKB di Wamena dan Jayapura

JAYAPURA-Kabupaten Puncak siaga 1 pasca insiden penembakan yang dilakukan  Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap dua orang tukang ojek di Kampung Amungi, Distrik Ilaga Utara, Kamis (26/9).

Hal ini disampaikan  Kapolres Puncak Jaya AKBP Ary Purwanto saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, kemarin. 

Adapun kedua tukang ojek yang tewas ditembak  bernama La Ode Alwi  dan Midun. “Keduanya tewas tertembak di lokasi kejadian usai mengantar penumpang di Kampung Amungi tepatnya di jembatan Gantung,” jelasnya.

Dikatakan, pelaku diduga lebih dari satu orang  dan sedang dilakukan penyelidikan. Untuk jenazah masih disemayamkan di Puskesmas Ilaga, “Situasi Puncak Jaya dan Puncak kondusif, namun kami tetap waspada,” ungkapnya.

Mengingat daerah Puncak adalah wilayah yang rawan, Kapolres mengimbau masyarakat terutama tukang ojek  untuk selalu berhati-hati. “Jika mengantar penumpang jangan sendirian dan upayakan lebih dari satu orang serta tidak melayani permintaan  pengantaran ke tempat-tempat yang rawan,” pintanya.

Secara terpisah, Bupati Puncak, Willem Wandik menyayangkan insiden tersebut. Dirinya merasa sedih dengan adanya korban jiwa dari masyarakat sipil akibat ditembak dan terjadi di wilayahnya.

“Kami sebagai pemerintah daerah prihatin. Nyawa manusia berharga dan setiap orang punya hak hidup di muka bumi ini. Namun mereka tewas di tangan kelompok pembunuh yang berdarah dingin,” ucap Bupati Willem Wandik melalui rekaman percakapan yang diterima Cenderawasih Pos, kemarin.

Baca Juga :  Kuota Normal, Daftar Tunggu Haji 23 Tahun

Ia meminta semua pihak untuk menahan diri dan banyak berdoa. “Jangan ada lagi korban penembakan. Sebagaimana  telah dilakukan pernyataan sikap dengan kelompok masyarakat dan adat yang di Puncak,” tuturnya.

“Mari kita selalu berdoa dan waspada  terhadap setiap ancaman yang ada, situasi tidak bisa prediksi kapan saja bisa terjadi,” sambungnya. 

Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Papua meminta masyarakat untuk melihat dan mencermati berita yang beredar di media sosial. Apalagi beberapa hari lalu sempat beredar hoax tentang mobilisasi massa.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengimbau seluruh masyarakat Papua khususnya yang ada di Wamena dan Expo untuk tetap sama-sama menciptakan rasa aman dan nyaman kepada siapa saja yang tinggal di tanah Papua. 

“Masyarakat juga harus memahami maklumat Kapolda untuk tidak melaksanakan unjuk rasa. Tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan  yang tidak dikoordinasikan dengan aparat kepolisian. Yang dikhawatirkan jangan sampai aksi tersebut ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu,” ucap Kamal kepada Cenderawasih Pos, Kamis (26/9).

Pasca kejadian di Expo dan Waena yang terjadi 23 September 2019 lalu, Kamal meminta kepada seluruh masyarakat Papua untuk tidak khawatir secara berlebihan. 

Baca Juga :  Delapan Pejabat Segera Tempati Posisi Baru

Sebab aparat keamanan dalam hal ini TNI-Polri melaksanakan pengamanan pada objek vital di seluruh Papua termasuk bandara. Pasalnya, bandara adalah salah satu transporatsi yang strategis untuk masyarakat di Pegunungan Tengah Papua.

Untuk mengantisipasi masuknya kelompok-kelompok yang berseberangan di Wamena ataupun di Jayapura, Kamal mengaku sudah melaksanakan razia kepolisian dengan cara Patroli dan razia. Selain itu, pihaknya melakukan komunikasi dengan seluruh tokoh masyarakat dan stakeholder yang ada di Papua.

“Kalau kelompok ini (KKB, red) berani masuk ke kota, maka dia harus berhadapan dengan TNI-Polri. Yang terpenting, jangan korban masyarakat,” tegas Kamal.

Kamal mengimbau masyarakat untuk menjaga situasi keamanan di wilayah masing-masing. Pengamanan harus ditingkat namun tak perlu melakukan pengamanan yang berlebihan. 

Dalam menyikapi situasi di Papua, diakuinya tidak seperti daerah-daerah lainnya.  Pengamanan  di Papua harus melihat situasi dan kondisi setempat.

“Yang perlu diingat adalah, dalam penanganan unjuk rasa dan penanganan KKB berbeda. Sehingga adanya surat petunjuk dari atasan kepada bawahan itu hanyalah demi kepentingan keselamatan aparat dan seluruh masyarakat Papua. Jangan sampai anggota di lapangan salah SOP dalam melakukan tindakan kepolisian,” jelas Kamal saat disinggung soal selebaran yang beredar. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya