Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Kunjungi Kediaman Pendiri Persipura, Serahkan Sembako dan Bagi Masker

Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano didampingi manajemen Persipura Jayapura saat berdoa bersama dengan Pdt. Mesackh Koibur yang merupakan pendiri pertama Persipura Jayapura di kediamannya di Angkasa, Selasa (26/5). (foto:Persipura for Cepos) 

Ketika Persipura Jayapura Merayakan Hari Jadinya ke-57 Tahun 

SENIN (25/5) kemarin, tim kebanggan masyarakat Papua, Persipura Jayapura merayakan ulang tahunnya ke-57 tahun. Apa saja yang dilakukan dalam perayaan HUT ini dan bagaimana sepak terjang tim berjuluk Mutiara Hitam ini ? Berikut laporannya.

Laporan: Erianto, Jayapura 

KETUA Umum Persipura, Benhur Tomi Mano didampingi Direktur Utama PT. Persipura Jayapura, Herat A. Kalengkongan, Manajer Persipura, Rudy Maswi, Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena dan Asisten Manajer Persipura, Ridwan Bento Madubun mengunjungi kediaman salah satu pendiri Persipura, Pdt. Mesackh Koibur, di daerah Angkasa, Distrik Jayapura Utara,  Selasa (26/5).

Selain dalam rangka memperingati HUT Persipura Jayapura ke-57, kedatangan para petinggi tim berjuluk Mutiara Hitam ke kediaman Pdt. Mesackh Koibur juga untuk merayakan sang pendiri Persipura, Pdt. Mesackh Koibur yang ke-83 tahun. 

Di momen bahagia tersebut, BTM bersama petinggi Persipura lainnya juga berdoa bersama dengan Pdt. Mesackh Koibur untuk menaikan syukur atas pertambahan usia bagi Persipura maupun bagi sang pendiri Pdt. Mesackh Koibur. 

Dalam kunjungan itu, manajemen Persipura juga memberikan sembako dan mendengarkan cerita Pdt. Koibur mengenai awal mula berdirinya Persipura Jayapura pada tanggal 25 Mei 1963. 

Selain bersilaturahmi dengan Pdt. Koibur, manajemen Persipura juga menyambangi kediaman salah satu tokoh Persipura yaitu almarhum Bas Youwe. Di kediaman keluarga almarhum Bas Youwe, manajemen juga menyerahkan sembako. 

Bukan hanya para pendiri dan tokoh Persipura yang disambangi, manajemen Persipura juga menemui dua sponsorshipnya, yakni PT Bank Papua dan PT Freeport Indonesia di Jayapura.
Untuk PT. Freeport dan PT. Bank Papua, manajemen Persipura membagikan 2000 masker yang nantinya akan diberikan kepada para karyawan serta suporter Persipura The Karaka’s.

Dalam momen ulang tahun di tengah pandemi Covid-19, Persipura Jayapura juga menerima video ucapan selamat ulang tahun dari sang pelatih Jacksen F Tiago. Menariknya, bukan hanya Jacksen yang memberikan ucapan selamat. Sejumlah mantan juru taktik Persipura seperti Amilton Oliveira, Jafri Sastra, Petet Butler, Luciano Leandro, Osvaldo Lessa dan Alfredo Vera juga ikut memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Tak ktinggalan, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule turut menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Persipura.

“Saya ketua umum PSSI, selamat hari jadi ke 57 untuk Persipura Jayapura, tim Mutiara Hitam kebanggan masyarakat Papua. Semoga makin sukses dan Jaya dalam mewarnai sepakbola Indonesia, salam hangat untuk kaka, pace-mace dan saudara semua di Bumi Cenderawasih. Salam Papeda, Papua penuh damai, PSSI Jaya,” ujar Iwan Bule dalam video berdurasi 1 menit 21 detik itu.

Baca Juga :  Kota Jayapura Tidak PPKM, Operasi Yustisi Prokes Ditingkatkan

Tanggal 25 Mei selalu menjadi tanggal yang istimewa bagi tim Persipura Jayapura. Tepat 57 tahun silam, 25 Mei 1963 menjadi awal pertama nama Persipura didirikan.
Tim yang kini berusia lebih setengah abad itu telah melewati banyak kisah. Termasuk tinta emas yang telah diukir di kancah sepakbola tanah air, bahkan asia.

Khusus di era Liga Indonesia (Ligina) pertama sejak tahun 1994 hingga tahun 2020, Persipura memiliki beberapa catatan impresif. Bahkan prestasi yang diraih Persipura hingga saat ini sulit untuk diraih oleh kontestan sepakbola Indonesia lainnya.

Cenderawasih Pos merangkum beberapa rekor gemilang yang telah direngkuh oleh tim paling timur Indonesia itu.

Sejak Ligina pertama, Persipura Jayapura merupakan tim yang paling mentereng dengan koleksi gelar juara empat kali. Mutiara Hitam meraih bintang pertama pada tahun 2005. Kemudian disusul musim kompetisi 2008/2009, 2010/2011 dan 2013. Tim Mutiara Hitam juga berhasil membawa pulang trophy juara non resmi TSC 2016 silam.

Gelar juara Persipura ini diikuti oleh Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan Persija Jakarta yang pernah menjadi juara 2 kali.

Tak hanya menorehkan prestasi fantastis di sepakbola Indonesia. Persipura juga sempat mengguncang pentas sepakbola Asia (AFC) pada tahun 2014. Kala itu, Persipura sukses menjadi semifinalis AFC. 

Sayangnya langkah Persipura untuk mencapai babak puncak harus terhenti saat menghadapi wakil Kuwait, Al-Qadsia. Mutiara Hitam hancur lebur di dua leg. Di kandang lawan kalah 4-2, dan di markas sendiri takluk 0-6.

Meski begitu, keberhasilan Mutiara Hitam melaju ke semi-final adalah capaian tertinggi klub Indonesia yang belum sanggup disamai sampai detik ini. Apalagi tim yang menundukkan mereka adalah sang jawara di tahun itu. Di final, Al-Qadsia menang adu penalti lawan Erbil, klub dari Irak.

Rekor lain yang susah untuk dipecahkan oleh klub lain ialah penyumbang pemain terbaik sejak era Liga. Tercatat sudah lima kali pemain Persipura didapuk sebagai pemain terbaik Liga Indonesia.

Dimulai dari Ronny Wabia pada musim kompetisi 1995/1996. Predikat pemain terbaik seakan lekat hubungannya dengan Persipura. Christian Warobay berhasil menjadi pemain terbaik di tahun 2005 diikuti dengan tiga gelar pemain terbaik yang didapatkan Boaz Solossa pada 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.

Tentu repor apik itu tentu sangat susah untuk dipecahkan klub lain. Tercatat tim sekelas Persija Jakarta, PSIS Semarang, PSM Makassar, dan Sriwijaya FC hanya mampu menyumbangkan masing-masing dua kali gelar pemain terbaik.

Baca Juga :  Kerugian Rp 5 M, Api Berawal Anak Kecil Main Korek

Masih soal gelar individu pemain. Soal urusan pencetak 3 gol atau hattrick yang pernah dicetak oleh pemain masing-masing klub. Persipura juga menjadi rajanya, hingga musim 2020 (3 pekan) pemain Persipura telah mencatatkan 12 kali hattrick. Disusul Persela Lamongan yang pernah melakukan 11 kali, Persija Jakarta 10 kali dan Arema 9 kali.

Masih soal urusan gol, selain sebagai tim penyumbang pemain hattrick terbanyak, wajar bila Persipura juga menjadi tim paling subur.

Sejak kompetisi dibentuk secara profesional hingga kompetisi Shopee Liga 1 2020. Tercatat, anak-anak Mutiara Hitam telah mengoyak jaring gawang lawan sebanyak 1.034 gol.

Di posisi kedua soal urusan mencetak gol ada PSM Makassar dengan 961 gol, kemudian disusul Persija Jakarta di posisi ketiga dengan 942 gol. Kemudian posisi empat ada Persib Bandung dengan 861 gol, dan Arema FC 856 gol di posisi kelima.

Margin gol Persipura kala itu tidak lepas dari peran sang kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa yang mampu didapuk sebagai pencetak gol terbanyak dalam tiga musim. Tahun 2008/2009 Boaz menjadi top skor dengan 28 gol. Musim kompetisi 2010/2011, Boaz kembali menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan 22 gol. Tahun 2013, bapak lima anak itu mencetak 25 gol.

Rekor paling apik lainnya yang sulit dikejar oleh tim lain ialah catatan 37 pertandingan tanpa kekalahan. Prestasi itu diraih Persipura pada musim kompetisi 2008/2009 – 2010/2011. Arema menjadi tim yang sukses mematahkan rekor tak terkalahkan Persipura dengan skor 1-0. 

Selain sebagai tim dengan koleksi gelar juara terbanyak, Persipura juga merupakan satu dari tiga klub yang belum pernah degradasi dari kasta tertinggi sejak mengikuti Liga Indonesia edisi perdana. 

Dua klub lainnya adalah Persib Bandung dan Persija Jakarta, yang memiliki sejarah rivalitas tinggi. PSM juga sebenarnya tidak pernah terdegradasi, tapi pada 2011 pindah ikut ke IPL dan absen di ISL. Artinya, tiga tim itulah yang benar-benar senantiasa meramaikan kompetisi tingkat atas Indonesia.

Mencatatkan sebuah rekor tentu memiliki kebanggaan tersendiri, apalagi jika rekor yang diraih sangat susah untuk dipecahkan oleh siapapun. Hal itu yang membuat Persipura menjadi satu-satunya tim yang memiliki rapor yang sulit untuk disamai tim lain.

Tapi deretan rapor yahud Persipura ini tidak termasuk musim 1997/1998 yang terhenti karena krisis moneter dan musim 2015 yang mengalami suspend akibat dualisme kompetisi.***

Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano didampingi manajemen Persipura Jayapura saat berdoa bersama dengan Pdt. Mesackh Koibur yang merupakan pendiri pertama Persipura Jayapura di kediamannya di Angkasa, Selasa (26/5). (foto:Persipura for Cepos) 

Ketika Persipura Jayapura Merayakan Hari Jadinya ke-57 Tahun 

SENIN (25/5) kemarin, tim kebanggan masyarakat Papua, Persipura Jayapura merayakan ulang tahunnya ke-57 tahun. Apa saja yang dilakukan dalam perayaan HUT ini dan bagaimana sepak terjang tim berjuluk Mutiara Hitam ini ? Berikut laporannya.

Laporan: Erianto, Jayapura 

KETUA Umum Persipura, Benhur Tomi Mano didampingi Direktur Utama PT. Persipura Jayapura, Herat A. Kalengkongan, Manajer Persipura, Rudy Maswi, Sekretaris Umum Persipura, Rocky Bebena dan Asisten Manajer Persipura, Ridwan Bento Madubun mengunjungi kediaman salah satu pendiri Persipura, Pdt. Mesackh Koibur, di daerah Angkasa, Distrik Jayapura Utara,  Selasa (26/5).

Selain dalam rangka memperingati HUT Persipura Jayapura ke-57, kedatangan para petinggi tim berjuluk Mutiara Hitam ke kediaman Pdt. Mesackh Koibur juga untuk merayakan sang pendiri Persipura, Pdt. Mesackh Koibur yang ke-83 tahun. 

Di momen bahagia tersebut, BTM bersama petinggi Persipura lainnya juga berdoa bersama dengan Pdt. Mesackh Koibur untuk menaikan syukur atas pertambahan usia bagi Persipura maupun bagi sang pendiri Pdt. Mesackh Koibur. 

Dalam kunjungan itu, manajemen Persipura juga memberikan sembako dan mendengarkan cerita Pdt. Koibur mengenai awal mula berdirinya Persipura Jayapura pada tanggal 25 Mei 1963. 

Selain bersilaturahmi dengan Pdt. Koibur, manajemen Persipura juga menyambangi kediaman salah satu tokoh Persipura yaitu almarhum Bas Youwe. Di kediaman keluarga almarhum Bas Youwe, manajemen juga menyerahkan sembako. 

Bukan hanya para pendiri dan tokoh Persipura yang disambangi, manajemen Persipura juga menemui dua sponsorshipnya, yakni PT Bank Papua dan PT Freeport Indonesia di Jayapura.
Untuk PT. Freeport dan PT. Bank Papua, manajemen Persipura membagikan 2000 masker yang nantinya akan diberikan kepada para karyawan serta suporter Persipura The Karaka’s.

Dalam momen ulang tahun di tengah pandemi Covid-19, Persipura Jayapura juga menerima video ucapan selamat ulang tahun dari sang pelatih Jacksen F Tiago. Menariknya, bukan hanya Jacksen yang memberikan ucapan selamat. Sejumlah mantan juru taktik Persipura seperti Amilton Oliveira, Jafri Sastra, Petet Butler, Luciano Leandro, Osvaldo Lessa dan Alfredo Vera juga ikut memberikan ucapan selamat ulang tahun.

Tak ktinggalan, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule turut menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Persipura.

“Saya ketua umum PSSI, selamat hari jadi ke 57 untuk Persipura Jayapura, tim Mutiara Hitam kebanggan masyarakat Papua. Semoga makin sukses dan Jaya dalam mewarnai sepakbola Indonesia, salam hangat untuk kaka, pace-mace dan saudara semua di Bumi Cenderawasih. Salam Papeda, Papua penuh damai, PSSI Jaya,” ujar Iwan Bule dalam video berdurasi 1 menit 21 detik itu.

Baca Juga :  Kota Jayapura Tidak PPKM, Operasi Yustisi Prokes Ditingkatkan

Tanggal 25 Mei selalu menjadi tanggal yang istimewa bagi tim Persipura Jayapura. Tepat 57 tahun silam, 25 Mei 1963 menjadi awal pertama nama Persipura didirikan.
Tim yang kini berusia lebih setengah abad itu telah melewati banyak kisah. Termasuk tinta emas yang telah diukir di kancah sepakbola tanah air, bahkan asia.

Khusus di era Liga Indonesia (Ligina) pertama sejak tahun 1994 hingga tahun 2020, Persipura memiliki beberapa catatan impresif. Bahkan prestasi yang diraih Persipura hingga saat ini sulit untuk diraih oleh kontestan sepakbola Indonesia lainnya.

Cenderawasih Pos merangkum beberapa rekor gemilang yang telah direngkuh oleh tim paling timur Indonesia itu.

Sejak Ligina pertama, Persipura Jayapura merupakan tim yang paling mentereng dengan koleksi gelar juara empat kali. Mutiara Hitam meraih bintang pertama pada tahun 2005. Kemudian disusul musim kompetisi 2008/2009, 2010/2011 dan 2013. Tim Mutiara Hitam juga berhasil membawa pulang trophy juara non resmi TSC 2016 silam.

Gelar juara Persipura ini diikuti oleh Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Persib Bandung, Sriwijaya FC dan Persija Jakarta yang pernah menjadi juara 2 kali.

Tak hanya menorehkan prestasi fantastis di sepakbola Indonesia. Persipura juga sempat mengguncang pentas sepakbola Asia (AFC) pada tahun 2014. Kala itu, Persipura sukses menjadi semifinalis AFC. 

Sayangnya langkah Persipura untuk mencapai babak puncak harus terhenti saat menghadapi wakil Kuwait, Al-Qadsia. Mutiara Hitam hancur lebur di dua leg. Di kandang lawan kalah 4-2, dan di markas sendiri takluk 0-6.

Meski begitu, keberhasilan Mutiara Hitam melaju ke semi-final adalah capaian tertinggi klub Indonesia yang belum sanggup disamai sampai detik ini. Apalagi tim yang menundukkan mereka adalah sang jawara di tahun itu. Di final, Al-Qadsia menang adu penalti lawan Erbil, klub dari Irak.

Rekor lain yang susah untuk dipecahkan oleh klub lain ialah penyumbang pemain terbaik sejak era Liga. Tercatat sudah lima kali pemain Persipura didapuk sebagai pemain terbaik Liga Indonesia.

Dimulai dari Ronny Wabia pada musim kompetisi 1995/1996. Predikat pemain terbaik seakan lekat hubungannya dengan Persipura. Christian Warobay berhasil menjadi pemain terbaik di tahun 2005 diikuti dengan tiga gelar pemain terbaik yang didapatkan Boaz Solossa pada 2008/2009, 2010/2011, dan 2013.

Tentu repor apik itu tentu sangat susah untuk dipecahkan klub lain. Tercatat tim sekelas Persija Jakarta, PSIS Semarang, PSM Makassar, dan Sriwijaya FC hanya mampu menyumbangkan masing-masing dua kali gelar pemain terbaik.

Baca Juga :  Pemilik Ganja Sudah  Ditetapkan Tersangka

Masih soal gelar individu pemain. Soal urusan pencetak 3 gol atau hattrick yang pernah dicetak oleh pemain masing-masing klub. Persipura juga menjadi rajanya, hingga musim 2020 (3 pekan) pemain Persipura telah mencatatkan 12 kali hattrick. Disusul Persela Lamongan yang pernah melakukan 11 kali, Persija Jakarta 10 kali dan Arema 9 kali.

Masih soal urusan gol, selain sebagai tim penyumbang pemain hattrick terbanyak, wajar bila Persipura juga menjadi tim paling subur.

Sejak kompetisi dibentuk secara profesional hingga kompetisi Shopee Liga 1 2020. Tercatat, anak-anak Mutiara Hitam telah mengoyak jaring gawang lawan sebanyak 1.034 gol.

Di posisi kedua soal urusan mencetak gol ada PSM Makassar dengan 961 gol, kemudian disusul Persija Jakarta di posisi ketiga dengan 942 gol. Kemudian posisi empat ada Persib Bandung dengan 861 gol, dan Arema FC 856 gol di posisi kelima.

Margin gol Persipura kala itu tidak lepas dari peran sang kapten Persipura Jayapura, Boaz Solossa yang mampu didapuk sebagai pencetak gol terbanyak dalam tiga musim. Tahun 2008/2009 Boaz menjadi top skor dengan 28 gol. Musim kompetisi 2010/2011, Boaz kembali menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan 22 gol. Tahun 2013, bapak lima anak itu mencetak 25 gol.

Rekor paling apik lainnya yang sulit dikejar oleh tim lain ialah catatan 37 pertandingan tanpa kekalahan. Prestasi itu diraih Persipura pada musim kompetisi 2008/2009 – 2010/2011. Arema menjadi tim yang sukses mematahkan rekor tak terkalahkan Persipura dengan skor 1-0. 

Selain sebagai tim dengan koleksi gelar juara terbanyak, Persipura juga merupakan satu dari tiga klub yang belum pernah degradasi dari kasta tertinggi sejak mengikuti Liga Indonesia edisi perdana. 

Dua klub lainnya adalah Persib Bandung dan Persija Jakarta, yang memiliki sejarah rivalitas tinggi. PSM juga sebenarnya tidak pernah terdegradasi, tapi pada 2011 pindah ikut ke IPL dan absen di ISL. Artinya, tiga tim itulah yang benar-benar senantiasa meramaikan kompetisi tingkat atas Indonesia.

Mencatatkan sebuah rekor tentu memiliki kebanggaan tersendiri, apalagi jika rekor yang diraih sangat susah untuk dipecahkan oleh siapapun. Hal itu yang membuat Persipura menjadi satu-satunya tim yang memiliki rapor yang sulit untuk disamai tim lain.

Tapi deretan rapor yahud Persipura ini tidak termasuk musim 1997/1998 yang terhenti karena krisis moneter dan musim 2015 yang mengalami suspend akibat dualisme kompetisi.***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya